Ratu Bar-Bar Milik Pilot Tampan

Nathan langsung menoleh ke belakang saat mendengar namanya di panggil, begitu juga dengan Ratu, yang ikut memiringkan kepalanya melihat siapa orang yang telah memanggil Nathan. Keduanya langsung memutar matanya malas saat tahu siapa yang memanggil.

"Hm! Ulat bulu rupanya," gumam Ratu dengan senyum nakal terukir indah di bibir mungilnya.

Sedangkan pramugari Lisa tersenyum puas, saat melihat Nathan yang langsung berhenti saat ia panggil. Dengan senyum sumringah ia melangkah cepat sambil menyeret kopernya menuju arah Nathan.

Pramugari Lisa, sama sekali belum menyadari keberadaan Ratu yang kini sedang menatapnya dengan senyum penuh arti. Karena memang suasana area parkir bandara sedang ramai dengan para pengunjung yang berdatangan maupun yang hendak pergi.

Ya Lisa yang baru saja turun dari mobilnya, langsung melihat sosok orang yang ia kagumi selama ini, namun belum bisa ia gapai. Pramugari Lisa langsung bersemangat, apa lagi ia melihat Nathan sedang berjalan sendiri, pramugari Lisa tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa jalan berduaan dengan sang captain.

Tanpa melihat kiri kanan lagi, pramugari Lisa gegas melangkah dengan gaya di buat seangun mungkin. Dan dengan penuh percaya diri Lisa menebar senyum terbaiknya. Ratu yang memperhatikan gerak gerik Lisa sudah bisa menebak, jika pramugari Lisa ingin mendekati Nathan, dengan senyum liciknya Ratu menunggu momen yang pas untuk menyalip langkah pramugari Lisa.

Sambil menunggu, Ratu mulai menghitung dengan pelan satu, dua, tiga. Begitu hitungan ketiga pramugari Lisa melewati posisinya, Ratu langsung berlari kecil mendahului langkah Lisa.

Tanpa aba-aba gadis cantik yang masih memakai seragam sekolah itu, langsung memeluk tubuh Nathan yang masih berdiri dengan senyum hangat, menatap dirinya.

Grap!!

Ratu menumbruk tubuh tegap Nathan dengan cepat membuat Nathan termundur selangkah, karena tidak siap menahan aksi tak terduga dari Ratu.

Ya Nathan berhenti bukan berniat menunggu Lisa, ia hanya penasaran akan reaksi Ratu. Karena Nathan sekilas menangkap senyum mencurigakan dari Ratu saat menatap pramugari Lisa.

Benar saja Ratu melakukan sesuatu yang mengejutkan, bukan hanya Nathan, tapi juga pramugari Lisa, yang kini mematung di tempat dengan mata melotot melihat adegan romantis di depan matanya itu.

Seketika ekspresi wajahnya yang sebelumnya berbinar, kini redup seketika, wajahnya yang sudah merah dengan riasan kini tambah memerah karena menahan kesal, bahkan tangannya mencengkram kuat gagang kopernya.

"Sial! Kenapa sih? Selalu ada bocil bar-bar itu di sekitar Nathan? Dan Nathan juga semakin dekat sama tuh cewek. Sepertinya gue harus melakukan sesuatu untuk menaklukkan Nathan, gue gak mau kalah sama tuh bocil!" Gumamnya dalam hati tak terima.

Ratu yang masih memeluk Nathan bersisik cepat pada telinga Nathan.

"Awas ya! Jangan dekat-dekat sama tuh ulat bulu," bisik Ratu dengan suara tegas. Nathan hanya tersenyum tipis, ia tidak ingin membalas ucapan Ratu, ia lebih memilih menikmati pelukan hangat dari Ratu.

Setelah berbisik, Ratu gegas menarik diri dari pelukan Nathan. Namun siapa sangka Nathan malah makin mengeratkan pelukannya.

"Nathan lepasin!" protes Ratu, sambil berusaha mendorong dada bidang Nathan yang kini semakin menempel padanya.

"Biarkan begini, satu menit saja, please" pinta Nathan dengan nada lembut.

Akhirnya Ratu tak kuasa untuk menolaknya, Ratu pun kembali melingkarkan tangannya di pinggang Nathan. Nathan langsung tersebut tipis.

Satu menit kemudian Nathan menepati janjinya, ia perlahan melerai pelukannya, lalu memegang pundak Ratu yang kini menatapnya dalam.

"Apa kamu sudah merindukan aku, hem?" tanya Nathan dengan Nada menggoda.

"Siapa yang merindukanmu, sih!" jawab Ratu cepat.

"Tuh, buktinya tadi! Belumpun semenit aku tinggal udah lari-lari lalu meluk," Nathan terus menggoda meski sebenarnya ia tahu maksud Ratu yang sebenarnya.

"Terserah kamu aja, cepat sana pergi!" ujar Ratu.

"Lah, kok aku di usir sih!" Cemberut Nathan.

"Bukan ngusir Nathan, tapi jika kamu di sini terus, kamu bisa telat," jelas Ratu dengan suara melembut.

Lisa yang tak tahan melihat mement romantis itu melangkah maju, lalu dengan kasar ia menarik tangan Ratu.

"Eh, bocah ngapain sih! Berkeliaran di tempat umum dengan seragam sekolah gini, habis itu pakai peluk-peluk orang sembarangan lagi!" bentak pramugari Lisa dengan tangan di lipat di dada.

Nathan yang melihat itu sangat marah dan maju selangkah hendak menegur Pramugari Lisa. Tapi dengan cepat Ratu mengeleng pelan sambil mengedipkan mata genitnya.

Nathan langsung mengurungkan niatnya, lalu kembali berdiri tegak memperhatikan kedua wanita di hadapannya.

"Apaan sih, jangan main kasar dong, Kak!" ujar Ratu dengan nada dinginnya.

Lisa mendekatkan wajahnya ke telinga Ratu lalu berbisik cepat.

"Ingat ya bocil, Jangan pernah dekat-dekat dengan Nathan lagi, Nathan milik gue!" tegas Pramugari Lisa lalu tersenyum sinis.

Ratu tak langsung membalasnya, ia menatap sekilas Nathan yang masih memperhatikan keduanya.

"Hm, kalau misal gue gak mau, Lo mau apa?" tantang Ratu dengan senyum tipisnya.

"Gue bisa buat Nathan membenci lo, dengan cara gue!" ujarnya pelan supaya Nathan tak mendengarnya.

Nathan yang kepepet dengan waktu melangkah maju berdiri di sisi Ratu, tanpa memperdulikannya tatapan tak suka pramugari Lisa.

Dengan lembut ia meraih tangan Ratu, "Sayang, aku harus segera pergi sekarang, kamu nanti pulangnya hati-hati ya, l love you," ucap Nathan.

"Love you too captain," balas Ratu cepat, lalu dengan jahilnya ia menjulurkan lidahnya ke arah pramugari lisa. Nathan menatap melirik jam tangannya sekilas lalu mengecup singkat kening Ratu.

Setelahnya Nathan langsung membalikkan badannya tanpa menyapa ataupun melirik pramugari Lisa yang kini sedang menatapnya dengan rasa kecewa dan cemburu yang membara.

Ratu tersenyum puas setelah Nathan menjauh, membuat pramugari Lisa tambah murka pada sosok Ratu, tapi ia sudah tidak punya waktu untuk membalas Ratu, kerena ia juga harus segera masuk ke dalam bandara.

Ratu dengan senyum kemenangan melangkah santai, masuk kedalam bandara menuju ruang sang Daddy, ia merasa perlu istirahat sejenak sebelum pulang ke mansion.