Ethan, seorang kurir yang diperlakukan seperti sampah oleh semua orang, dikhianati oleh pacarnya, dipecat oleh bosnya. Tepat pada saat dia hampir mati, seorang lelaki tua memberitahunya identitas aslinya. Sekarang, dia bukan lagi sampah yang tidak berguna, dia disebut Dominus, raja dunia!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZHRCY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Ethan memicingkan matanya pada pria itu dan bertanya-tanya apakah dia mengenal pria aneh itu, tapi wajahnya sama sekali tidak familiar baginya.
Matanya melebar saat tiba-tiba pria itu berlutut. "Salam, Dominus. Senang akhirnya bisa bertemu dengan Anda dan bahkan bisa berbicara dengan Anda, Tuan." Senyuman muncul di wajah pria itu sebelum akhirnya dia berdiri kembali.
Ethan masih ragu, tidak bisa mempercayai apa pun. Sungguh mengejutkan bahwa Harold memanggilnya sebagai tuan, tapi ia merasa sulit untuk percaya bahwa seseorang seperti Harold bisa mengenalnya.
Kemudian, hal itu membuatnya menyadari bahwa ada sesuatu yang benar-benar tidak beres. Ada sesuatu tentang masa lalunya yang sepertinya terhubung dengan sesuatu yang sangat penting. Tidak ada seorang pun yang bisa menjelaskan bagaimana kehidupannya sebelum dia ditemukan oleh para suster di panti asuhan. Dan dia sendiri juga tidak mengingat apa pun. Masih terasa seperti ada kabut dalam ingatannya.
"Di mana saja anda selama ini, Tuan?" Harold tersenyum lebar saat bertanya.
"Selama sepuluh tahun, kami telah mencarimu, akhirnya aku menemukan pewaris Dominus! Siapa sangka aku akan menemukanmu, Nak?" Dia tertawa. "Kau pasti putra Dominus, apakah ayahmu pernah menceritakan tentang kami sebelum dia meninggal?"
Ethan mengedipkan mata sekali, "Aku punya ayah? Dan dia sudah meninggal?"
Tepat saat dia selesai berbicara, dia melihat kilatan gambar. Dia melihat seorang pria tua berjalan berdampingan dengan seorang anak laki-laki yang wajahnya mirip dengan Ethan.
"Katakan pada mereka, ini Dominus," suara pria itu yang dalam membuat semua orang di ruangan ketakutan, kecuali anak laki-laki itu. Kemudian dia menoleh kepadanya. "Kita akan pergi ke pesta bersama, Ethan.”
Kemudian, gambar itu mendadak menghilang dan gambar itu pun lenyap. Ethan kembali menatap Harold. Sepertinya dia akhirnya mendapatkan sesuatu dari ingatannya. Meskipun begitu, dia bertanya-tanya mengapa butuh waktu begitu lama.
"Kamu sedang membicarakan apa?" Wajah Ethan masih terlihat ragu dan dia belum sepenuhnya memahami semuanya. Yang bisa ia ingat hanyalah potongan-potongan gambar, bukan seluruh halaman kehidupan yang hilang.
"Tidak ada yang memberitahumu tentang Dominus? Dia adalah sahabat terbaik pendiri kerajaan bisnis kami, Carlos. Kami membangun kerajaan bisnis yang luar biasa ini hanya untuk menemukanmu, Dominus, Bos Besar kami." Harold mengangkat alisnya. "Aku, Carlos, dan ayahmu."
Ethan menatap balik padanya dan kesadaran menyergapnya dengan cepat hingga dia hampir jatuh. Dia mulai melihat lebih banyak gambaran secara tiba-tiba dan sepertinya jantungnya berdetak kencang saat ia mengalami semacam trance.
Ethan berbalik dan memegang meja lebih erat saat dia melihat semuanya. Sebenarnya, sesuatu terjadi setelah ayahnya dan Carlos menciptakan kelompok mafia itu. Musuh-musuh datang suatu hari dan mencoba menghabisi mereka. Ethan dan ayahnya sedang dalam perjalanan ke pesta saat mereka muncul. Ternyata, Carlos telah mengkhianati ayahnya. Ayahnya dibunuh tepat di depan matanya, tapi dia tidak bisa menjangkaunya karena kecelakaan mobil membuatnya terlempar ke sisi lain.
Dia mencoba merangkak lebih dekat dan memohon pada Carlos, tapi ayahnya dibunuh. Salah satu dari pria itu juga menembak Ethan.
Ethan membuka matanya dengan terkejut. Jantungnya berdebar kencang dan tiba-tiba sakit kepala menyerangnya. Dia telah berusaha begitu keras untuk mengingat hidupnya sebelum dia ditemukan oleh para suster di panti asuhan. Tapi sekarang setelah dia ingat, dia merasa sangat hancur tentang itu. Dan yang dia inginkan hanyalah menemui Carlos dan menanyakan mengapa dia mengkhianati ayahnya.
Dia segera menoleh ke Harold. Menatap Harold kini dan dia bisa mengingat nama seseorang yang dia kenal dengan baik, "Apakah kau mengenal Paul yang bermata satu? Di mana dia?"
Mata Harold melebar karena terkejut sejenak. "Ya! Kau mengingatnya?" Dia menghela napas dan terlihat serius. "Paul dibunuh dalam serangan itu. Kami menemukan mayat ayahmu tapi tidak menemukanmu, dan kami telah mencarimu sejak saat itu.”
