Misteri Kematian Para Wanita Hamil

Rasa curiga di hati Purnama sudah ada karena dia merasa kedua nya bersikap aneh setelah mendengar nama palasik yang kena tuduh, para istri masih anteng saja karena mereka pun tidak tau saat itu apa yang sudah terjadi pada suami nya. Jeno dan Aksara tidak bercerita, sebab bila cerita maka hanya akan mendapat amukan saja karena sudah rela di cium oleh palasik.

The real lelaki tidak pernah bercerita saat punya rahasia, apa lagi ini cerita yang membawa aib sangat besar sekali untuk hidup mereka. enak kalau yang mencium adalah wanita cantik berbadan utuh, ini mereka saja cuma punya kepala dan jeroan yang melayang melayang, bila nasib nya naas maka bisa saja usus mereka tersangkut duri atau pun semak belukar.

Namun sejauh ini masih belum ada kasus palasik yang jeroan nya tersangkut di semak belukar, selama Purnama menjabat menjadi Ratu ular pun dia sama sekali tidak pernah berurusan dengan iblis jenis pemakan bayi atau pun Ibu hamil ini. jadi memang sama sekali tidak tau, eksis nya sangat jarang sehingga hampir tidak pernah kena masalah iblis satu itu.

"Kenapa kau tatap suami ku begitu, Pur?" Maharani sadar juga akhir nya.

"Tau ni Purnama, aku sampai merinding di tatap dia begitu." Jeno bersembunyi di balik tubuh istri nya.

"Iya, dari tadi kau menatap Jeno dan Aksara terus! apa mereka ada salah padamu?" tanya Sukma.

Purnama berdehem sedikit namun membuat Aksara dan Jeno tambah cemas, yakin sekali kedua nya ini kalau Ratu ular sudah pasti barusan membaca pikiran nya. salah sendiri juga malah menatap mata Ratu ular, sehingga sudah pasti pikiran mereka pun terbaca oleh dia.

"Tampak nya parakang akan mau datang apa bila umpan nya memang menawan." ucap Purnama.

"Apa umpan nya?" Andini sudah sangat bersemangat.

"Kau kok semangat sekali, kenapa sih?" Aksara heran juga dan cemas.

"Salsa sedang hamil anak ketiga, aku takut dia juga akan kenapa napa." jelas Andini.

"Maka nya kita harus bergerak cepat, malam ini juga kita undang parakang!" tegas Purnama.

Semua mengangguk setuju dan yang nampak kurang suka cuma dua orang saja, sebab mereka memang sudah waspada dan ada curiga dengan lirikan Purnama sejak tadi. sungguh pengalaman itu biar lah cukup satu kali saja, saat itu mereka juga sudah sangat terpaksa sekali.

"Apa umpan nya?" Xiela penasaran dan ingin gerak sekarang.

"Parakang suka pria tampan, Aksara dan Jeno pernah di cium kan?" Purnama menatap kedua nya.

"APA?!"

Maharani dan Nilam berteriak kaget karena suamu mereka malah sudah pernah di cium oleh parakang pula, pantas saja sejak tadi mereka gelisah kesana kemari seolah sangat takut. ternyata mereka sudah punya pengalaman dengan setan itu, sontak Maharani dan Nilam pun tidak terima.

"Saat itu keadaan nya mendesak karena Arya dan Purnama bertempur di desa bawah sumur, kami tidak tau sehingga kami pun terpaksa di cium dia." Aksara langsung menjelaskan.

"Benar, Sayang! kami mana mungkin mau apa bila tidak terpaksa." Jeno juga geli sekali mengingatnya.

"Malam ini kita akan mengumpan kan Jeno dan Aksara, agar mereka mau datang." putus Purnama.

"Ya enggak bisa gitu dong, Pur! enak saja suami mu mau di cium banyak parakang." sentak Maharani tak terima.

"Lagian kan pria tampan lain banyak, bisa lah kau suruh Bagas dan Arjuna!" seru Nilam.

"Suami mu itu suruh kerja juga, masa kerja nya cuma mendengarkan saja." ketus Maharani.

Zidan yang sejak tadi diam malah kena juga akhir nya, Purnama juga tidak mau kalau suami nya harus di cium oleh para parakang, mana mungkin dia akan rela Zidan di sentuh wanita lain. tapi sekarang malah tidak ada pilihan pula, bila dia tidak mau maka sudah pasti yang lain juga tidak akan rela.

"Parakang jumlah nya sekitar lima puluhan atau bahkan bisa lebih kata Gun." Sukma membuka suara.

"Para pria harus bekerja dan tidak ketinggalan juga suami mu, bila suami mu tidak boleh maka yang lain juga tidak boleh!" tegas Gun.

"Eh sialan, kok malah kau pula yang mengatur!" sewot Purnama.

"Nah kan itu yang adil, benar kan teman teman?" Gun menatap para wanita yang sudah sangat keberatan.

Yang di tatap masih mikir keras karena ada rasa tidak rela pula, tapi kalau tidak rela sekarang maka besok besok pasti akan kejadian lagi dan suami Purnama malah bebas. sungguh saat ini mereka tengah di lema, bingung antara mau pilih apa karena ini memang pilihan yang amat sangat berat.

"Eh mohon maaf ya, aku ini kan tidak tau apa apa. jadi jangan lah aku di ikut serta kan juga!" Zidan tidak mau ikut andil.

"Oh tidak bisa!" Maharani menolak usulan Zidan.

"Kau adalah suami nya Ratu ular, jadi ya terima saja konsekuensi nya." Nilam pun setuju.

"Masa cuma suami kami saja yang mau di jadikan tumbal, jadi seekor Zidan yang tampan ini pun harus kena." Menik juga setuju.

"Seekor! kau pikir aku ini kecoak, dasar ular sialan." seru Zidan.

"Ayo tuntas kan malam ini, kau tidak usah termenung begitu!" Gun menatap Purnama yang masih terdiam.

"Ratu itu harus bisa berlapang dada, jangan cuma anak buah saja yang berlapang dada." Nilam tersenyum licik.

Rasa nya saat ini Purnama ingin membanting semua member wanita nya yang sudah berani mengkritik dia, padahal Ratu nya sudah segalak ini tapi anak buah masih saja suka membuat ulah dan membuat Purnama pusing. ini sungguh sangat di lema, langkah apa yang mau di ambil dia sangat pusing.

"Zidan, Arya, Sam, Bagas, Jalak, Arjuna, Jeno, Aksara, Aji, Hendra, Sagara! mereka semua akan jadi hadiah bagi para parakang." ujar Maharani maju kedepan.

"Jangan langsung main hitung saja, aku tidak mau di cium parakang, Sayang!" Zidan memegang tangan istri nya.

"Maka kami semua juga tidak akan mau!" para member laki laki membuka suara.

"Tolong lah ya." Purnama menatap suami nya memelas.

"Ah!" Zidan berseru kaget karena Purnama juga mau menumbalkan diri nya.

"Nah itu baru nama nya pemimpin, bukan cuma anak buah saja yang harus di korban kan." Gun tertawa senang.

"Sayang, kita harus menyelamatkan banyak nyawa agar dia tidak semakin bertingkah! tahan lah ya, hanya satu ciuman saja." bujuk Purnama.

Zidan menelan ludah nya dengan susah payah karena dia malah harus di cium oleh parakang pula, sungguh Zidan sama sekali tidak pernah membayangkan ini akan terjadi dalam hidup nya.

Selamat malam guys, baru istirahat dan sambil nulis untuk kalian ya.