NovelToon NovelToon
Perfect Love Revenge

Perfect Love Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Mengubah Takdir
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Rania, seorang gadis desa yang lembut, harus menanggung getirnya hidup ketika Karmin, suami dari tantenya, berulang kali mencoba merenggut kehormatannya. Belum selesai dari satu penderitaan, nasib kembali mempermainkannya. Karmin yang tenggelam dalam utang menjadikan Rania sebagai pelunasan, menyerahkannya kepada Albert, pemilik sebuah klub malam terkenal karena kelamnya.

Di tempat itu, Rania dipaksa menerima kenyataan pahit, ia dijadikan “barang dagangan” untuk memuaskan para pelanggan Albert. Diberi obat hingga tak sadarkan diri, Dania terbangun hanya untuk menemukan bahwa kesuciannya telah hilang di tangan seorang pria asing.

Dalam keputusasaan dan air mata yang terus mengalir, Rania memohon kepada pria itu, satu-satunya orang yang mungkin memberinya harapan, agar mau membawanya pergi dari neraka yang disebut klub malam tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 9

“Ron, sarapan yuk di luar.”

Suara riang Airish memecah keheningan di ruang kerja eksekutif itu. Kedatangan saudara kembarnya yang tiba-tiba biasanya disambut dengan sikap acuh tak acuh oleh Airon, namun kali ini ada sesuatu yang menghantam kesadaran Airon seperti godam.

Deg!

Seketika, bayangan Rania yang meminum kopi bergelas-gelas semalam melintas di benaknya. Ia baru menyadari satu hal yang luput dari perhatiannya yang egois: Rania belum makan sejak kemarin siang. Di vila itu tidak ada persediaan makanan, dan ia telah membiarkan gadis itu kelaparan dalam sangkar emasnya sendiri.

“Jadi, karena itu dia terus meminum kopi?” gumam Airon lirih. Semalam ia sempat mengira Rania hanya terlalu antusias menonton televisi hingga sengaja mengonsumsi kafein agar tidak mengantuk. Ternyata, itu adalah cara putus asa untuk meredam lambung yang melilit.

“Ron, kamu kenapa? Kok malah melamun?” Airish mengerutkan kening, merasa diabaikan.

Airon tidak menjawab. Ia segera meraih ponselnya dan menghubungi Ergan. "Masuk ke ruangan saya sekarang."

Tak lama, Ergan muncul. "Iya, Tuan?"

“Undur meeting pagi ini dengan Pak Prayoga. Katakan saya ada urusan darurat yang tidak bisa ditinggalkan,” perintah Airon mutlak.

Ergan tertegun sejenak. Pak Prayoga adalah klien besar, namun melihat kilat di mata bosnya, ia tahu membantah bukanlah pilihan. "Baik, Tuan. Akan saya jadwal ulang."

Airon kemudian meraih secarik kertas, mencoretkan alamat vila rahasianya, lalu menyerahkannya pada Ergan. “Pesan makanan terbaik. Jangan lewat aplikasi. Kamu sendiri yang beli dan antar ke alamat ini sekarang juga. Pastikan makanannya bergizi dan enak.”

Ergan menerima kertas itu dengan dahi berkerut. Vila? Itu adalah properti yang dibeli Airon tiga tahun lalu dan hampir tidak pernah dikunjungi. Untuk siapa makanan mewah itu? Apakah sang Bos Berdarah Dingin itu menyimpan seseorang di sana?

“Baik, Tuan,” sahut Ergan pasrah, meski benaknya dipenuhi ribuan tanya.

Perjamuan di Hotel Bintang Lima

Di sebuah restoran mewah hotel bintang lima, Airish dan Airon duduk berhadapan. Suasana elegan dengan denting alat makan perak tidak cukup untuk mencairkan ketegangan di wajah Airon.

“Seharusnya kamu tidak memecat sekretarismu tadi, Ron,” buka Airish sambil memotong steak premiumnya. “Itu bukan sepenuhnya salah dia.”

“Aku tidak membayar orang bodoh untuk bekerja di perusahaanku,” jawab Airon dingin. “Tugasnya adalah menyaring siapa yang boleh masuk. Jika Sintya bisa menerobos begitu saja, artinya dia tidak kompeten.”

“Tapi yang salah itu Sintya, Ron! Dia memang keras kepala. Janganlah terlalu kejam, itu sudah sekretaris keberapa yang kamu buang tahun ini?”

Airon menatap kembarannya dengan mata sekeras es. “Apa yang sudah kubuang, tidak akan pernah kupungut lagi. Topik ini selesai, Airish.”

Airish menghela napas panjang. Ia tahu persis, sekali Airon menarik garis, tidak akan ada yang bisa menghapusnya. Sifat keras kepala itu adalah warisan keluarga yang mengalir kental di nadi mereka.

Sementara itu, Ergan tiba di depan vila yang sunyi. Ia melangkah ragu menuju pintu utama.

Ting tong!

Pintu terbuka, dan detik itu juga napas Ergan seolah terhenti. Seorang wanita cantik yang begitu memukau berdiri di hadapannya. Rambutnya sedikit berantakan, dan matanya memancarkan ketakutan sekaligus harapan.

“Tuan sudah pulang?” tanya Rania lembut. Namun saat menyadari yang berdiri di sana bukan Airon, ia refleks hendak menutup pintu.

“Tunggu! Saya asisten Tuan Airon,” cegat Ergan cepat. “Beliau menyuruh saya mengantarkan makanan ini untuk Anda.”

Rania tertegun. “Tuan Airon yang menyuruh?”

