"uuhhh... Ini... Ini, dimana? Bukankah aku telah meninggal karna gugur dalam medan perang, lalu dimana ini? " Ujar seorang wanita bergumam sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
"Mbok.. Mbok.. " Ujar Siska memanggil mbok jumanah, karna mbok jumanah hanya diam saja dari tadi dan Siska panggil-panggil pun tak menjawab.
"Eehhh.. Iya Non, ada apa? Ujar mbok Jumanah.
"Mbok kok ngelamun gitu.. Mbok kenapa, apa yang mbok pikirin sini cerita sama aku mbok, " ujar Siska.
"Mbok gak kenapa-napa kon Non.. mbok lagi mikir aja, ini siapa yang jemput kita? Kok dia manggil non Siska bos, " ujar mbok Jumanah.
" Nanti kalo waktunya udah tepat aku cerita semuanya sama mbok ya,? " ujar Siska.
"Baik Non, mbok minta Non jangan nutupin sesuatu dari mbok ya? Mbok gak mau Non kenapa-napa, " ujar mbok Jumanah.
" Siap bos, " ujar Siska menanggapi ucapan mbok Jumanah dengan bercanda. Dan mbok Jumanah hanya tersenyum saja karna dia sudah terbiasa dengan tingkah Nona nya yang memang selalu ceria dalam keadaan apapun.
………………………………………………………………………………
Sementara di tempat lain terlihat pria paruh baya yang sedang fokus membaca dan melihat vidio tentang siska, dia begitu fokus bahkan sesekali dia menggeram marah sampai mengepalkan tinjunya.
"Apakan semua laporan ini benar tentang putri ku !?" ujar pria itu.
"Iya Tuan, semuanya benar.. Ini adalah informasi yang saya dapatkan mengenai Nona muda beberapa taun kebelakang, " ujar Ben salah satu anak buah pria itu.
"Apakah perlakuan keluarga Wicaksana seburuk itu kepada putriku?" ujar pria itu dengan penuh emosi.
"Lebih tepatnya yang memperlakukan Nona muda dengan buruk adalah anak dari Tuan Susilo ayah angkat Nona muda, karna hasil penyelidikan menunjukkan Tuan Susilo menyayangi Nona muda seperti anak nya sendiri. Dan untuk Nyonya Merida istrinya Tuan Susilo, dia sering memberikan hukuman kepada Nona muda karna dia begitu mudah terhasut oleh anak nya Nona Nadia. Begitu pun anak laki-laki Tuan Susilo, dia juga kerap bersikap kasar hanya berdasarkan hasutan Nona Nadia. " ujar Ben menjelaskan.
"Baik aku mengerti.. Untuk sekarang kamu terus pantau keadaan Putri ku dan keluarga Wicaksana, kamu pantau semuanya dari jauh dan jangan biarkan Putri ku terluka. " Ujar pria paru baya itu, dan ya dia adalah ayah kandung Siska Tuan Aditama Nugroho. Selama ini dia selamat dari serangan besar-besaran musuhnya, namun untuk sementara dia belum bisa muncul untuk menemui Siska Putri nya karna masih ada musuh besar yang selalu mengawasi nya. Dia tak ingin Siska mendapatkan ancaman yang akan membahayakan nyawanya, maka dari itu dia masih menyembunyikan keberadaan nya.
"Siap Tuan akan saya laksanakan, " ujar Ben. Lalu Ben beranjak pergi meninggalkan Tuan Aditama seorang diri di ruangan itu, terlihat dia memandangi satu foto keluarga lalu dia mengambil foto itu kemudian memeluk foto itu erat-erat.
"Maafkan aku sayang.. Aku belum bisa memenuhi amanat mu.. Aku belum bisa menjaga buah hati kita dengan baik, " ujar Tuan Aditama dengan berurai air mata. Dia benar-benar sedih atas apa yang di alami Putri nya dan dia merasa gagal karna belum bisa memenuhi ke inginan sang istri, untuk selalu menjaga dan melindungi Putri nya.
"Aku janji sama kamu sayang, siapapun yang telah membuat anak kita menderita dia akan merasakan sepuluh kali lipat penderitaan dari yang Putri kita rasakan, !? " ujar Tuan Aditama. Dia berjanji dan bertekad sepenuh hati bahwa dia akan membalas semua rasa sakit yang di alami oleh Putri nya.
