Melinda dan Rauf sudah menikah selama tiga tahun, tetapi sampai saat ini belum juga di karuniai seorang anak. tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, hingga membuat Tini-- Ibu mertuanya meminta Rauf-- putranya untuk menikah lagi.
"nak, menikalah dengan Sintia tanpa sepengetahuan istrimu!"
bagai disambar petir disiang hari, membuat tubuh Rauf terdiam kaku dengan perasaan yang gelisa. permintaan itu benar benar membuat Rauf dilema. disisi lain dirinya tidak ingin menduakan istrinya, tetapi disisi lain Rauf juga sulit untuk menolak permintaan sang ibu.
lantas, bagaimana kelanjutannya? apakah Rauf akan mengikuti ucapan ibunya? jika iya, lalu bagaimana nasib Melinda? serta, bagaimana perasaan Melinda setelah tau jika suaminya akan menikah lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
"bagi mana dokter ,keadaan istri saya..?"
ucap rauf ke pada dokter yang merawat melinda.
"selamat ya pak.. kamu telah menjadi ayah."
ucap dokter.
"apa dokter. maksut nya me linda hamil.? "
tanya rauf.
"iya ,istri kamu telah hamil dan kandungannya sudah dua bulan."
ucap dokter.
"alhamdulillah ya allah... " rauf langsung bersujud syukur.
dan rauf langsung memeluk ibu nya melinda. dan mereka merasa senang.
sedangkan ibu tini kaget mendengar ini. di satu sisi ,iya senang mendengar nya ,dan di sisi lain ,iya sedangkan memikirkan bagai mana tentang hubungan rauf dengan sintia, yang sudah begitu jauh melangka.
belum juga ibu tini baru saja memberi ,tahu bahwa rauf sudah menika dengan sintia ,ibu tini sangat bingung dan dia memohon izin ke pada rauf untuk pulang.
"rauf.. selamat ya.. dan ibu permisi pulang dulu ya.. "
" ibu siti. saya permisi pulang dulu ,karna ada yang harus saya kerja kan di rumah."
ucap ibu tini kepada rauf dan ibu siti.
"iya bu.. hati-hati di jalan."
ucap rauf kepada ibu nya sambil mencium tangan ibu nya.
dan ibu tini dengan ibu siti berjabatan tangan, dan sambil memeluk.
ibu tini langsung pergi ,dan berjalan keluar, dan masuk ke dalam mobilnya.
dan melinda sudah membaik ,dan di pindahkan ke ruangan kls satu . rauf langsung masuk dan ibu siti juga ikut masuk.
"melinda sayang... kamu, sudah tidak, apa-apa kan. ? selamat, ya.. sebentar lagi, kamu akan, menjadi ibu, nak."
tanya ibu, siti. sambil ,memberi selamat ke pada melinda.
" maksut ibu..aku , hamil.? " tanya melinda.
"iya sayang.. " ucap ibu siti
"oh ya nak ,ibu pamit pulang kerumah dulu ya.."
ucap ibu siti kepada melinda, sambil mengusap rambut, melinda.
"iya bu. hati-hati ya.. salam buat ayah bu.."
ucap melinda.
"iya sayang"
ucap ibu siti.
"rauf ibu pergi dulu ya...tolong jaga baik-baik melinda. "
ucap ibu siti kepada rauf ,dan melinda ,sambil berjabatan tangan.
dan ibu siti langsung pergi ,berjalan keluar, dan langsung masuk ke mobilnya.
sementara di ruangan yang tersisa tinggal rauf dan melinda.
dan melinda hanya diam ,dan meneteskan air matanya.
"sayang.. kamu kenapa? ini kan hari kebahagiaan kita ,sebentar lagi kita akan menjadi ayah dan ibu sayang.."
ucap rauf sambil memegang tangan melinda.
"mas ,aku mau pulang sekarang juga. karna ada yang ingin kita bicarakan aku tidak suka berdebat di sini. "
ucap melinda dengan meneteskan air matanya.
"tapi. kamu belum pulih betul sayang.. apa sebenarnya yang ingin kamu bicarakan sama mas , bicaralah. " ucap rauf.
"tidak. pokoknya aku harus pulang sekarang juga ,dan aku ingin membicarakan ini sama kamu dan ibu."
ucap melinda sengan tegas.
"baik lah sayang.. tapi mas bicara dulu dengan dokter ya.."
ucap rauf. dan rauf langsung pergi menghadap dokter.
tok.. tok..
"permisi dokter.."
iya.. silahkan masuk.! " jawab dokter dari dalam ruangan.
"ada apa pak rauf. ?" tanya dokter.
