Kehidupan seorang gadis cantik bernama Calista Angela berubah setelah kepergian Ibunya dia tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan.
Ayahnya menikah dengan Ibu dari sahabatnya, dan semenjak itu, Calista selalu hidup menderita dan sang Ayah tidak lagi menyayanginya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Bertemu Kembali
Bagas benar-benar menyita mobil miliknya, padahal mobil itu hadiah dari sang Mama saat ulang tahun ke 17. Tapi dengan seenaknya malah disita.
Sialnya, Calista tidak bisa melakukan apapun saat ini. Semua masih dikuasai oleh ibu dan saudara tirinya.
Sial gara-gara mereka gue harus naik Bis umum..
Calista duduk di halte dekat rumahnya, dia menunggu Bus di sana.
"Hai cantik sendiri aja."
Calista mendongak, dia bergeser minggir saat melihat dua laki-laki berdiri dekat dengannya bahkan mereka menatapnya dengan tatapan yang begitu menakutkan.
"Jangan ganggu gue." Ucap Calista berusaha tenang. Dia menatap sekeliling dan sialnya keadaan tampak sepi.
"Waw,, cantik tapi galak."
Calista baru saja akan berlari, namun salah satu dari mereka langsung menahan tangannya.
"Lepas. Tolong.." Teriak Calista berusaha melepaskannya.
"Silahkan kamu teriak, tidak akan ada orang di sini."
Calista menggeleng, dia terus berontak namun genggaman tangan mereka begitu erat.
"Lepasin dia."
Deg.!
Calista menoleh. Terlihat seorang laki-laki berdiri di sana. Dia, Calista seperti pernah melihatnya tapi dia tidak ingat.
"Engga usah ikut campur."
Bug.!
Calista memejamkan matanya.. Dia takut karena mereka berantem tepat di depannya.
"Sialan."
Calista berlari minggir, dia menutup telinganya. Dia benar-benar takut saat ini. Siapapun tolong datang.
Hingga suara seseorang membuat Calista mendongak.
"Kamu gapapa?"
Calista menatap laki-laki yang menolongnya berdiri didepannya menatap dirinya.
"A- aku gapapa."
Leon menjulurkan tangannya membuat Calista terdiam. Namun dia menerimanya dan beranjak bangun.
"Terimakasih sudah menolong."
Leon mengangguk dan menatap sekeliling.
"Kamu? Mau kemana?"
"Astaga, aku telat." Lirih Calista membuat Leon menautkan alisnya.
"Yah,, Bus kedua udah jalan."
Leon menoleh saat sebuah Bus jalan di sana.
"Kamu?-
"Sekali lagi terimakasih, aku harus buru-buru kejar bus itu."
"Tunggu." Cegah Leon membuat Calista menoleh.
"Biar saya antar."
"Eh gak usah, aku bisa naik ojek."
"Kamu bilang sudah telat bukan?"
Calista mengangguk namun dia sedikit khawatir karena mereka belum saling mengenal.
"Tenang, saya bukan orang jahat." Ucap Leon tersenyum membuat Calista menatapnya kagum.
Ini laki-laki kenapa bisa ganteng banget. Mana senyumannya bikin jantung gue-
Calista menggelengkan kepalanya sadar dengan ucapannya.
"Ayo, kamu bisa telat."
Calista mengangguk dan mengikutinya menuju sebuah mobil Lexus sport keluaran terbaru.
"Terimakasih" Ucap Calista saat Leon membuka pintu mobilnya.
Leon mengangguk dan berjalan memutar. Dia lantas duduk di kursi kemudi. Calista bisa melihat jika Laki-laki di sampingnya ini bukan laki-laki sembarangan. Dari mobil mewahnya bahkan penampilannya sudah sangat terlihat jelas.
Calista hanya duduk diam, tangannya mengusap pergelangan yang sedikit sakit. Leon yang peka menoleh matanya turun dimana terlihat pergelangan tangan Calista yang memar. Dia segera menepikan mobilnya.
"Loh kok berhenti?" Ucap Calista bingung.
Leon tidak menjawab. Dia mengambil sesuatu yang bisa dilihat jika itu adalah Kotak P3K.
"Sini."
"Ya,,"
"Tangan kamu, pasti sakit kan?"
"Eh gapapa, gak sakit kok."Tolak Calista namun melihat tatapan Leon membuatnya langsung mengulurkan tangannya.
