NovelToon NovelToon
Man Jadda Wajada

Man Jadda Wajada

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Cinta Murni
Popularitas:84.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Bagi Hasan, mencintai harus memiliki. Walaupun harus menentang orang tua dan kehilangan hak waris sebagai pemimpin santri, akan dia lakukan demi mendapatkan cinta Luna.

Spin of sweet revenge

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MJW32

Faris terpana melihat gadis yang dibawa Hasan. Begitu juga para santri yang ada di sana. Tatapan mereka sama. Mengagumi kecantikan Luna dan juga heran melihat Gus Hasan berjalan bersama seorang perempuan yang tidak mengenakan pakaian syar'i dan berjilbab panjang.

Tapi Faris akui, penampilan Luna masih sopan dan anggun, walaupun dia hanya mengenakan scarft sebagai penutup kepalanya.

"Kenalkan, ini adikku, Faris," ucap Hasan begitu tiba di depan adiknya yang kini sudah tersenyum sopan.

Luna tau adab bersalaman dengan para santri, jadi dia menyatukan kedua telapak tangannya di depan dadanya sambil tersenyum tipis.

"Halo, kak." Dalam hati Faris akui kenapa abangnya begitu tergila tergila dengan Luna. Cantiknya tidak bisa dibandingkan dengan Laila. Juga aura konglomeratnya bersinar banget.

"Halo, juga.," balas Luna dengan senyum ramahnya.

"Silakan masuk, kak. Umi sudah masak yang spesial buat Kak Luna," ucap Faris ramah.

Luna melihat Hasan yang tertawa pelan.

"Hari ini umi bisa masak yang pedas pedas."

Faris bengong melihat perubahan sikap abangnya. Lebih hangat.

Mana abangnya yang kaku, kalem dan datar?

Bukan hanya Faris yang terpaku melihat perubahan sikap Hasan, beberapa santri yang ada di sana juga melakukan hal yang sama..

Faris sampai lupa menyampaikan berita penting kalo kakek nenek mereka sudah datang dan sedang menunggu kedatangan Hasan dan Luna juga

Luna semakin gugup ketika langkahnya kian dekat.

"Tenang, saja. Jangan gugup begitu," ujar Hasan yang melihat Luna beberapa kali menggenggam kesepuluh jari jarinya ngga tenang.

Awalnya Hasan juga tenang, tapi setelah melihat kehadiran kakek neneknya dan tatapan tajam kedua sepuh itu, hati Hasan bergetar juga.

*

*

*

Siti Azizah langsung saja mengajak Hasan dan Luna, juga suami dan mertuanya ke ruang makan.

Dia sudah mengucapkan terimakasih pada Luna atas cake yang diberikan gadis itu.

Dalam hati uminya Hasan menyukai outfit yang dikenakan Luna.

Gadis kaya raya tapi mengerti di mana dia berada, batinnya.

Sementara mertuanya masih diam membeku, terutama umi suaminya.

"Umi masak ayam balado, nih. Agak pedas, spesial buat kamu." Dengan keibuan Umi Siti Azizah memberikan sepotong paha ayam yang berlumuran sambal ke piring Luna.

"Terimakasih, umi." Luna tersenyum lega melihat sambutan hangat uminya Hasan.

"Kamu tau kesukaan Luna?" tanya Nyai Hafiza heran.

"Hasan yang memberitau, umi," jawab Siti Azizah lembut.

Luna jadi teringat cerita Hasan. Semua berawal dari bakmi goreng pedas yang dipesan Luna untuk keluarga Hasan.

"Oooh....."

Perasaan Luna kurang nyaman dengan respon neneknya Hasan. Dari tadi neneknya Hasan mengamatinya demgan sangat serius dan terkesan kurang menyukainya. Entahlah, Luna merasa begitu.

Khusus untuknya, Hasan memberikannya pisau tipis, dari koleksi uminya.

Siti Azizah tersenyum melihat cara makan Luna yang elegan. Dia jadi teringat saat dulu bekerja di restoran terkenal di Paris. Rata rata gadis gadis kaya kelas atas yang jadi pengunjung tetap restorannya memiliki cara makan yang sama elegannya dengan Luna.

"Sudah lama mengenal Hasan?" tanya nenek Hasan lagi.

"Teman waktu SMA." Luna berusaha tetap tenang sambil mengiris tipis daging pada paha ayam balado dengan pisau. Kemudian menusuknya dengan garpu sebelum memasukkan ke mulutnya.

Luna juga ragu memanggil nenek atau kakek pada keduanya yang telanjur bersikap kaku dengannya.

"Sekarang masih hanya teman?" tanya Umi Hafizah lagi dengan intonasi yang agak ditekan.

Luma belum menjawab, dia menatap Hasan.

Jawab apa?

Masa aku yang ngasih tau mau diseriusin cucunya? Batin Luna berdebat dalam hati.

"Aku mau menjadikan Luna sebagai istri, Nek." Seakan mengerti isi pikiran Luna, Hasan segera menjawab pertanyaan neneknya.

Kakek dan neneknya saling tatap. Ada riak terkejut di gestur tubuh mereka.

"Luna mau jadi istri Hasan?"

Pertanyaan itu terdengar diucapkan dengan nada meremehkan di liang pendengaran Hasan.

"Sebenarnya Hasan sudah kami jodohkan."

Hasan menggenggam garpu dan sendoknya dengannya lebih kuat. Dia melirik Neneknya yang tampak sedang menatap Luna.

