(***) Peony surgawi adalah seorang gadis yatim piatu . dia tinggal bersama seorang Bibi penjual bunga yang bernama Aura Herawati , dia tidak mempunyai anak dan suami . Peony tinggal bersamanya semenjak usia delapan tahun .
***
Al gozali Matthew adalah seorang anak laki laki kecil yang sejak lahir telah di tinggal pergi ibunya mengejar kemewahan duniawi . dia tumbuh menjadi anak laki laki yang dingin dan datar seperti Ayahnya Al Gibran Matthew .
semenjak di khianati oleh istrinya ,Al Gibra Matthew sangat membentengi diri dengan namanya wanita .Semenjak sang istri pergi bersama laki laki yang lebih kaya darinya ,karena kehidupan Matthew saat itu masih kalang kabut .
suatu hari Al tanpa sengaja bertemu dengan Piony . melihat kelembutan kesabaran dan kebaikan Piony Al menginginkannya sebagai temannya . karena selama ini kehidupan anak berumur lima tahun itu sangat abu abu .
apakah Matthew akan mengabulkan permintaan Al putra . perubahan apa yang akan terjadi pada Al Gibran Mat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09
Matthew pergi meninggalkan kamar Peony , dengan kedua tangan masuk kedalam saku celana . Pria itu melirik singkat ke arah Peony sebelum benar benar pergi .
Otak Matthew malah seakan terkena virus . Bayang bayang benda kenyal yang tadi menyapa tangan kanannya membuat Matthew mendesis .
Dia melangkah sambil menatap tangan kanannya yang sempat diapit oleh gunung kembar dan tangan mungil Peony . Pria itu langsung menggeleng cepat , pikirannya sudah berkelana ke mana mana .
Bagaimanapun Matthew adalah seorang pria normal .Sudah enam tahun menduda tanpa di sentuh oleh perempuan . Karena memang sedari di tinggal sang istri , dia tak minat .
Ini untuk pertama kalinya selama enam tahun dia menduda aksi Peony tadi menaikkan libidonya sebagai seorang pria normal .
"Sh**t! sepertinya malam ini aku harus mandi air dingin sebelum tidur ."
Matthew melangkah pergi dengan wajah dingin . Mencoba menepis pertanyaan pertanyaan di dalam benaknya .
Matthew bingung dan sangat heran pasalnya sedari dulu semenjak dirinya menduda . Banyak perempuan mengantri mencoba menggodanya . Terhitung empat tahun yang lalu masa kejayaan Matthew kembali menguasai bisnis . Setelah dua tahun mengalami terpuruk .
Selama empat tahun itu pula banyak perempuan menggoda Matthew dengan berbagai cara . Pakaian terbuka dan sengaja memeluk serta hal lain begitu agresif , tetapi Matthew tak pernah terpancing .
"Kenapa hanya dengan itu , dia malah langsung bangun? Kenapa ?" Matthew kembali bergumam . Dia tidak terima jika aksi sepele dari Peony tadi malah membuatnya harus tersiksa malam ini .
"Bukannya kau begitu mahal dan tidak mudah terbangun ? Kenapa sekarang kamu malah begitu murahan , langsung bangun hanya dengan sentuhan kilat itu?Ck , ada apa denganmu ?"
Matthew kembali berceloteh sembari menunduk , seakan sedang menceramahi sesuatu di balik celananya .
"Kurang ajar , sudah lama sekali aku tidak merasakan ini ,ck ."Pria itu membuka baju dan celananya , langsung masuk ke dalam kamar mandi dengan ekspresi frustasi.
Malam yang berat bagi Matthew akhirnya berakhir . Kini matahari kembali menyapa ,perlahan cahaya mulai menyapa masuk melalui setiap celah di Mansion Matthew .
Egh..
Peony melenguh ketika segaris cahaya mentari pagi tepat menyapa wajahnya . Gadis kecil itu menggeliat kecil dengan sebuah alat kompres masih berada di atas keningnya .
Perlahan Peony membuka matanya , dia memicing menyesuaikan cahaya yang masuk . Belum terlalu terang , tetapi Peony sangat terkejut biasanya dia akan bangun saat matahari masih tersembunyi .
"Astaga , aku terlambat bangun? Tumben sekali , eh." Peony mengambel kain kompresan di atas keningnya .
Gadis itu duduk dan menatap kompresan itu dengan wajah bingung ." Ini bukannya kompresan ? Semalam aku rasanya tidak..."
"Kamu sudah bangun ? Coba kalian periksa tubuhnya ."
Peony terkejut saat mendengar ada suara yang mengalun di dalam ruangan itu . Dia menoleh dan terkejut saat kepala pelayan bagian perempuan datang bersama beberapa pelayan lain .
Peony berniat untuk turun dari ranjang .
"Jangan bergerak dulu , tetap di sana ?"
Peony pun diam , dia memandang kepala pelayan dengan wajah bingung . Sampai seorang pelayan mendekat dan memeriksa suhu tubuh Peony .
"Sudah normal ,Bu ." pelayan tadi memperlihatkan hasil termometer kepada kepala pelayan .
"Baguslah , sekarang kamu boleh bersih bersih Peony , tapi kamu harus pakai air hangat . Kau harus menjaga kondisi tubuhmu supaya tidak demam lagi ."
