menceritakan tentang seorang murid pindahan yang bernama Kim hyun yang pindah ke sekolah barunya yang bernama sekolah SMA CSB (CENTRAL SPORT BUSAN), awalnya kehidupannya lancar namun tampaknya dia tidak terlalu mengetahui tentang sisi gelap sekolah ini beserta kota ini maka dari itu kim Hyun mau tak mau harus mencari tahu tentang sisi gelap sekolah ini dan kota ini agar dirinya bisa menjalani kehidupan yang normal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilwa nuryansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
Kim Hyun dan Han Ji-soo meninggalkan minimarket. Wajah Ji-soo berseri-seri, kontras dengan ekspresi kelelahan Hyun.
Hyun: "Jadi, kita mau kemana, Ji-soo-ssi? Aku lapar."
Ji-soo: (Tersenyum misterius) "Ini rahasia. Ikuti saja aku. Kau baru di Busan, kan? Ada tempat yang harus kau kunjungi. Jaraknya tidak jauh dari sini."
Hyun hanya mengikuti Ji-soo yang berjalan penuh semangat. Setelah berjalan beberapa menit, mereka memasuki area yang jauh lebih ramai.
Hyun terkejut. Tempat itu dipenuhi **toko-toko kecil, *food stall*, dan gerobak makanan**. Dekorasi jalanan khas dengan **lentera-lentera** berwarna-warni yang siap menyala saat malam tiba. Udara dipenuhi aroma *tteokbokki* pedas dan *hotteok* manis.
Ji-soo:(Tertawa kecil melihat ekspresi takjub Hyun) "Ini adalah Jalan Nampodong! Sedang trending karena *street food*-nya yang legendaris dan suasananya yang ramai. Tempat yang sempurna untuk menghabiskan malam hari. Ayo, kita coba semuanya!"
Hyun:(Matanya berbinar) "Wah, ini luar biasa! Aku tidak pernah menyangka ada tempat seperti ini dekat sini. Terima kasih sudah membawaku."
Ji-soo:"Tentu saja! Itu adalah ucapan terima kasih karena kau sudah menolongku kemarin. Ayo kita mulai dari yang paling klasik."
Mereka menuju gerobak pertama, yang menjual **Tteokbokki**.
Ji-soo: "Paman, *tteokbokki* yang pedasnya sedang, dua porsi!"
Penjual:"Siap, Nak! Untuk pasangan tampan dan cantik ini, aku beri bonus *odeng*!"
Ji-soo dan Hyun saling pandang, canggung namun tersipu, lalu tertawa.
Hyun: "Terima kasih, Paman!"
Mereka mulai makan *tteokbokki* dengan tusuk sate.
Hyun: (Menggigit *tteok* pedas) "Hmm! Enak sekali! Tapi rasanya... pedas sekali, Ji-soo-ssi. Kau tidak kepedasan?"
Ji-soo: (Membuka matanya lebar-lebar) "Ah, ini baru pedas sedang, Hyun-ssi! Kau harus minum banyak air! Kau terlihat seperti naga yang mengeluarkan api!"
Mereka melanjutkan perjalanan. Mereka berbagi **Hotteok** panas yang meleleh di mulut, mencicipi **Twist Potato** yang renyah, dan mencoba **Eomuk (fish cake)** panas dari kuah kaldu.
Hyun: (Sambil mengunyah) "Aku rasa, dalam satu jam, berat badanku naik dua kilo. Tapi ini menyenangkan."
Ji-soo:"Aku senang kau menikmatinya. Semua masalah sekolah pasti hilang, kan?"
Mereka berhenti di depan sebuah toko es krim, menjual *ice cream cone* dengan berbagai rasa.
Ji-soo: "Terakhir, ayo kita makan penutup. Aku mau Vanilla, kau mau apa?"
Hyun: "Aku Chocolate!"
Mereka membeli es krim. Ji-soo, dengan senyum nakal, mengamati Hyun yang serius menikmati es krim cokelatnya.
Ji-soo: (Mendekat tiba-tiba) "Hyun-ssi, hidungmu ada cokelatnya!"
Hyun: "Benarkah?"
Sebelum Hyun sempat merespons, Ji-soo mencolek hidung Hyun dengan ujung es krim *vanilla*-nya.
Ji-soo:(Tertawa terbahak-bahak) "Gotcha! Rasakan itu!"
Wajah Hyun kini memiliki garis *vanilla* putih di hidungnya yang masih sedikit bengkak.
Hyun:(Wajah pura-pura marah) "Yaa! Han Ji-soo! Kau mencari masalah!"
Hyun mencoba membalas, mengincar pipi Ji-soo dengan es krim cokelatnya.
Ji-soo: (Tertawa dan berlari) "Tidak! Tidak akan!"
