NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Cupu

Pembalasan Istri Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Janda / Selingkuh / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Nurr

"Pembalasan istri cupu" adalah cerita tentang seorang wanita yang telah lama merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh suaminya. Namun, dia tidak lagi mau menjadi korban keadaan. Dengan tekad dan keberanian, dia memutuskan untuk membalas perbuatan suaminya dengan cara yang tidak terduga.

Dia mulai dengan meningkatkan penampilannya, mengembangkan bakatnya, dan membangun dirinya sendiri. Dia juga mencari dukungan dari orang-orang yang peduli padanya dan belajar untuk mencintai dirinya terlebih dahulu.

Pembalasan ini tidak hanya tentang membalas perbuatan suaminya, tetapi juga tentang menunjukkan dirinya sebagai wanita yang kuat dan mandiri. Dia ingin membuktikan bahwa dia tidak hanya menjadi istri yang patuh, tetapi juga seorang wanita yang berani dan berdaya.

Melalui perjalanan pembalasan ini, dia menemukan dirinya sendiri dan belajar untuk mengambil kendali atas hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Nurr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Dan ketika dia melihat rumah Nanda yang berada di komplek elit, membuat dia semakin gencar saja ingin mendekati laki-laki itu.

“Tante...” Riska bersalaman kepada Erma.

“Ya ampun kamu cantik banget!” Puji Erma kepada wanita itu, seolah dia lupa jika ada seseorang di sampingnya yang tak lain adalah menantunya sendiri, wanita bernama Amel, yang selama 15 tahun menemani putranya. Bahkan selama 15 tahun tinggal bersama Erma, sekalipun Amel, tidak pernah dipuji oleh wanita tersebut. Selain hinaan dan cacian, dia tidak pernah mendengar kata lain dari mulut Erma.

Erma dan Riska kemudian Cipika cipiki, dan ketika Riska melihat Amel, seketika darahnya naik,, dia ingat ketika ditampar oleh wanita itu kemarin.

 

Nanda sendiri, meminta istrinya itu untuk bersikap ramah dalam memberikan kode pada matanya. Tapi Amel masih tetap pada pendiriannya. “Gundik” ,  Gumam Amel dan gerakan matanya itu dilihat oleh Riska.

 

Riska menggertak rasanya dia ingin menyobek mulut amel yang tidak sopan. "Dia mengataiku gundik! Akan kupastikan suaminya besok akan menjadi milikku!" Batin wanita itu.

 

Mereka sempat mengobrol sebentar, membicarakan beberapa pekerjaan, yang sebenarnya tidak dimengerti oleh Amel ataupun Erma, Nanda dan juga Riska sibuk pada obrolan mereka berdua melupakan dua orang lainnya yang ada di ruangan itu.

 

"Oh iya, sebaiknya kita makan yuk!" ajak Erma, Sebenarnya dia bosan juga mendengar Nanda dan juga Riska mengobrol tentang perusahaan, wong dia kerjaannya main Facebook, jadi dia mana tahu tentang struktur perusahaan atau tentang kerja kantoran,  jadi daripada dia pusing, lebih baik dia mengajak wanita itu untuk segera makan saja.

Riska mengekor, dia sendiri membawa beberapa oleh-oleh untuk Erma. Dan dengan sigap Erma mengambilnya tadi.

"Wah tante masak ini semua?" tanya Riska kepada wanita itu.

Dan dengan bangganya Erma mengakui jika masakan yang tertera di atas meja itu adalah masakannya sendiri. Padahal jelas-jelas wanita itu membelinya tadi. "Iya dong! Tante sengaja masa kini semua, kan Tante nggak tahu kamunya suka yang mana, jadi tante memutuskan untuk memasak berbagai macam menu." Ucap Erma bohong, Mana ada dia masak.

Dan Amel selama 15 tahun hidup bersama Erma, sekalipun wanita itu tidak pernah masuk ke dapur dan memasak. Kecuali masak untuk dirinya sendiri, "Ibu mengakui semua masakan ini dia yang buat, padahal ini kan beli!" Batin Amel.

Sebenarnya dari tadi wanita itu ingin meledak, apalagi mengetahui jika suaminya terus berdekatan dengan Riska. Menurutnya ini bukan hal yang wajar, Bukankah Riska dan juga suaminya hanya sebatas karyawan dan atasan. Tapi tentu saja semua itu sudah dipatahkan dengan kejadian kemarin malam, di mana Riska dan juga sang suami sedang anu.

Mereka semua Kemudian menikmati makanan di meja makan, dan Amel terus memperhatikan, wajah calon gundik suaminya itu. "Dengan percaya dirinya, Mas Nanda Dan Dia..." Gumam Amel, biasanya Jika dia melihat makanan enak di meja, dia pasti akan bersemangat. Tapi sekarang, boro-boro dia mau makan, Bagaimana bisa dia lahap.

Sedangkan sekarang di depannya sang suami begitu akrab dengan wanita lain. Bahkan Nanda, dia sampai suap-suapan dengan Riska di depan istrinya.

Rasanya, Amel ingin melempar sambal hijau yang sekarang tersimpan di atas meja. Rasanya dia ingin melempari Riska ingin memberitahu wanita itu jika dia harus tahu diri.

Tapi, dia tidak bisa melakukan itu. Bisa-bisa nanti Nanda  mengamuk kepadanya.

