NovelToon NovelToon
Alenia Cinta Milik Juliette

Alenia Cinta Milik Juliette

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:592
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Suatu rangkaian perasaan untuk menjadi sebuah kisah cinta yang sempurna milik Juliette. Bermula dari pertemuan dengan seorang pria yang bernama Ronald sehingga mereka menjalin hubungan asmara yang diisi dengan suka duka, up and down, intrik dan terkuatnya sebuah rahasia. Mampukah Juliette mempertahankan hubungan asmaranya yang tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka? Di rangkaian kata - kata kisah cinta milik Juliette inilah tertulis sehingga terbentuk Alenia Cinta Milik Juliette.
Happy reading 😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ronald Dan Juliette

Kringgg... kringgg.... kringgg.... Bunyi dering dari sambungan interkom yang menggema di dalam ruang kerjanya Ronald. Dengan sigap, Ronald menekan tombol untuk menjawab panggilan itu. Dengan raut wajah yang serius untuk mempersiapkan diri mendengar suara yang telah menghubunginya. Di dalam dadanya detakan jantungnya tak karuan.

"Tuan, bucket bunganya sudah dikirim," ucap Leo, assistant Ronald di kantor cabang New York.

Ronald menghela nafas panjang, lalu berucap, "Ok."

"Kamu kasih bucket bunga ke siapa?" tanya Ryan kepo ketika Ronald melepaskan tombol itu.

"Untuk seorang wanita," samber Eddy, alias Ed.

Namun Ryan tidak puas dengan jawaban Eddy, Ryan bertanya lagi, "Wanita mana lagi yang akan kamu permainkan?"

"Aku tak pernah mempermainkan wanita," jawab Ronald mengelak.

Spontan Ryan tertawa lirih, lalu berucap, "Ya, kamu tidak pernah mempermainkan wanita, tapi kamu hanya meniduri mereka."

"Dia wanita yang berbeda dari wanita yang selama ini mendekatiku," jawab Ronald santai yang membuat Ryan penasaran.

"Jadi, kamu belum tidur dengannya?" tanya Ryan yang semakin penasaran.

"Tidak akan lama lagi," jawab Ronald dengan senyum yang membuat Ryan tertawa renyah.

"Aku rasa wanita itu tidak menginginkanmu," ucap Ryan dengan nada ejekan yang membuat Ryan tertawa.

"Dia menginginkanku, cuma kami terlalu sibuk dengan pekerjaan kami masing-masing," jawab Ronald santai yang membuat Ryan tertawa dan tidak percaya. "Berhentilah mengurusi masalah percintaanku, sebaiknya kamu ngurusi masalah yang telah terjadi di Hollywood," lanjut Ronal dengan nada sedikit keras.

"Jangan marah, aku cuma takut kamu patah hati. Urusan masalah di Hollywood segera aku selesaikan sesuai dengan arahanmu tadi, " ucap Ryan santai.

Ronald beranjak dari sofa. Membuka kancing jasnya, lalu mengambil smartphone miliknya yang berada di kantong dalam jas kerjanya. Menyentuh beberapa ikon di layar smartphone miliknya untuk menghubungi Juliette sambil mengingat kejadian yang kemarin, di mana dia berhasil mencium Juliette di ruang prakteknya dengan lembut dan penuh hasrat. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya

"Hallo," sapa Juliette lembut.

"Hallo, selamat pagi Dokterku yang cantik," ucap Ronald hangat dan lembut.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan Ronald."

"July, kemarin aku sudah bilang jangan panggil aku pakai kata Tuan lagi, aku pamit balik ke Hollywood. Minggu depan aku ke sini lagi, aku ingin kita bertemu. Apakah kamu ada waktu untuk menemuiku, Cantik?"

"Aku lihat jadwalku dulu, Ronald."

"Baiklah, kasih kabar aku ya, bisa atau tidaknya."

"Ok. Udah dulu ya Ronald, aku mau kerja dulu."

"Ok, semangat dokter Cantik, semoga hari ini hari yang indah untukmu cantik," ujar Ronald lembut yang membuat Juliette tersipu malu dan berbunga-bunga.

"Sama-sama Ronald, bye," ucap Juliette sambil menetralkan perasaannya.

Tak lama kemudian, Juliette menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya. Menaruhnya di atas meja kerjanya. Pintu ruang kerjanya terbuka, seorang perawat masuk ke dalam ruangan sambil membawa bucket bunga mawar putih. Juliette tercengang melihat bucket mawar putih karena dia menyukai bunga mawar putih. Perawat itu menghentikan langkah kakinya ketika berada di hadapan Juliette.

"Bu Dokter, ada bucket bunga untuk Anda," ucap perawat itu dengan sopan sambil memberikan bucket bunga itu ke Juliette.

"Siapa Pengirimnya?" tanya Juliette senang sambil menerima bucket bunga itu.

"Kata kurirnya dari Tuan Ronald, Bu Dokter."

"Apakah sudah ada pasien?"

"Belum ada Bu Dokter. Saya permisi Bu Dokter."

"Ok."

Tak lama kemudian, perawat itu membalikkan badannya. Melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Lengkungan bibir yang manis tercipta di wajahnya Juliette. Juliette menyentuh beberapa bunga mawar merah, mawar putih dan sedap malam dengan hati yang bahagia. Dia melihat kartu ucapan di bagian bawah. Mengambil kartu itu, lalu membukanya. Kedua matanya Juliette berbinar ketika melihat sebuah gambar hati yang terlukis di dalam kartu itu. Menutup kartu sambil tersenyum-senyum bahagia. Juliette menaruh bucket bunga itu di atas meja kerjanya. Tiba-tiba smartphone miliknya bergetar. Juliette mengambil smartphone miliknya.