………………………………………………………………………………
Sementara di mansion Wicaksana terlihat Merida sedang mondar mandir, dia bingung harus berbuat apa. Dan entah kenapa sejak Siska angkat kaki dari mansion nya dia menjadi gelisah, antah dia gelisah karna takut suaminya akan marah atau takut apa yang di bicarakan mbok Jumanah itu nyata. Tak bisa dia bayangkan kalau seandainya yang di katakan mbok Jumanah itu benar-benar nyata, pasti dia akan merasa menyesal karna telah berbuat jahat kepada Siska yang tak bersalah.
"Kenapa ini... Kenapa dengan hatiku ini, kenapa gelisah sekali, ?" ujar Merida bergumam sendiri.
Ceklek..
Terdengar suara pintu yang terbuka dan masuk lah Vino menghampiri Merida, Setelah Vino masuk dia merasa heran melihat tingkah Ibu nya yang sedang mondar mandir bahkan tak sadar akan kedatangannya.
"Bu, Ibu.. Ibu kenapa sih kok kaya gelisah gitu, ?" ujar Vino bertanya sebab dia merasa heran melihat tingkah sang Ibu yang terlihat begitu gelisah.
"Vino... Kapan kamu masuk nak? Kok gak ngetuk pintu dulu sayang masuk nya, " ujar Merida malah balik bertanya kepada putra nya itu.
"Lah Ibu, Vino nanya kok malah balik nanya. Bukan nya di jawab pertanyaannya Vino, " ujar Vino sambil cemberut. Vino bisa di bilang manja kalo saat bersama sang Ibu.
"Maaf sayang, Ibu gak denger Vino ngomong apa, " ujar Merida.
"Iiihh Ibu... Tadi tuh Vino nanya, kenapa ibu terlihat gelisah kaya gitu. Sebenarnya Ibu kenapa dan lagi mikirin apa, " ujar Vino.
"Eemm... Gini sayang.. Aduh Ibu bingung bilang nya gimana, " ujar Merida.
"Sini, Ibu duduk dulu.. Dan Ibu cerita sama Vino ada apa.? Vino bakal dengerin semua yang mau Ibu ceritain ke Vino, " ujar Vino.
Kemudian Merida duduk, menuruti kata-kata Vino, karna selama ini dia memang lebih dekat bersama Vino di bandingkan Nadia anak perempuan nya. Merida pun tak tau kenapa bisa seperti itu, dan dia juga tak mengerti apa sebabnya dia tidak bisa dekat dengan anak perempuan nya itu. Bahkan sebenarnya rasa sayang dia antara Nadia dan Siska anak angkat nya.. Dia lebih menyayangi Siska, namun sayang dia terlalu mudah di hasut hingga akhirnya menjadi jauh dengan Siska.
"Sayang, Ibu gak tau kenapa Ibu ngerasa gelisah.. Dan Ibu terus kepikiran sama apa yang di ucapkan mbok Jumanah tadi, " ujar Merida.
Vino yang mendengar itu terlihat merenung dan mengingat-ngingat kembali kejadian tadi siang, dan setelah Vino ingat semuanya dia pun menimpali ucapan Merida.
"Sebenarnya.. Kalo Vino boleh jujur.. Vino juga mikirin apa yang Ibu pikirin sekarang, " ujar Vino.
"Jadi.. gimana menurut kamu sayang, " ujar Merida bertanya pada Vino.
"Jujur, Vino takut Bu.. Vino takut apa yang di bicarain mbok Jumanah itu benar, Ibu tau sendiri kan selama ini kita tak melihat semuanya dengan mata kita sendiri. Kita hanya selalu mendengar apa yang di adukan Nadia dan bi Ipah, " ujar Vino.
Entah kenapa sekarang dia mulai meragukan setiap aduan yang adiknya ucapkan.
"Itu juga yang Ibu pikirkan sayang, apa iya adik mu Nadia setega itu ke Siska? Sampe dia tega selalu menuduh Siska. Dan, yah.. Apakah selama di sekolah kamu pernah melihat Siska membully seseorang, ?" ujar Merida kembali bertanya kepada Vino.
"Belum Bu, selama ini Vino cuma denger aduan Nadia aja. Dan di sekolah juga belum pernah ada yang ngadu masalah Siska ke Vino, malahan nih Bu.. Di sekolah Siska sering mendapatkan juara, " ujar Vino.
"Apa sayang?? kamu gak salah denger kan, bukannya kata Nadia Siska itu yang terbodoh di kelasnya? Makanya Ibu gak pernah hadir tiap bilang dia ada acara sekolah karna Nadia ngelarang Ibu. Nadia bilangnya takut Ibu nanti malu, " ujar Merida.
Praaanggggg...
BERSAMBUNG.