Sekitar hampir 2 jam setengah, Riska berada di dalam rumahnya, dia mengobrol panjang lebar bersama Erma bahkan sampai tukeran nomor. Dan setelah itu akhirnya wanita itu pulang.

 

“Aku anterin dia dulu!” Ucap laki-laki itu kepada Amel.

 

Amel diam. Dia langsung berdiri dan merapikan meja makan. Sedangkan Nanda dan juga Riska pergi ke depan.

Dan Erma, dia langsung pergi ke kamarnya, dia membawa semua oleh-oleh yang diberikan oleh Riska kepadanya. “Nah menantu tuh gini! Bawain oleh-oleh, ini baru calon loh. Gimana kalau misalkan nanti udah jadi, pasti dia ngasihnya lebih royal.” Batin Erma bahagia, dia melihat berbagai paper bag yang dibawakan oleh Riska. Dan demi Tuhan, saat ini dia menginginkan wanita itu untuk menjadi menantunya, menggantikan Amel yang tidak berguna.

“Lebih baik Riska ke mana-mana, daripada si Amel! Amel kan cuman pengangguran, dia cuman bisanya ngabisin uang suami, tapi Riska dia udah anak direktur.. masa depannya cerah, dia cantik dan juga royal! Emm -  emm Pokoknya dia adalah calon menantu idaman." Batin wanita itu berbangga hati.

 

Amel yang sedang merapikan piring-piring di wastafel merasa heran, Kenapa suaminya tidak kembali, Padahal dia sudah ingin mengamuk dan melontarkan kata-kata kasar atas sikap suaminya barusan, apakah pantas suaminya memperlakukan suami yang sedemikian rupa di depannya, "mau selingkuh terang-terangan banget! Seolah-olah dia benar-benar enggak butuh aku!" Batin wanita itu sambil berjalan ke depan, sekitar 15 menit, suaminya mengantar Riska tapi belum kembali lagi.

Dia berjalan, kemudian menuruni tangga rumahnya, ingin tahu suaminya ke mana. Tidak mungkin kan suaminya sudah masuk ke dalam kamar.

Dannnnnnnn.

"Nanti istri kamu lihat gimana ?" tanya wanita

 

Tapi Nanda, "nggak mungkin dia lihat! Sekarang dia lagi jadi babu, dia lagi cuci piring, kerjanya setiap hari memang kayak gitu, makanya aku tuh sebenarnya bosan banget sama dia, dia tuh nggak ada variasinya hidupnya, hidupnya monoton, ya kayak biasa ibu-ibu komplek di mana, kerjaannya cuman ke dapur, sama ngisek toilet, dia jauh banget sama kamu" ucap Nanda

Mereka lagi-lagi, sedang bertukar saliva.

Amel terdiam, apa kata suaminya tadi, dia menjelek-jelekannya di depan wanita lain. "Keterlaluan!" Batin Amel.

Suara dari mulut keduanya membuat Amel sakit kepala. Mereka bertukar saliva di belakang mobil, sedangkan Amel berdiri di tangga, rasanya wanita itu ingin melempar vas bunga yang ada di depannya, tapi "Dia bilang tidak butuh aku lagi? Dasar laki-laki tidak berguna! Apa dia tidak tahu selama ini aku berkorban banyak, Aku bahkan meninggalkan keluargaku yang kaya raya, hanya demi hidup sama dia," batin Amel, wanita itu mengelus dadanya, kemudian masuk ke dalam.

 

Hatinya terlalu sakit, mendengar suara decakan dari mulut keduanya saja, membuatnya hilang akal. Demi Tuhan Dia sangat mencintai Nanda, dia ingin dicintai lagi seperti dulu, dia ingin cinta mereka sama dan setara, bahkan ia rela tinggal bersama Nanda dan ibunya, Amel tidak mengungkap tentang keluarganya. Bahkan saat mereka menikah, Amel hanya diwakili oleh adik dari papanya.

"Dia tega!" Batin Amel.

Padahal sekarang cucian piring sedang menumpuk, bekas makan mereka juga belum dirapikan semua, tapi wanita itu memilih masuk ke dalam kamar putrinya.

“Ibu kenapa?” tanya Bulan kepada sang ibu.

Tapi Amel bungkam, dia tidak menjawab pertanyaan sang anak. “Malam ini Ibu tidur di sini! Di kamar ibu Ada bagong,”

“Hah?” Bulan menautkan alis, “Bagong peternakan?”

Gadis itu memiringkan kepalanya, tapi sang Ibu sudah tertidur lelap... “Hah, apa ibu berantem lagi sama ayah?” Gumam Bulan.

 

Dia melihat, jika sekarang Ibunya memunggunginya. Padahal tanpa dia tahu, sekarang saat ibu sedang menangis tersedu-sedu, mengingat pengorbanan dia selama ini, ternyata hanya dibalas seperti ini oleh Nanda.

1
Aki
Aku suka banget sama twist yang ada di cerita, semoga semakin menarik aja nanti!
Kinah Parinduri: Iya kakak tunggu bab selanjutnya ya
total 1 replies
Iolanthe
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Kinah Parinduri: Tunggu terus kelanjutannya ya kakak
total 1 replies
Fiqri Skuy Skuy
Menarik perhatian.
Kinah Parinduri: semoga kakak kakak pada suka ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!