"Maaf Bu , apa kemarin malam saya demam ?"
"Ya , panas tinggi . Mungkin karena kejadian di kolam renang kemarin . Sekarang cepat bersih bersih dan turun ke bawah . Tuan Matthew dan Tuan Muda sudah berada di meja makan ."
Peony terkejut ."A-apa ? Lalu bagaimana masalah Tuan Muda tadi _"
"Saya sudah mengaturnya , saya memberi alasan jika kamu tadi sedang di kamar mandi untuk buang air besar . Cepatlah jangan membuat Tuan Matthew marah ."
"Baik ,Bu . Saya akan segera ke bawah ."
Peony segera bergegas mengayunkan langkahnya menuju ke arah ruang makan mansion mewah tersebut . Dua pria beda usia sudah berada di meja makan , bersiap untuk sarapan .
"Selamat pagi ,Tuan , Tuan Muda ." Peony menyapa dengan suara lembutnya seperti biasa .
Suara Peony mengalihkan perhatian dua laki laki beda usia di meja makan itu . Al langsung tersenyum senang , melihat wajah Peony yang sedari tadi di tunggunya .
"Peony , ternyata kamu benar benar masih di sini . Aku pikir kamu sudah tidak ada di sini ." Al turun dari kursinya dan memeluk kaki Peony .
Matthew memperhatikan pergerakkan sang putra . Dia melirik Peony . Dia.melirik Peony yang sudah berjongkok dan berbicara dengan Al .
Tiba tiba pikiran Matthew kembali membayangkan kejadian tadi malam . Pria itu melotot saat melihat Peony sedang tersenyum kepadanya .
Matthew langsung mengalihkan wajahnya . Dia menyesap teh hijaunya dengan tergesa .
Uhuk..
Peony dan Al terkejut mereka menoleh dan melihat Matthew tersedak oleh teh yang di minumnya tergesa .
"Ayah ." Al mendekat ke arah Matthew dengan wajah khawatir .
Peony pun ikut mendekat dia mengambil air mineral dan memberikannya kepada Matthew .
"Minum ini dulu ,Tuan."
Matthew langsung meraih gelas yang di sodorkan oleh Peony . Dia meneguk air mineral itu dengan cepat .
"Pelan pelan Tuan , nanti Anda tersedak lagi ." ucap Peony mencoba mengingatkan Matthew .
"Ayah , kenapa ayah tersedak ? Apa teh ini penyebabnya ?" Al bertanya kepada Matthew sambil mendongak .
Matthew pun meletakkan gelas itu ke atas meja . Dia menunduk menatap putranya yang kelihatan sangat khawatir .
"Begitukah?" tanya ulang Al .
Matthew mengangguk dan tersenyum pada putranya .
"Baiklah , Tuan Muda . Mari saya bantu naik ke atas kursi Anda . Anda perlu minum susu ."
Matthew langsung menoleh ke arah Peony yang baru saja berucap kata "s**u" yang baru saja gadis kecil itu lontarkan membuat pikiran Matthew tak karuan berkelana akan bayangan kejadian semalam .
"Ck .."
Peony terkejut ketika mendengar Matthew berdecak . menoleh was was , takut jika dirinya tanpa sengaja melakukan kesalahan sampai membuat sang majikan berdecak .
Matthew sekarang sedang berperang dengan batinnya sendiri . Isi benaknya mungkin sekarang sedang saling serang di dalam sana .
"Ada apa dengan otak ku ini? Kenapa sudah semalaman masih belum hilang ? Bahkan aku di buat kesulitan tidur dari tadi malam . Setelah berhasil tertidur malah di ajak bermimpi .sialan ."Matthew mengumpat kesal di dalam hatinya.
Apa sebegitu besar efeknya pelukan Peony pada tangan tangan Matthew? Sampai membuat pria itu tidak bisa tidur , bahkan sampai terbawa dalam mimpi .
"Maaf ,Tuan . Apa ada sesuatu?"
Suara lembut Peony mengembalikan kesadaran Matthew .Pria itu mengangkat kepalanya menatap Peony dengan tatapan datar seperti biasa .
Peony sedikit mengerutkan kening ketika menyadari wajah lelah Matthew , mata pria itu terlihat lelah .
"Apa Anda kurang tidur ,Tuan? Sepertinya wajah Anda begitu lelah . Apa perlu saya buatkan s**u juga? Mungkin Anda terlalu kelelahan bekerja . Minum s**u akan membuat tenaga dan energi Anda pulih ...."
"Tidak ". Jawab Matthew cepat .
Peony cukup terkejut mendengar nada dari jawaban pria tersebut yang memotong kalimatnya . Peony meringis dan mengangguk pelan .
"Baik , Tuan . Maaf kalau begitu saya permisi ,ya . Saya akan buatkan s**u untuk Tuan Muda dulu . Tuan Muda tunggu sebentar, ya ." Peony tersenyum pada Al yang mengangguk dengan semangat .
Matthew menarik nafas dalam ketika melihat pergerakan Peony , dia menghembuskan nafas dengan kasar .
secara kamar kan ad cctv nya
aku suka Thor Matt tersiksa
karena benci dan cinta itu terlalu tipis
bujang lapuk kah si Matthew thor
secara dia bilang dadanya masih rata