Ethan memejamkan matanya sejenak dan menarik napas dalam-dalam. Dia merasa sangat hancur. "Ayahku dibunuh, aku melihatnya."
Harold membuka mulutnya dan gemetar ditubuh menguasainya. "Apa? Di mana kau saat itu? Aku pikir kamu tidak ikut Dominus ke pesta karena kami juga tidak menemukan jasadmu. Sebenarnya–" matanya menyempit dan kesedihan terpancar disana. "Kami pikir kau sudah mati."
Ethan mengerutkan keningnya. "Aku memang mati! Tiga peluru menembus tulang rusuk dan dadaku! Aku benar-benar mati!" Dia berteriak dengan marah.
Ethan tidak ingin memikirkannya lagi, tapi sial! Bagaimana lagi ia harus mengakui bahwa ayahnya dikhianati oleh salah satu sahabatnya sendiri?
Harold berjalan ke mejanya, membukanya, dan mengeluarkan sebuah foto. Dia kembali ke Ethan dan memperlihatkan foto itu. "Ini adalah foto kami bertiga, Carlos, Luke, dan aku.”
Ethan mengambil foto itu dari tangannya dan menatap foto-foto itu. Dia mengenali Harold karena wajah masih sama. Ayahnya berada di tengah, dan kemudian, ada Carlos.
Ethan masih ingat senyum Carlos saat dia menembak ayahnya di kepala. Dia tidak bisa berteriak, dia tidak bisa berjalan. Satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah berteriak dalam pikirannya dan menangis saat nyawa ayahnya tersedot keluar.
"Ada yang tidak beres di sini,” gumamnya dan dia pergi untuk duduk. Dia masih memegang foto itu dan menatapnya dengan begitu tajam hingga bisa menakuti siapa pun. Mengapa Carlos mengkhianati ayahnya? Mengapa dia membunuhnya? Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu belum dia temukan. Meski begitu, saat itu juga, dia ingin sekali mematahkan leher Carlos dan membalaskan kematian ayahnya.
"Apa yang terjadi?" Harold mendekat. "Di mana kau tinggal selama ini?"
Ethan menatapnya dengan mata penuh kesedihan. “"Aku tinggal di panti asuhan. Aku keluar beberapa tahun kemudian dan mulai bekerja untuk menyekolahkan diriku ke perguruan tinggi.”
Harold mengedipkan mata sekali. "Aku harus memberi tahu Nicolas tentang ini. Semua orang akan senang melihatmu.”
Ethan tiba-tiba teringat sesuatu. "Siapa Nicolas, dan apa sebenarnya yang terjadi dengan nama Dominus ini? Aku tahu itu nama ayahku, tapi apa yang begitu istimewa tentangnya?”
"Nah, Carlos, Luke, dan aku membangun kerajaan bisnis dan kelompok mafia dengan lebih dari 20.000 anggota dari seluruh dunia. Dan Nicolas adalah putra Carlos, dia mengambil alih kerajaan itu sepuluh tahun yang lalu. Carlos meninggal saat menyelamatkan ayahmu. Dia terbakar hingga tak bisa dikenali."
Mata Ethan melebar karena terkejut. Carlos membunuh ayahnya. Tapi Harold mengatakan kalau Carlos menyelamatkannya. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?
"Tapi saat ini sedang terjadi sesuatu dan kami sedang menjaga identitas serendah mungkin. Akan lebih baik kalau kau juga melakukan hal yang sama," kata Harold memperingatkan.
Harold melanjutkan. "Jika mereka tahu kau adalah Dominus, mereka pasti akan datang untuk membunuhmu, kau akan menghadapi banyak pembunuh bayaran dan penyerang. Aku tahu kau sangat hebat dalam bertarung, tapi kau tidak bisa melindungi dirimu setiap saat.”
Ethan menatapnya dengan kebingungan yang terpancar di wajahnya. "Masalah seperti apa ini sebenarnya?"
"Aku rasa kau harus berbicara langsung dengan Nicolas soal ini. Tapi, kurasa saat ini kau tak bisa menemuinya karena dia sedang diawasi. Itu hanya akan membahayakanmu."
Ethan menggertakkan giginya. Dia tidak ingin menemui Nicolas. Dia tidak ingin berbicara dengan anak dari si pengkhianat.
"Tapi kenapa aku harus bertemu Nicolas? Dan ayahku tidak pernah memberitahuku apa-apa tentang kelompok mafia itu. Jika dia punya, dia pasti akan memberitahuku."
Harold menghela napas. "Mungkin dia hanya ingin melindungimu. Dan Nicolas adalah orang kedua setelah Dominus, yang seharusnya posisi itu untukmu.”
Ethan menutup matanya saat rasa pahit menyusup ke dalam dirinya seperti lebah. Bagaimana mungkin anak si pengkhianat bisa terlibat dalam bisnis ayahnya? Selain itu, mengapa Nicolas berbohong?
Harold menatapnya sejenak sebelum berjalan ke mejanya, mengambil sesuatu, dan menulis beberapa huruf di atasnya. Kemudian, dia kembali ke Ethan dan menyerahkannya.
Ethan membuka matanya, dia terkejut.
Apa yang dia lihat!
BERSAMBUNG...