Melihat ada sebuah pemberitahuan dari emailnya. Menyentuh beberapa ikon di layar smartphone miliknya untuk membuka emailnya. Scroll ke bagian inbox emailnya. Dia melihat ada surat email yang baru masuk, lalu membukanya. Juliette melebarkan kedua matanya dengan hati yang berbunga-bunga ketika melihat surat itu dari Cedars-Sinai Medical Center. Dia membaca isi surat itu dengan seksama. Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi Juliette. Lamaran kerjanya dia diterima di rumah sakit itu sebagai dokter ahli bedah.

"Aku harus memberi tahu Mommy," ujar Juliette penuh semangat.

Dengan cekatan, Juliette menyentuh beberapa ikon untuk menghubungi ibunya. Mendekatkan benda persegi panjang itu ke telinga kirinya. Mendengar nada sambung sebelum sambungan telepon itu dijawab. Juliette menatap bucket bunga itu sambil menunggu sambungan teleponnya dijawab. Selang beberapa detik sambungan telepon itu tidak terjawab. Juliette menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya. Menaruh smartphonenya di tempat semula.

Juliette menghirup aroma harum dari bunga mawar merah, mawar putih dan bunga sedap malam itu sehingga merasakan kesegaran yang alami. Saat ini suasana hatinya sangat senang. Sedetik kemudian smartphone miliknya bergetar. Juliette menyambar smartphonenya. Tersenyum manis melihat tulisan Mommy di layar smartphonenya. Menyentuh ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon dari ibunya.

"Hallo Mommy," sapa Juliette ceria.

"Hallo Sayang, ada apa tadi kamu telepon, Sayang?" ucap Julia lembut.

"Mommy, aku diterima kerja di Cedars-Sinai Medical Center, " ucap Juliette senang dengan mata yang berbinar.

Julia terkejut mendengar ucapan Juliette, lalu berucap dengan lembut, "Selamat ya Sayang, semoga kamu betah bekerja di sana. Dan kamu harus bisa menjaga dirimu kamu sendiri."

"Baik Mom."

"Nanti Mommy buatkan Shepherd's Pie domba dan ayam Scarpariello."

"Makasih Mommy, tolong buat yang banyak ya Mom, aku ingin mengundang semua Kakakku untuk makan malam di rumah Mommy."

"Biar Mommy aja yang memberi tahu mereka. Sebaiknya kamu fokus bekerja."

"Ok, Mom. Bye Mommyku yang cantik

"Love you."

Tak lama kemudian sambungan telepon itu terputus. Julia menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya. Menaruhnya di meja makan. Menyadarkan punggungnya di kepala kursi dengan detak jantung yang tak karuan karena dia terkejut dan merasa khawatir. Sebenarnya Julia tidak setuju Juliette bekerja di rumah sakit itu. Dia tidak mau masa lalu keluarga itu yang suram mengusik kehidupan Juliette selama tinggal di Hollywood. Di benak Julia terlintas bayang-bayang kejadian yang mengerikan di keluarga itu.

"Semoga peristiwa itu tidak terjadi lagi dan keadaan Juliette selama tinggal di sana tidak diketahui oleh Ronald Sean Mottola," gumam Julia bermonolog.

Sedetik kemudian Julia menyambar smartphone miliknya yang berada di atas meja makan. Menyentuh beberapa ikon untuk menghubungi Albern. Mendekatkan benda persegi panjang itu ke telinga kirinya. Terdengar nada sambung beberapa detik sampai akhirnya sambungan telepon itu dijawab.

"Hallo Mom, ada apa?" tanya Albern sopan.

"Al, Juliette mendapatkan pekerjaan sebagai dokter ahli di rumah sakit Cedars-Sinai. Kamu nanti malam makan di sini," ucap Julia meneduhkan.

"Mommy setuju Juliette kerja di sana?" tanya Albern.

"Mommy setuju asalkan dia tinggal di mansion keluarga yang ada di sana."

"Mommy nggak khawatir jika Ronald tahu tentang Juliette?"

"Awalnya sich khawatir, tapi Mommy menyakinkan diri Mommy bahwa rahasia itu tidak akan diketahui oleh Ronald maupun Juliette."

"Daddy Julius sangat syok setelah mendengar penjelasanku tentang Juliette yang sebenarnya dan keinginan Mommy untuk menyimpan rahat itu," celetuk Albern.

"Apakah dia memberikan komentar?"

"Tidak Mom."

"Al, tolong kasih tahu ada undangan makan malam di sini ke Alexander dan juga Alvin."

"Baik Mom, ya udah dulu ya Mom, aku mau lanjut kerja lagi."

"Ok.

Julia menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya. Menyentuh ikon merah untuk memutuskan sambungan telepon itu. Julia menghela nafas panjang sambil menaruh smartphone miliknya di atas meja makan. Dia beranjak dari kursi meja makan. Melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mempersiapkan makan malam mereka.

"Semoga rahasia itu tidak diketahui oleh Ronald dan Juliette," gumam Julia bermonolog.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Terima kasih banyak para reader budiman yang telah sudah membaca cerita novel ini, jangan lupa

Di like ☺

Dikasih hadiah 😊

Komentar, kritik dan saran 😊

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!