Putri cantik kerajaan yang bernama Khanina itu memiliki kemampuan mengubah batu menjadi emas pada saat ia dalam keadaan bahagia. Kemampuan Putri Khanina tersebut membuat sang ayah ketakutan akan sesuatu yang menimpanya.
Kemudian Khanina menikah dan menjadi Ratu di kerajaan suaminya. Banyak permasalahan yang menimpanya selama berada di Kerajaan itu, sehingga ia harus menolong suaminya dengan kekuatan yang ia miliki. Namun malang menimpanya. Saat ia mengubah bebatuan menjadi emas, ada seorang yang melihatnya. Masalahpun semakin berat, ia dan suaminya dituduh berkhianat dan harus dipenjara, dan ia harus melarikan anaknya Mahiya yang juga memiliki kemampuan yang sama ke hutan gunung dan terus berada disana hingga akhirnya Mahiya menikah dan memiliki anak bernama Rae. Bebatuan di gunung itupun banyak yang berubah menjadi emas. Rae dan gunung emas menjadi incaran para pengkhianat kerajaan. Apa yang terjadi pada mereka selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atika rizkiyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Putri Mahiya dengan Davin dan Kelahiran Rae di Hutan Gunung
Di hutan gunung, Davin membangun pondok kayu sederhana dengan dibantu oleh dua prajurit yang menjadi pengawal mereka. Pondok itu dekat dengan aliran sungai. Hal itu untuk memudahkan mereka menjalani kehidupan sementara di hutan. Entah berapa lama mereka akan tinggal disana.
Davin yang sejak kecil dipersiapkan oleh ibunya yang merupakan pelayan Ratu, untuk menjadi seorang pemuda tangguh yang menguasai strategi perang dan bertahan hidup di hutan dan pegunungan seperti membangun pondok, berburu dan mengolah makanan serta mencari lokasi hutan yang aman untuk tempat bersembunyi. Davin sangat tampan, ia bertubuh tinggi, tegap, berkulit putih dan kekar. Ia juga melatih instingnya dalam memahami keadaan di sekitarnya. Ia juga menjadi penjaga utama Putri Mahiya.
Setiap hari Davin dan Putri Mahiya semakin dekat hingga suatu hari mereka berdua duduk ditepian sungai. Putri Mahiya memandang aliran sungai sambil tersenyum, disampingnya ada Davin yang menatap wajah sang Putri.
“sungguh, engkau adalah seorang putri kerajaan yang sangat cantik” gumam Davin dalam hati.
Tiba-tiba Putri Mahiya menatap wajah Davin, “ada apa?” tanya Putri. Dengan gugup Davin menoleh ke arah lain.
“tidak ada Putri”, jawab Rae. Namun Rae merasa di dalam dadanya amatlah sesak, serasa dipenuhi dengan puluhan liter air.
“Jika ingin mengatakan sesuatu, katakanlah Davin” ucap Putri Mahiya sambil tersenyum.
“apa boleh aku mencintai seorang Putri kerajaan yang cantik?” tanya Davin.
“boleh saja. Memang kamu jatuh cinta dengan putri kerajaan mana?, cepat beritahu aku” Putri penasaran dan sangat antusias untuk mengetahuinya.
“Dia seorang putri yang ada di hadapanku?”,
“benarkah?, tapi aku tidak melihat ada putri kerajaan di hidungmu? Hahaha...” Putri Mahiya tertawa lebar. Membuat Davin semakin salah tingkah.
“maafkan aku Putri Mahiya” ucap Davin, sungguh aku tak pantas mengatakan ini.
“tunggu!!.. aku hanya bercanda, aku juga minta maaf ya.. sungguh.. aku juga merasakan sesuatu yang sama denganmu”.
Apa engkau berkata jujur Putri Mahiya?”.. “iyaa... Kali ini aku jujur Davin”. Merekapun tersenyum bersama, mereka saling jatuh cinta, hingga akhirnya merekapun menikah.
Davin membangun pondok baru untuk mereka berdua, bersebelahan dengan pondok mereka yang lama yang saat ini ditempati oleh ibu Masita (ibu kandungnya Davin). Tak lama.. mereka memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Rae.
Putri Mahiya, Davin dan Rae sering bermain bersama. Putri benar-benar bahagia. Tanpa ia sadari, ia telah banyak mengubah bebatuan menjadi emas di sekitar hutan gunung tempat tinggal mereka hingga suatu saat, kedua pengawal ikut bersama mereka bermain ditengah hutan, sedangkan ibu Masita memasak hewan buruan yang ditangkap oleh Davin. Putri Mahiya sangat gembira, mereka bermain dan berlari. Semua batu yang tak sengaja disentuhnya berubah menjadi emas. Salah satu pengawal melihat kejadian itu, ia bernama Zahrun. Ia terkejut namun kala itu ia tak bicara apapun hingga malam hari tiba.
Malam ini Zahrun terlihat beda, ia seperti kebingungan. “Ada apa?” tanya temannya yang juga pengawal.
“sungguh, saat kita mengawal Putri Mahiya, Tuan Davin dan Rae, aku melihat sesuatu yang luar biasa.” Ucap Zahrun.
“apa itu?”.. tanya temannya.
“aku melihat batu-batu yang tersentuh oleh Putri berubah menjadi emas”
“benarkah?”, ucap temannya seperti tak percaya.
“tidakkah kau melihatnya?” tanya Zahrun kembali.
“aku tidak melihat apapun saat itu, aku hanya memperhatikan sekitar mereka takut ada seseorang pengkhianat melukai mereka”. Jawab temannya.
“Jika kau tak percaya, ayo besok pagi kita kembali ke tempat itu” ucap Zahrun.