“Benar, Nona. Ini untuk Anda.” Ergan menyerahkan bungkusan tas kertas berlogo restoran ternama.

“Terima kasih banyak, Tuan,” ucap Rania tulus.

Ergan mengangguk sopan lalu berbalik menuju mobilnya. Sepanjang perjalanan pulang, otaknya bekerja keras. Siapa gadis itu? Bagaimana bisa Airon, pria yang dikenal tidak tersentuh oleh cinta, menyembunyikan wanita seindah itu di tempat terpencil? Namun sebagai orang kepercayaan, Ergan tahu kapan harus bertanya dan kapan harus bungkam.

Rania membuka bungkusan itu dengan tangan gemetar. Aroma daging panggang dan bumbu rempah mewah menyeruak, membuat air liurnya menetes. Ia menyuap potongan daging sapi panggang itu dan seketika air matanya jatuh.

“Enak sekali...” isaknya sambil mengunyah. Tubuhnya bergoyang pelan, merasakan kebahagiaan sederhana dari rasa kenyang yang sudah lama tidak ia rasakan.

Namun, rasa nikmat itu membawa ingatan pahit tentang desanya. Ia teringat Bibinya. Saat lebaran tiba, mereka sering kali harus mengunci pintu rapat-rapat, pura-pura tidak ada di rumah karena tak punya uang untuk menjamu tamu. Semua uang simpanan Bibinya habis di meja judi oleh Karmin. Mereka hanya makan daun singkong pemberian tetangga dalam kesunyian yang mencekam.

Tak ingin tenggelam dalam kesedihan, Rania bangkit. Ia memutuskan untuk membalas kebaikan Airon dengan membersihkan seluruh vila. Ia menyapu, mengepel, dan menata setiap sudut hingga vila itu berkilauan. Tanpa terasa, malam telah jatuh.

Rania yang kelelahan tertidur pulas di kamar atas. Ia sedang bermimpi indah, sebuah mimpi di mana ia berlari di padang rumput tanpa beban, hingga sebuah teriakan menggelegar menghancurkan dunianya.

“Rania....!!!”

Rania tersentak bangun. Jantungnya berpacu liar. Ia hampir terjatuh dari ranjang karena rasa linglung yang hebat.

“Iya, Tuan!” sahutnya parau, berlari menuju kamar utama Airon.

“Ada apa, Tuan?” tanya Rania dengan napas memburu saat tiba di depan pintu kamar Airon.

Airon berdiri di tengah ruangan, matanya menatap tajam ke arah meja kerja dan tatanan pakaian yang telah rapi. “Kamu yang merapikan kamar saya?!”

“I... iya, Tuan. Saya hanya ingin membantu...” jawab Rania terbata-bata.

“Siapa yang suruh kamu membersihkan mejaku?!” bentak Airon, suaranya naik satu oktav.

Rania menunduk dalam, air mata mulai menggenang. “Tidak ada yang menyuruh, Tuan. Saya hanya...”

Airon melangkah maju, mencengkeram pipi Rania dengan kasar, memaksanya menatap mata yang penuh amarah itu. “Dengar baik-baik. Lain kali kalau saya tidak menyuruh, jangan pernah berani menyentuh barang-barang saya! Mengerti?!”

“Baik, Tuan... saya minta maaf,” isak Rania. Air matanya kini luruh, membasahi jemari Airon yang mencengkeramnya.

Airon melepaskan cengkeramannya dengan sentakan. “Bagus! Sekarang pergi dari sini!”

Rania berlari keluar dengan hati yang hancur. Ia tidak mengerti. Tadi pagi pria itu mengiriminya makanan mewah seolah peduli, namun malam ini ia memperlakukannya seperti sampah hanya karena sebuah bantuan kecil. Rania menyadari satu hal: di mata Airon, ia bukanlah manusia, melainkan sekadar benda miliknya yang tidak punya hak untuk melakukan apa pun tanpa perintah.

1
Dew666
💎💎💎💎💎
Bintang Nabila
bagus sih ini. kita kayak nonton drama, aku bisa bayangin adengannya. untuk author keren sih
Lingga Ganesa
mantappuuuuuu thorrrrrrr
Ririn Wati
Good novel thor
Syifa Nabila
Keren sih ini
Bestreetg
karya author is the best
Lela Alela
🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Delisa
Bagus banget jalan ceritanya kak author
Delisa
Bagus banget jalan ceritanya kak author
partini
ya kalau dah merasa kamu sebagai asisten ya harus menjaga dong ,be smart don't be stupid lah Edgar
masa tangan kanan ga punya rencana 🤦🤦
Ariany Sudjana
apapun yang terjadi Rania, tetap percaya sama Airon, apalagi sudah ada calon pelakor hadir di kantor
Ariany Sudjana
puji Tuhan, hubungan Rania dan Airon sudah lebih baik dan mereka saling mencintai 😄
partini
ko sama Thor
Ariany Sudjana
ini gimana sih penulisnya, bab 21 dan 22, kok sama isinya? hanya sedikit beda di akhir
Ariany Sudjana
semoga Rania tetap sabar yah mendampingi Airon, apalagi sekarang pelakor murahan sudah muncul, pasti akan selalu meneror Riana
Ariany Sudjana
foto itu foto masa kecil Airon dan Rania yah?
partini
ini Casanova patah hati karena wanita weleh 😂😂😂😂
partini
apa Arion Suka lobang sana sini yah 🙄agak lupa TK kira dia frustasi Karnena di tinggal cewenya
partini
pawangnya di temukan kuntinya berdatangan 😂😂😂
Mayya
Best sih menurut aku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!