Hyun mengejarnya di antara keramaian Nampodong. Mereka berdua tertawa lepas, seperti sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta.
Setelah kejar-kejaran singkat, mereka kelelahan dan duduk di bangku.
Ji-soo:"Baiklah, Kita harus mengabadikan momen ini."
Ji-soo menarik Hyun ke **Photobooth** pinggir jalan (*self-photo studio*) yang sedang populer.
Mereka memilih beberapa properti lucu—kacamata hitam berlebihan, bando telinga kelinci, dan kumis palsu.
**Pose 1:** Wajah cemberut dengan kacamata hitam besar.
**Pose 2:** Keduanya menggunakan bando telinga kelinci, saling memajukan bibir (pose *aegyo*).
**Pose 3:** Hyun menopang wajahnya dengan kumis palsu, Ji-soo berpura-pura terkejut.
**Pose 4:** Hyun mencolek hidung Ji-soo dengan jari, membalas dendam es krim tadi.
**CEKREK! CEKREK!**
Mereka tertawa terbahak-bahak melihat hasil foto yang sangat konyol dan lucu. Ini adalah salah satu kenangan terindah Hyun sejak pindah ke Busan.
Sekarang sudah gelap. Jam menunjukkan pukul **19:00**.
Hyun: "Sudah malam. Kita harus pulang. Terima kasih banyak, Ji-soo-ssi. Aku sangat menikmati hari ini."
Ji-soo:"Aku juga, Hyun-ssi. Kau sangat menyenangkan. Hati-hati di jalan."
Mereka berjalan kembali. Di tengah perjalanan, candaan masih berlanjut.
Hyun: "Aku tidak akan pernah lupa foto *aegyo* kita tadi. Aku harus menghapus semua salinan itu sebelum ada yang melihat wajahku."
Ji-soo:"Tidak akan! Aku akan mencetaknya besar-besar dan menempelnya di sekolahku!"
Saat mereka melewati gang yang lebih sepi menuju perumahan, tawa Kim Hyun seketika menghilang.
Hyun merasakan \*\*sensasi aneh\*\* di kulitnya. \*Insting CQC-nya\* berdering. Ada \*\*banyak mata\*\* yang mengawasi.
Dia melirik ke sekeliling, gerakannya cepat dan tersembunyi. Tidak ada apa-apa di jalanan yang sepi, tetapi ia merasakan kehadiran yang tak terhitung jumlahnya di bayang-bayang.
Ji-soo: (Melihat Hyun berhenti dan melihat sekeliling) "Hyun-ssi? Ada apa? Kau terlihat aneh."
Hyun: (Tersenyum canggung, tetapi matanya tegang) "Aku tidak yakin... mungkin aku hanya terlalu banyak makan \*tteokbokki\*."
Hyun menghentikan langkahnya. Ia tahu ia tidak bisa mengabaikan instingnya.
Hyun: "Ji-soo-ssi, dengarkan aku. Berdirilah di belakang punggungku."
Ji-soo: (Bingung) "Kenapa? Ada apa, Hyun-ssi?"
Kim Hyun tidak menjawab. Dia menatap lurus ke depan, ke ujung jalan.
Hyun: "Keluar! Aku tahu kalian ada di sana! Kalian mau uang, kan? Aku akan berikan!"
Dari bayangan gelap, di ujung jalan, muncul sosok-sosok. Mereka berjalan lambat, menutup semua rute. Mereka adalah siswa SMA berseragam, jumlahnya banyak. \*\*Sekitar 20 hingga 30 orang.\*\*
Ji-soo melihat ke depan dan wajahnya pucat. Seragam itu... \*\*Seragam Central Sport Busan (CSB)!\*\*
Ji-soo: (Berbisik ketakutan) "Hyun-ssi... mereka semua dari sekolahmu..."
Hyun: "Ji-soo, aku ingin kau mundur—"
Hyun membalikkan badan untuk melihat rute pelarian.
\*\*Terlambat.\*\*
Di belakang mereka, di ujung jalan yang lain, \*\*kelompok siswa CSB lain\*\* muncul, menghalangi jalan kembali. Mereka juga berjumlah sekitar \*\*20 hingga 30 orang.\*\*
Kim Hyun dan Han Ji-soo kini berada di \*\*tengah lingkaran pengepungan\*\*, dikelilingi oleh setidaknya \*\*lima puluh hingga enam puluh siswa SMA Central Sport Busan\*\* yang marah.
Hyun memasang \*guard\*. Ekspresinya kembali menjadi pemburu yang dingin.
\*\*Hyun:\*\* (Pada Ji-soo) "Jangan takut. Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu."
Ji-soo berada di belakang Hyun, gemetar ketakutan, menyadari bahwa \*street fighter\* yang ada di depannya jauh berbeda dari pria konyol yang mengejarnya dengan es krim tadi.
Bersambung...