Sementara Luna berhenti mengunyah sesaat, kemudian dia tetap dengan tenang melanjutkannya. Sebenaranya dia tidak terlalu kaget karena sudah memprediksi kalo hal ini akan terjadi. Dia juga tau siapa yang dimaksud nenek Hasan sebagai jodoh laki laki itu.

"Umi.....," panggil Ali Wahab pelan.

"Jangan salah paham." Nyai Hafizah mengabaikan tatapan protes cucunya dan juga putranya.

"Hasan sudah disiapkan menjadi pimpinan pondok ini. Kamu sudah siap menjadi istrinya dan memikul tanggung jawab besar bersama Hasan?"

Luna masih mengiris dagingnya perlahan, menusuknya dengan garpu dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Dia tidak mau merasa diintimidasi.

Hening, belum juga mendengar jawaban dari Luna.

"Karena itu kami sudah mempersiapkan Laila sebagai istrinya Hasan. Tugas Laila bukan hanya sebagai istri, tapi dia juga akan berinteraksi dengan banyak orang sambil membagikan pengetahuan agamanya." nenek Hasan menghela nafas panjang sebelum meneruskan ucapannya.

"Karena itulah saya bertanya, apakah kamu benar benar mau jadi istri Hasan."

Hening.

Luna sadar kalo nenek Hasan tau kelemahannya. Memang dia belum siap menjadi istri dari pimpinan pondok. Dia hanya mau jadi istri Hasan. Bukannya Hasan juga sudah mengatakan kalo menginginkannya jadi istrinya saja, tanpa memintanya untuk berubah?

Tapi Luna tau kalo dia akan jadi sangat egois jika membiarkan Hasan melakukan itu. Luna juga tidak boleh asal bicara, karena hanya melihatnya saja Luna bisa tau nenek Hasan-wanita seusia omanya itu, sepertinya mengidap penyakit jantung yang cukup parah.

"Aku tidak apa apa tidak menjadi pemimpin pondok, nek. Ada Faris yang bisa menggantikan aku. Aku hanya ingin menikah dengan Luna."

Luna menatap Hasan yang barusan berucap begitu.

"Kamu tidak bisa begitu, Hasan." Suara Nyai Hafizah naik satu oktaf. Dia terkejut mendengar ucapan tak terduga cucunya.

"Tenanglah," bujuk Kyai Mukhtar pada istrinya.

Orang tua Hasan sama sama menghela nafas panjang.

"Saya akan belajar."

Kini semua tatap beralih menatap Luna.

Hasan menggelengkan kepalanya.

"Kamu sudah cukup belajarnya, Luna," sanggah Hasan sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku akan belajar agama sama kamu," jawab Luna. Mungkin sekarang, ganti dia yang mensupport laki laki itu. Apalagi Hasan sudah berani menyeberang, tidak seragu dulu.

Hasan masih menggeleng.

"Aku pasti akan membimbingmu, karena memang tugasku nanti sebagai suami kamu. Sebagai imam kamu. Tapi aku ngga akan membuat kamu merasa terpaksa dan tertekan. Kamu sudah membanggakan sebagai dokter."

Pipi Luna memanas mendengar ucapan lembut Hasan. Jantungnya pun berdegup kencang. Apalagi tatap teduh itu seakan ingin masuk lebih dalam.

"Kamu dokter?" tanya kakeknya Hasan-Kyai Mukhtar, agak terkejut. Dia sempat berprasangka kalo Luna gadis kaya raya yang hidup bermewah mewah di bawah bayang bayang keluarganya. Tanpa perlu bekerja, karena keluarganya sudah sangat mencukupkannya.

"Iya, kek. Luna dokter spesialis anastesi. Dia sudah terlalu sibuk di rumah sakit. Aku tidak ingin Luna direpotkan dengan urusan pondok. Aku juga mulai sibuk di pekerjaanku, karena itu aku mau mengundurkan diri jadi calon pimpiman pondok ," ucap Hasan panjang lebar.

1
Rahayu Ayu
Karya yg luar biasa Bagus
Herman Lim
tahan Hasan blm sah bntr lagi mgg Depan tapi kenapa harus kasih kunci skrg biar apa coba
anggita
👆👆2iklan
Elisabeth Ratna Susanti
seruuuu good job 👍
Elisabeth Ratna Susanti
waahhh top banget karya barunya 🥰👍
Rahma AR: makasih ya... 💪💪
total 1 replies
Zea Rahmat
bisa aja km riss🤣🤣🤣🤣🤣🤣tp emang bener sihhh
Rahmawati
hasan ini jg paket komplit, sama kayak Luna, cocok dah
Rahmawati
keren bgt hasan, udah ganteng, pinter masak lagi🥰😍
Tri Handayani
satu kata buat kamu hasan'Sempurna....
beruntungnya kamu luna.
Tri Handayani
luna adalah cobaan yg bang hasan cobain'ada-ada aja kamu fariz...
Tri Handayani
part yg mengandung kebanyakan gula thorrr'bisa diabetes thorrr...
Tri Handayani
ya ampun pagi-pagi udah d buat meleleh sama bang hasan.
Lailatunnasihah Nasihah
so sweeeeettttttty
maret
pingin pelukkk .. 😁😁😅🥰
Lusi Hariyani
bang hasan meleleh hati adek bang😍😄
Riana Efendi
Haduh pagi-pagi dibuat meleleh sama gus Hasan😍
Lusi Hariyani
wah...restu dh lengkap gasss haslun nikah minggu dpn😍💪
Yana Phung
ihhhh... nggak sabar menunggu part kalian halal 🙂🙂🙂
Yana Phung
manisnya pasangan ini
malu malu tapi mau 🤭🤭🤭
Yana Phung
ya ampun ke gap sama fariz 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!