BIG MAMA

Bagaimana pun ini adalah bisnis.

Kita dilarang untuk memperlihatkan rasa puas kita agar lawan tidak mudah membaca karakter kita.

"Baik, katakan kondisi anda."

Tanpa berpikir panjang,Kakek Ding langsung menanyakan persyaratan dari Kanina.

"Aku ingin anda bersedia menampung semua jenis rempah atau obat-obatan yang aku miliki kelak,dan tentu saja harga nya tidak boleh terlalu rendah."

Baik Kakek Ding maupun Yaya lega mendengar permintaan Kanina yang sangat menguntungkan mereka.

Awal nya mereka mengira bahwa Kanina pasti meminta syarat yang tidak masuk akal,Kakek Ding sudah berencana melepaskan barang premium di tangan nya,namun Kanina ternyata memiliki karakter yang pintar dan cerdas.

Kakek Ding sangat puas.

"Baik,tidak masalah.Dengan begitu kita resmi menjalin kerja sama.Namun ingat satu hal Nona,kami tidak suka bekerja sama dengan orang yang suka bermuka dua."

"Sekali anda berbuat curang,maka kerja sama diantara kita putus.Bahan obat anda mungkin bagus tetapi jika karakter anda bermasalah,maka saya lebih suka kehilangan semua itu."

Kakek Ding sangat tegas.Jangan lihat usia nya yang sudah tua,dan penampilan nya yang tampak rapuh.

Aura bermartabat yang menguar dari dalam dirinya benar-bebar dapat mengintimidasi siapa saja.

Dengan senyum cerah Kanina mengulurkan tangan nya kearah Kakek Ding.Dan Kakek Ding menyambut dengan gembira.

"Senang berbisnis dengan Anda Tuan."

Ucap Kanina dengan penuh percaya diri.

"Panggil Kakek saja,seperti nya usia mu tidak jauh berbeda dengan cucu ku.Aku juga sangat senang berbisnis dengan gadis pintar seperti mu."

Kakek Ding segera menjabat tangan Kanina dengan erat.

"Yaya ambil timbangan kita dan timbang milik Nona ini."

Kakek Ding segera memerintahkan cucunya untuk menyelesaikan transaksi bisnis diantara mereka.

"Panggil Kanina saja Kakek,saya seorang Ibu dengan tiga orang anak.Jadi jangan sebut saya gadis lagi."

Astaga.

Pernyataan Kanina mengejutkan bukan hanya Kakek Ding saja,melainkan Yaya yang tengah mengambil timbangan khusus mereka.

Ha ha ha

Kanina hanya menutupi kecanggungan nya dengan tawa kering.

Melihat kecanggungan yang terbentuk,Kanina pun dengan cepat mengalihkan susana nya.

Ehem.

Yaya juga menyadarkan dirinya dan kembali fokus dalam menimbang jamur milik Kanina.

"Lingzhi mencapai berat hingga sembilan ratus gram,Kakek.Jika harga per seratus gram nya adalah lima belas ribu,maka hasil lingzhi sendiri adalah tiga belas juta lima ratus ribu."

"Untuk jamur susu harimau sendiri memiliki berat sekitar enam ratus gram,jika di kali dengan harga dua puluh ribu,maka jamur susu harimau memiliki uang dengan jumlah dua belas juta.Jadi semua total nya adalah dua puluh lima juta lima ratus ribu."

Kanina menarik nafas dalam-dalam ketika mendengar jumlah uang yang akan dia terima.

Sungguh di tahun-tahun ini,memiliki uang satu juta saja sudah dianggap kaya.Tetapi Kanina,seorang pendatang lintas waktu hadir dengan memiliki uang dengan jumlah yang fantastis.

Dua puluh juta lebih.Dia yakin,bahkan di kota provinsi ini saja sangat jarang orang memiliki kekayaan sebanyak itu.

Namun Kanina berusaha menyembunyikan kesenangan nya tersebut,berbagai macam kebutuhan dan rumah yang reyot seketika melintas di benak nya.

Setelah menyelesaikan pembayaran dan berjabat tangan,Kanina segera keluar dari toko Obat Feng.

