Raina hanya ingin mengisi waktunya di malam hari dengan membaca novel romantis sebelum tidur. Tapi siapa sangka, novel berjudul “Pengantin Bayangan Sang Antagonis” itu akan menjadi akhir dari hidup lamanya. Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya—dan saat ia membuka mata, ia bukan lagi Raina. Ia kini menjadi Ayla, karakter figuran yang hanya muncul di dua bab novel… sebagai istri sang antagonis pria yang hendak menceraikannya.
Namun yang lebih mengejutkan bukan hanya reinkarnasinya, melainkan sistem misterius bernama “Sistem Gosip” yang kini bersarang di benaknya. Sistem ini memberinya informasi rahasia paling update, tentang siapa pun di dalam dunia ini. Skandal, rahasia kelam, kebohongan, semuanya tersedia.
Sayangnya, ada satu efek samping yang tidak disebutkan: setiap bisikan hatinya bisa didengar oleh suaminya sendiri—Kael Arvane, pria dingin dan penuh ambisi yang menjadi antagonis utama dalam novel itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu Mertua Datang
Suasana pagi di rumah keluarga Arvane mendadak berubah seperti medan perang saat satu pesan singkat dari manajer rumah tangga datang ke ponsel ku: "Nyonya besar dalam perjalanan. ETA 15 menit."
Aku menatap layar dengan tatapan kosong.
Oh, bagus. Level kesulitan bertambah. Dari mantan kekasih suami, sekarang naik ke ibu mertua? Kenapa tidak sekalian aku di uji panahan sambil naik kuda?
Evelyn yang sedang menyeruput teh di ruang tamu memiringkan kepalanya dengan senyum kecil. “Ibu Kael datang? Wah, sudah lama aku tak bertemu beliau.”
Tentu saja kamu senang. Kalian satu spesies. Manipulatif, elegan, dan jago menyiksa dengan kata-kata.
Aku berdiri, merapikan baju ku. Gaun rumah yang ku pakai terlalu santai. Tapi tak sempat ganti. Deru mobil terdengar dari luar.
Pintu utama terbuka. Dan di sanalah dia berdiri—Ratu Besi, Nyonya Helena Arvane. Dengan gaun berwarna burgundy, rambut disanggul rapi, dan tatapan yang bisa membekukan samudra.
“Kael?” suaranya datar.
Kael turun dari atas, mengenakan jas tipis. “Ibu,” katanya, lalu menyalami beliau dengan hormat.
Aku melangkah maju. “Selamat pagi, Ibu. Senang melihat Ibu datang berkunjung.”
Matanya menatap ku, tajam tapi tanpa emosi. “Ayla.” Ia tak memberi pelukan. Bahkan senyum pun tidak.
Baiklah. Aku tahu aku bukan menantu mu yang favorit. Tapi setidaknya berpura-pura lah senang saat bertemu denganku, bisa kan?
Helena kemudian melihat Evelyn. “Oh. Evelyn, kau di sini juga?”
Evelyn tersenyum manis, mendekat dan mencium pipi kiri-kanannya. “Sudah lama, Tante. Aku rindu berbincang dengan, mu.”
Tante? Astaga. Mereka memang dekat! Sistem, tolong aku. Aku perlu senjata.
[Sistem: Misi Aktif “Ibu Mertua vs Menantu.” Tujuan: Bertahan 24 jam tanpa membuat Ibu Mertua kecewa. Hadiah: +10 Poin Respek Kael.]
Baik. Ini ujian.
---
Di ruang makan, kami duduk berempat. Aku, Kael, Evelyn, dan sang ratu- Helena.
Helena menatap piring rawon yang ku sajikan. “Ini?”
“Rawon, masakan khas Indonesia, Ibu,” jawab ku, menjaga nada tetap tenang. “Resep keluarga.”
Helena mencicipinya. Diam.
Detik terasa seperti jam.
“Cukup autentik. Tapi sedikit terlalu asin untuk selera ku.”
Aku hampir selamat. Hampir.
“Evelyn, kau masih memasak makanan khas Prancis?” tanya Helena, tanpa melihat ku lagi.
“Kadang, Tante. Tapi aku belajar banyak dari koki-koki Michelin di Milan.”
Aku tersenyum kaku.
Jelas. Dan aku belajar dari ibu ku di dapur sempit dengan kompor satu tungku. Tapi hey, masakan ku tetap bikin suami mu ketagihan, bukan?
Setelah makan siang, Helena minta bicara dengan Kael secara pribadi.
Aku duduk di taman belakang, menunggu hasil sidang evaluasi.
Sistem, apakah aku akan di evaluasi sekarang?
[Sistem: Iya. Status: Ditinjau oleh Queen Boss.]
Evelyn duduk di samping ku. “Ibu Helena tidak pernah menyukai perempuan yang tak setara.”
Aku menoleh, menatapnya.
“Sayangnya, dia juga tak suka wanita yang terlalu percaya diri,” jawabku datar.
“Kael akan mendengarkan ibunya. Dia selalu begitu.”
Aku menarik napas. “Mungkin. Tapi kali ini aku tak akan pergi hanya karena satu pandangan sinis.”
Dia tersenyum. “Berani juga kau sekarang.”
Lebih dari berani. Aku punya sistem, strategi, dan pengalaman reinkarnasi. Kau cuma punya masa lalu. Aku punya masa depan.
---
Sore hari, Kael menemui aku di ruang kerjanya. Tatapannya serius.
“Ibu ingin kita berpisah.”
Hati ku mencelos.
“Aku tahu itu akan datang,” bisik, ku.
“Dia bahkan membawa dokumen pengacara.”
Aku mengangguk pelan.
Kalau aku Ayla yang lama, mungkin aku sudah menangis sekarang. Tapi aku bukan dia. Aku Ayla 2.0.
“Dan kau?” tanya ku padanya.
“Aku bilang padanya, kita tak akan bercerai.”
Aku menatapnya cepat. “Apa?”
“Bukan karena cinta. Tapi karena... aku ingin melihat sejauh apa kau bisa bertahan.”
Ouch. Jujur, tapi... menyakitkan.
“Kalau kau hanya pura-pura berubah, cepat atau lambat akan terlihat.”
Aku mengangguk pelan.
“Dan kalau aku benar-benar berubah?” tanya ku pelan.
Kael menatap ku lama. “Maka mungkin… aku akan jatuh cinta pada mu. Untuk pertama kalinya.”
Deg.
Sistem... tolong jangan mati sekarang. Aku butuh support emosional.
[Sistem: Sensor Emosi Tinggi Terdeteksi. Menyediakan: Pelukan Virtual.]
---
Malamnya, Helena pamit untuk kembali ke rumah utamanya.
Sebelum masuk ke mobil, ia menoleh pada ku.
“Jangan mengecewakan Kael lagi. Kau hanya di beri satu kesempatan.”
Aku membungkuk hormat. “Saya tak akan menyia-nyiakannya, Bu.”
Dan saat Ibu kembali lagi nanti, saya akan jadi menantu yang pantas... meski tidak dengan cara Ibu suka.
[Sistem: Misi “Ibu Mertua vs Menantu” LULUS. +10 Poin Respek Kael.]
---
Kael menutup pintu rumah.
“Besok Evelyn akan pindah ke hotel. Ibu menyarankan itu.”
Aku menoleh dengan tatapan syok.
Apakah... aku menang satu babak?
“Dan kau... bisa mulai menunjukkan siapa kau sebenarnya.”
Kalau begitu, mari kita mainkan ini. Aku akan tunjukkan. Bahwa istri yang dulu kau anggap beban... bisa menjadi pemenang dalam kisah ini.