“baiklah”, ucap sahabatnya.
Malam itu udara terasa sejuk. Tak lama, embun pun telah turun menandakan sebentar lagi fajar akan muncul di ufuk timur. Setelah cahaya menguat, terasa haripun mulai hangat, Zahrun dan temannya bergegas pergi menuju tempat kemarin sore Putri Mahiya bermain bersama anaknya.
Benar saja, mereka banyak melihat bongkahan batu menjadi emas. Mereka berdua terperanjat melihat apa yang ada dihadapan mereka
“Sepertinya, Putri dan Tuan Davin tidak menyadari akan hal ini” ucap temannya Zahrun.
“Ayo kita kumpulkan emas-emas ini” kata Zahrun sambil sibuk mengambil batu-batu emas yang berserakan.
“benarkah ini emas?” tanya temannya lagi.
“sudahlah, kita kumpulkan saja, jika ada kesempatan ke pasar, kita akan mengujinya disana”, ucap Zahrun.
Setelah sibuk mengumpulkan emas dan mereka simpan disuatu tempat, mereka kembali ke pondok untuk kembali menjaga keselamatan sang Putri dan keluarga kecilnya. Begitu seterusnya hingga kini Rae telah beranjak remaja.
Suatu hari, tak sengaja Rae melihat seekor Hyena kecil terbaring lemah, saat ia dekati, Hyena itu ternyata masih hidup.
“Ada apa Rae ?” tanya ibunya (Putri Mahiya). “lihatlah ibu, Hyena ini sepertinya terluka”,
“coba ibu lihat,. (Sambil menyentuh kaki Hyena kecil yang malang itu dan mencoba membuat Hyena itu berdiri namun tidak bisa) ayo kita bawa dia ke pondok dan kita obati kakinya”, kata ibu (Putri Mahiya).
“baiklah Bu”. Kemudian Putri Mahiya menumbuk beberapa helai daun lalu menempelkannya di sekitar kaki Hyena kecil itu dan membalutnya dengan kain dengan sangat rapi.
“jika dia sudah mulai pulih, ia akan bisa berdiri sendiri” kata ibunya.
“Terima kasih ibu” Ucap Rae.
(ibu tersenyum sambil mengangguk).
“bolehkan aku memelihara dia, bu?” Tanya Rae kembali.
“boleh saja, jika dia juga menyukaimu, kalian akan menjadi sahabat terbaik selamanya”
(mereka pun tertawa bersama).
Pagi itu, Putri Mahiya, Davin, Rae dan ibunya Masita kembali bermain tak jauh dari pondok mereka. Kedua pengawal juga ikut menemani sambil melihat dengan teliti apa yang terjadi.
Davin mulai mengajarkan keahliannya dalam hal bela diri dan berburu hewan kepada Rae. Namun, Rae yang baru beranjak remaja masih kaku meniru gerakan ayahnya yang sudah ahli. Merekapun tertawa bersama. Kebahagian ini kembali membuat Putri Mahiya mengubah bebatuan menjadi emas. Kali ini, ibunya (Masita) melihat apa yang terjadi.
“Putri Mahiya, lihatlah batu itu, ketika engkau sentuh ia berubah menjadi emas”. Ucap ibu Masita
Menyadari hal itu, Putri Mahiya sangat gugup dan ketakutan, terlebih disitu juga ada dua orang pengawal mereka. Mengetahui apa yang terjadi, Davin membawa semua keluarga kecilnya dan pengawal masuk ke dalam pondok dan meminta penjelasan apa yang terjadi. Putri Mahiya pun menjelaskan bahwa kemampuan ini ia dapatkan dari ibunya. Kemudian Davin meminta kepada semuanya agar merahasiakan ini. Namun sayangnya, Zahrun dan temannya telah mengumpulkan emas di suatu tempat dengan sangat banyak. Disaat itu kedua pengawal yang sudah mengetahui hal itu merasa gelisah.
Keesokan harinya, kedua pengawal ini meminta ijin kepada Davin agar diperbolehkan untuk datang ke pasar dengan alasan mereka ingin sekali meminum segelas susu dan memakan semangkuk mie yang sudah sangat lama tidak mereka rasakan. Mendengar permintaan itu, Davin mengijinkannya tanpa curiga terhadap apapun. Kedua pengawal itu ternyata mengatur strategi. Mereka bukan ingin meminum susu dan makan mie seperti yang mereka katakan melainkan mereka mencari pedagang emas untuk bisa menampung dan membeli emas-emas yang sudah lama mereka kumpulkan.
Sampailah mereka kesebuah pasar dengan mengikuti aliran sungai yang sebelumnya telah diberi petunjuk oleh Davin. Mereka segera pencari penjual emas.
“apa di pasar ini ada pedagang emas?” tanya Zahrun.
“ada, disana.. pergilah ke ujung jalan itu.. lalu temuilah seseorang yang bernama Farami”, jawab seorang warga.
“Baiklah, terima kasih” ucap Zahrun.
Sampai ia di depan toko.
“Apakah anda yang bernama Farami ?” tanya Zahrun.
“Ya, benar. Aku Farami. Ada apa ?”...
“Aku memiliki ini” jawab Zahrun (sambil mengeluarkan segenggam batu emas dari kantung baju dalamnya).
Spontan Farami terkejut. “Darimana kau dapatkan ini”..
“eee..ee.. aku.. aku..” Zahrun sangat gugup, ia tak tau harus menjelaskan apa.
“tunggu, kalian masuklah ke dalam toko ku, ayo silahkan masuk” ucap Farami.
Zahrun dan temannya sangat gugup dan ketakutan.