"ini dokter istri saya melinda ingin pulang sekarang." ucap rauf.
"tidak apa-apa.. tapi tolong di jaga kandungannya ya.. dan jangan kerja yang berat-berat dulu. " ucap dokter.
"baik lah dok. saya permisi dulu. "
ucap rauf dan langsung pergi ke ruangan melinda , dan ternyata melinda sudah tidak sabar untuk pulang. sehingga dia sudah menyiapkan dirinya untuk pulang ke rumah.
"sayang.. kamu sudah siap. kita pulang sekarang. ayo mas bantu.. "
ucap rauf.
"tidak usah ,saya bisa sendiri. " jawab melinda.
dan melinda langsung berjalan menuju mobil rauf ,dan begitu juga dengan rauf. dan mereka langsung masuk mobil ,dan langsung pergi.
melinda hanya terdiam terus selama perjalanan. sedangkan rauf sangat penasaran dan bertanya-tanya di dalam hatinya, sebenarnya masalah apa yang membuat melinda terdiam ,dan selalu menangis.
"melinda sayang.. ngomong dong.. "
ucap rauf.
melinda tidak menjawab perkataan rauf dia hanya terus terdiam dan menangis.
melinda sudah tidak tahan dengan kelakuan ibu tini dan rauf. karna mereka sudah melaksanakan pernikahan rauf dan sintia ,di belakang melinda. dan lebih marah lagi ternyata sudah enam bulan pernikahan rauf dan sintia ,di sembunyikan oleh rauf dan ibunya.
dan di rumah. ibu tini masih dalam kebingungan, memikirkan bagai mana untuk memecahkan masalah yang sudah iya rangkap selama enam bulan lamanya.
dan dia mencoba memberi tahu kehamilan melinda ,ke pada sintia lewat telpon.
tut.. tut.. tut..
"halo.. "
"halo.. bu. ada apa? " ucap sintia
"sintia ,melinda sekarang sudah mengandung anaknya rauf.. dan ada kemungkinan rauf, tidak akan menceraikan melinda. "
"apa bu.. melinda hamil ? lalu bagai mana dengan aku bu. aku tidak mau bercerai dengan rauf bu." ucap sintia dengan kecemasannya.
"lagian kenapa sih kamu belum juga hamil? padahal kan setiap seminggu ,rauf pulang ke rumah mu. " ucap ibu tini.
"maafkan aku bu.. aku juga tidak tahu bu.. " ucap sintia.
"ya udah. nanti ibu akan usahakan ,agar rauf tidak menceraikan kamu. "
ucap ibu tini dan langsung mematikan ponselnya.
terdengar ada suara mobil yang datang , ibu tini langsung cepat membuka pintu mukanya dan berdiri melihat mobil rauf yang berhenti.
dan rauf , dengan melinda ,langsung keluar dari mobil. dan melinda masih kelihatan lemas.
"assalamualaikum bu.. " ucap salam melinda ke pada ibu tini , sambil mengambil tangan ibu tini dan mencium nya. begitu juga dengan rauf ,langsung mencium tangan ibunya.
dan melinda tanpa permisi dia langsung masuk ke kamar. dengan muka yang begitu marah.
ibu tini sudah tidak asing dengan wajah melinda yang marah , karna ibu tini ,tahu bahwa melinda sudah mengetahui masalah pernikahan rauf dan sintia.
"ada apa rauf? kenapa melinda langsung di bawah pulang ? melinda kan masih butuh perawatan." tanya ibu tini.
"tidak tahu bu.. kelihatan nya ,melinda sangat marah ke pada aku." ucap rauf.
"maafkan ibu rauf..malinda marah karna melinda sudah tahu pernikahan kamu ,dengan sintia, ibu tidak tahu kalau melinda mendengar percakapan ibu dengan sintia di telpon."
"apa bu.. pantesan melinda nangis terus." ucap rauf.
"aku mahu lihat melinda dulu. " dan rauf langsung pergi dan masuk ke kamar ,karna pintu kamar masih terbuka.
rauf melihat melinda ,sedang memasukkan pakaiannya ke koper sambil menetes air matanya.
rauf langsung mendekati melinda dan memegang bahu melinda.
"jangan pegang-pegang aku mas.. sudah cukup.. perbuatanmu sudah sangat keterlaluan. " ucap melinda sambil melepaskan tangan rauf.
rauf langsung bersujud di kaki melinda. dan memohon..
"sayang.. tolong jangan tinggalin mas.. kamu sedang mengandung anak kita sayang.. kita akan membesarkan ber sama-sama." ucap rauf sambil memohon ke pada sintia.
"tidak.. aku mau kita cerai , aku tak rela di madu."..