Setelah memastikan tidak ada yang memperhatikan nya,Kanina segera memasukkan seluruh uang itu kedalam ruang,dia hanya menyisakan tiga lembar uang seratus ribu ditangan nya.

"Aman.Saat nya aku melakukan hal yang menyenangkan didunia ini."

Kanina langsung tertawa terbahak-bahak.

Tujuan pertama nya adalah kedai Bibi penjual roti bakar tadi.

"Hallo Bibi,tolong buatkan saya roti bakar satu,saya sangat lapar."

Bibi penjual roti bakar segera tersenyum senang ketika melihat Kanina kembali.

"Anda ingin rasa apa Nona?? Ada rasa selai dan susu."

Bibi penjual roti memberikan Kanina pilihan.

"Selai, tolong.Dan nanti buatkan aku masing-masing rasa tiga pasang.Aku memiliki tiga anak yang sangat rakus."

Kanina tersenyum begitu membayangkan senyum cerah anak-anak.

"Baik Nona."

Bibi penjual roti segera mengolesi panci nya dengan mentega nabati,lalu memanggang roti bantal yang telah diolesi dengan selei sebelum nya.

Dua menit kemudian pesanan Kanina langsung selesai.Tanpa menunggu lama,Kanina langsung menikmati roti bakar nya yang masih hangat.

Tiba-tiba wajah menyebalkan muncul dibenaknya.

"Astaga tiga puluh sen,aku berhutang tiga puluh sen."

Tiba-tiba Kanina memesan dua roti tambahan lagi.

Tentu saja Sang Bibi penjual sangat senang.

Satu roti masing-masing dihargai dengan sepuluh sen.Kanina membeli roti sebanyak lima belas biji,jadi Kanina menghabiskan uang sebanyak seratus lima puluh sen.

Setelah membeli roti,Kanina masuk ke toko kelontong.

"Permisi."

Kanina memanggil dengan lumayan keras karna dia tidak melihat siapapun berjaga di depan konter.

"Ada yang anda butuhkan Nona?"

Sebuah suara tajam dan tidak ramah menyapa Kanina.

Tampak seorang pemuda bertubuh gempal muncul dari kedai di sebelah nya,sebelah tangan nya memegang piring yang berisi goreng pisang.

Rakus dan berminyak.

Namun Kanina menahan rasa jijik nya terhadap pria sombong ini.

"Saya ingin berbelanja kebutuhan sehari-hari,Tuan."

Kanina mencoba berbicara dengan sopan.

Oh.

Respon pria gempal itu sungguh diluar dugaan.

"Anda bisa pergi kearah sana,disana adalah sekumpulan barang berkualitas rendah."

Pria gempal itu langsung duduk di depan konternya dan menikmati pisang goreng yang renyah dan hangat.

Sementara Kanina dibiarkan begitu saja.

Bukan tanpa alasan pemuda bertubuh gempal itu berkata demikian,siapa pun yang melihat penampilan Kanina di kota provinsi ini pasti akan berpendapat sama,yaitu miskin.

Dan pemuda itu tidak ingin membuang banyak waktu untuk meladeni Kanina yang miskin.

Melihat sikap pemuda itu,Kanina langsung kehilangan keinginan untuk berbelanja di toko nya.

Tanpa menunggu lama lagi,dia segera pergi meninggalkan toko kelontong itu.

"Sudah tau tidak punya uang,berani-berani nya datang kemari.Cara mu itu sudah sangat biasa terjadi disini Nona."

Teriak pemuda itu sembari terus menikmati pisang gorengnya.

Kanina yang diteriaki seperti itu seketika berhenti.

Dia berbalik dan mendatangi pemuda gempal itu dan menampar meja dengan kuat.

Plak

Pemuda itu sungguh terkejut dengan aksi Kanina.

Namun belum sempat dia berbicara,Kanina sudah lebih dulu angkat bicara.

"Menurut mu ,jika aku menghabiskan uang ku saat ini disini,berapa banyak barang yang bisa ku bawa pulang?"

Kanina mengangkat tangan nya dari meja,dan memperlihatkan selembar uang seratus ribu diatas permukaan meja.

Sigendut memandang uang tersebut dengan tercengang.Lalu dia kembali menatap Kanina dengan tidak percaya.