Rahang Leon mengeras melihat memar merah di pergelangan tangan Little Girls nya. Dia bersumpah tidak akan membiarkan mereka hidup.
"Aw,,"
Leon menatap wajah Calista yang kesakitan. Dia mengolesi salep dengan begitu lembut membuat Calista terdiam dan menatap wajah Leon.
"Sakit?" Ucap Leon
"Sedikit."
Leon kembali menatap wajah Calista, mata indahnya masih sama seperti 5 tahun yang lalu.
"Maaf." Lirih Leon membuat Calista menautkan alisnya.
"Maaf?" Ulang Calista membuat Leon terdiam.
"Maaf karena aku datang terlambat jadi tangan kamu terluka."
Calista tersenyum dan menggeleng "Musibah tidak ada yang tau, lagian aku juga gapapa kok."
Leon terdiam. Senyuman yang selalu Leon rindukan selama 5 tahun ini. Rasanya masih sama, cantik.
"Oya aku Calista." Lanjut Calista memperkenalkan dirinya.
Leon tersenyum "Leon."
Calista mengangguk. "Bisa tolong jalan lagi, aku harus sampai di kampus segera."
"Maaf."
"Sudah berapa kali aku mendengar kata maaf pagi ini."
Leon tersenyum dan menyimpan kotak P3K nya. dia lantas melajukan mobilnya.
Hingga mobil berhenti tepat didepan sebuah Universitas ternama di Jakarta.
Calista menatap Leon.
"Sekali lagi terimakasih sudah menolong aku juga ini- sudah mengobati luka aku."
"Sama-sama."
"Aku turun dulu Leon, bye.."
Leon terus menatap Calista hingga gadis itu masuk kedalam Kampus. Dia lantas mengeluarkan ponselnya.
"Halo Tuan."
"Cari tau siapa yang sudah berani mengganggu Little girls di Halte."
"Baik Tuan."
Leon menyimpan ponselnya dan melaju pergi.
Calista berlari untuk bisa segera sampai di kelasnya. Jam pertama kelasnya adalah salah satu dosen yang terkenal paling killer dan Calista tidak mau dihukum.
Talita yang sudah lebih dulu sampai menatap pintu kelas, dia tersenyum karena Calista belum juga sampai padahal 10 menit lagi kelas mereka dimulai.
"Bel,dimana Calista?" Abian yang juga masih menunggu kedatangan Calista.
"Gue juga gak tau Bi, biasanya dia udah Dateng."
"Coba Lo telp deh."
"Udah tapi gak di jawab, chat gue juga gak dibaca."
Talita tersenyum mendengarnya. Dia yakin jika Calista tidak akan sampai di kampus hari ini.
"Talita."
"Ya-Ya bi, kenapa?" gugup Talita saat Abian berdiri di depannya.
"Lo tau dimana Calista?"
"Gue- gue gak tau, soalnya kita gak berangkat bareng."
"Tapi gue lihat Lo pakai mobil Calista tadi." Lanjut Bela membuat Abian menautkan alisnya.
"Itu Mobil gue kali."
"Mobil Lo?"
"Ya iyalah, Papa gue baru belikan."
"Tapi kok bisa sama kaya punya Calista."
"Papa sengaja beli yang sama, secara kalian tau kalau gue dan Calista itu saudara kan?"
Bela menatap aneh Talita, dia tau ada sesuatu yang terjadi.
"Lo gak bohong kan Ta?"
"Lo kenapa sih Bel."
"Untung gue gak telat." Ucap Calista berdiri didepan kelasnya. Napasnya pun masih ngos-ngosan.
"Calista." Ucap Abian langsung menghampiri.
Sial kenapa bisa dia sampai di kampus.. Gumam Talita .
"Ca Lo dari mana?"
"Gue cerita nanti oke, butuh minum."
Abisan segera mengambil botol minum dari tasnya dan memberikan kepada Calista.
"Astaga Caca, gue kira Lo gak masuk tau gak."
Bela mendekat dengan wajah khawatirnya.
"Thanks ya Bi, nanti gue ganti minumnya."
"Gak usah Lo pikirin, sekarang Lo duduk dulu."
Calista mengangguk dan duduk di kursinya. Sementara Talita mengepalkan tangannya melihat bagaimana Calista begitu di perhatikan oleh Abian. Laki-laki yang sudah lama dia incar.
karya ka encha emang best bgd