TERJEBAK DI HALAMAN CINTA

"Mei len.. bagai mana bisa dia bertemu dengan ku dalam keadaan seperti itu, ?" tanya putra mahkota Rui.

"Dia di jebak oleh sodara tirinya, dan sodara tirinya juga lah yang telah membuat keadaan anda seperti malam itu, " ujar Jun menjelaskan.

"Maksudnya, ?" tanya putra mahkota Rui karna dia belum bisa memahami masalah sebenarnya.

"Sodara nona Mei len mencoba menjebak anda agar anda meniduri nya, dan dia menjebak nona Mei len agar tidur bersama orang yang sudah dia bayar.. selama ini sodara nona Mei len menginginkan agar pertunangan tuan dengan nya bukan dengan nona Mei len, namun pihak istana menolak keras karna dia hanya anak seorang selir, sedangkan nona Mei len adalah putri sah jenderal Max, " ujar Jun menjelaskan panjang lebar pada junjungannya itu.

"Kurang ajar.. beraninya dia yang hanya seorang anak selir ingin menjebak ku, " ujar putra mahkota Rui dengan marah.

"Tuan ada berita lain lagi tentang nona Mei len, " ujar Jun.

"Katakan lah, " ujar putra mahkota Rui memeberikan perintah.

"Selama ini nona Mei len selalu di tindas oleh sodara tiri berikut ibu tirinya, bahkan dia sering di pukuli hingga jatuh sakit, " ujar Jun.

"Biadab.. bagai mana bisa putri sah di perlakukan seperti itu, apakah Jendral Max tak melarang nya, ?" tanya putra mahkota Rui dengan marah.

"Meraka melakukan penindasan saat jenderal Max berada di luar, dan ketika jenderal Max kembali, mereka akan bersikap baik pada nona Mei len, " jawab Jun.

"Apakah Mei len tak pernah memberi tahu kan semua yang dia alami pada jendral Max, " tanya putra mahkota Rui.

"Tidak Tuan.. sebab kalau nona Mei len berani mengadukan perlakuan mereka, maka nona Mei len akan mendapatkan hukuman yang lebih berat, bahkan nona Mei len juga sering kali tak di berikan makan, " ujar Jun lagi memberikan laporannya.

Terlihat wajah putra mahkota Rui sudah memerah karna menahan amarah, putra mahkota Rui tak menyangka jika nasib sang tunangan yang tak pernah dia temui itu begitu sangat menyakitkan.

"Jun, mulai sekarang kamu awasi setiap pergerakan ibu tiri dan sodara tiri dari tunangan ku, dan tetap kerahkan juga para pengawal khusus untuk tetap mencari keberadaan tunangan ku hingga di temukan, " ujar putra mahkota Rui memberikan perintah nya yang tak bisa di bantah oleh siapapun, dan putra mahkota Rui juga akan menemui sang ayah untuk membicarakan masalah ini.

"Baik Tuan, " jawab pengawal Jun sambil berlalu pergi dari ruangan putra mahkota Rui.

 "Mulai sekarang.. siapapun yang menyakiti mu, maka akan berhadapan dengan ku, akan ku pastikan orang yang menyakiti mu selama ini, dia akan mendapatkan rasa sakit sepuluh kali lipat dari yang kamu rasakan, " gumam putra mahkota Rui dengan penuh tekad.

……………

"Jelaskan padaku kenapa putri ku bisa sampai lari dari rumah, " ujar jenderal Max dengan wajah merah padam karna menahan marah.

"Suami ku.. kau tak tau bagai mana liar nya putri mu itu saat kau tak ada, dia selalu pergi dengan sembarang pria sesuka nya sendiri, " ujar nyonya Cang tanpa beban dan tanpa rasa bersalah memfitnah Mei len.

"Aku meminta kejujuran, bukan sebuah cerita yang kau karang, " ujar jenderal Max dengan dingin.

"Aku tau putri ku seperti apa, jadi jangan coba-coba untuk menjelekkan nya di depan ku, " ujar jenderal Max menambahkan kata-kata nya yang masih dengan nada dingin nya.

"Su. suami ku.. apa.. apa maksud mu, ?" tanya nyonya Cang dengan gugup.

"Jangan kau pikir aku ini bodoh Cang, " bentak jenderal Max.

"Tidak.. tidak.. bukan begitu suami ku, " ujar nyonya Cang dengan gugup.

"Keluar kau dari ruangan ku, " ujar jenderal Max tanpa melihat ke arah nyonya Cang.

"Tapi suam..

"KELUAR, " bentak jenderal Max memotong kata-kata nyonya Cang.

"Ba.. baik suami ku, " jawab nyonya Cang dengan gugup serta tubuh yang bergetar.

"Kurang ajar.. lihat saja aku akan membunuh anak mu itu, " gerutu nyonya Cang dalam hati nya.

Nyonya Cang pergi meninggalkan ruang kerja jenderal Max menuruti perintah jenderal Max, dan dia menggerutu sambil serta mengabsen semua kebun binatang dalam hatinya, dia pun sudah merencanakan ide-ide gila untuk kembali melukai Mei len.

"Ang, " panggil jenderal Max pada pengawal kepercayaan nya.

"Saya jenderal, " jawab Ang.

"Bagaimana,? informasi apa yang kau dapatkan selama aku pergi bertugas,? " tanya jenderal Max.

"Saya bingung harus memulai nya dari mana jenderal, " ujar Ang penuh keraguan.

"Katakan lah.. aku akan mendengarkan dan tak akan menyela, " ujar jenderal Max.

"Tuan.., " ujar Ang yang masih ragu untuk bercerita.

"Ceritakan semuanya Ang, kau mengikuti sudah lama.. kenapa kau bersikap seperti itu, ? sungguh tak pantas orang kepercayaan seorang jenderal Max penuh keraguan, " ujar jenderal Max.

"Maaf Tuan.. sebenarnya, sebenarnya.. selama ini nona besar selalu di perlakukan secara tidak layak oleh nyonya Cang dan juga nona Mei ling.. bahkan terkadang para pelayan akan bersikap kasar juga pada nona Mei len karna di perintahkan oleh nona Mei ling juga nyonya Cang, " ujar Ang memberikan informasi yang dia dapatkan.

Brakkk...

"KURANG AJAR, " bentak jenderal Max dengan menggebrak meja kerja nya.

"Ang.. kumpukan semua pelayan yang sudah menindas putri ku, lakukan semuanya diam-diam.. jangan biarkan wanita licik itu mengetahui nya, " perintah jenderal Max pada Ang bawahannya.

"Siap jenderal, " jawab Ang sambil berlalu pergi dari ruang kerja jenderal Max.

"Maafkan aku sayang.. aku tak bisa menjaga amanah mu dengan baik, " ujar jenderal Max dengan nada sedih nya.

"Aku gagal.. Aku gagal... aku tak bisa menuruti keinginan terakhir mu, aku tak bisa menjaga buah hati kita.. aku terlalu larut dalam kesedihan atas kepergian mu, hingga aku pergi ke perbatasan untuk berperang dengan tujuan agar aku bisa mengurangi rasa sakit ku.. hiks.. hiks.. namun keputusan ku salah.. hiks.. karna keputusan ku itu, aku menjadi ayah yang tak berguna untuk putri kita.. dan aku telah membuat putri kita menderita, " ujar jenderal Max yang meratap sedih atas keputusan yang dia ambil.

…………

"Bibi.. bibi, " panggil Mei len yang tak mendapati keberadaan Chi lan.

"Kemana bibi Chi lan sebenarnya, " ujar Mei len lagi sambil keluar dari gubuk reyot itu. Mei len terus berjalan hinga tiba-tiba dia mendengar keributan dari arah depan.

"Kurang ajar, dasar kau wanita pembawa sial.. berikan buah-buahan itu padaku, " ujar seorang wanita sambil mendorong tubuh ringkih Chi lan.

"Tidak ibu.. ini milik ku, buah-buahan ini sengaja aku cari untuk nona muda ku, " jawab Chi lan dengan memeluk buah-buahan itu erat.

"Sialan.. aku ibu mertua mu, sudah sepantasnya kau berbakti kepadaku, " ujar wanita tua itu, yang tak lain adalah nyonya tua Mo ibu mertuanya Chi lan.

"Bukan kah ibu bilang kita sudah tak memiliki ikatan apapun, " ujar Chi lan takut-takut.

Plaakkk..

Plaakkk..

"Berani ya kau sekarang melawan ku, " ujar nyonya tua Mo dengan menampar kedua pipi Chi lan.

"Rasakan ini, " ujar nyonya tua Mo yang akan menampar Chi lan lagi.

Grepp..

UDAHAN DULU YA NEXT TIME KITA KETEMU LAGI DI BAB SELANJUTNYA.