Viola pranindhita(29) seorang perempuan independen yang sukses di segala bidang usaha hingga berhasil menjadi CEO perusahaan ternama.terpaksa menerima perjodohan nya dengan Evan Erlangga(27). seorang pembisnis muda yang sekaligus saingan bisnis nya yang terkenal angkuh dan dingin terhadap wanita..
akankah keangkuhan, keras kepala, dan sifat individulis dari ke duanya bisa menciptakan sebuah ikatan rumah tangga yang manis dan romantis???Jika ada trauma di masa lalu tentang pernikahan...bagaimana cara mereka untuk berusaha memahami tentang arti pernikahan yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ciuman pertama
Bella memandang wajah Viola dengan tajam.. "Kamu mending langsung ngomong aja deh.. kamu sebenarnya mau curhat kan..? "
Viola hanya terdiam sambil menyeruput minuman nya.
Sudah hampir satu jam lebih mereka duduk di cafe itu, tapi Bella hanya menyaksikan sahabat nya itu terdiam nggak jelas.
sesekali Viola hanya ngomongin hal yang nggak penting.
"Vi,.. sebenarnya kamu ngomong apa, jangan sia-siakan waktu yang di kasih suami kamu agar kita bisa jalan keluar kayak gini.. " Ujar Bella gusar karena Evan hanya memberi mereka waktu sampai sore nanti.
"Itu lah Bell, aku juga nggak tau... sebenarnya banyak yang pengen aku omongin.. tapi nggak bisa... " jawab Viola lesu.
"Eh, sumpah deh... ini pertama kali nya aku lihat kamu galau gini.. "
Viola menarik napas nya pelan..
"Bell,.. jadi istri yang baik itu gimana sih.. sumpah aku nge-blank banget... masa iya aku harus berhenti kerja ,terus jadi ibu rumah tangga, tapi kalau aku dobel kerja capek dong... ngurus perusahaan.. pas pulang ngurus suami juga... " Celoteh Viola. memegang kepala nya
Bella tersenyum..
"Vi... kamu udah jatuh cinta ya sama Evan..? " ledek bella
"Apaan sih,aku cuma penasaran gimana sih mereka bisa terlihat harmonis dalam pernikahan....?" tanya Viola dengan wajah polos nya
"Menurut aku,.. harus ada cinta mungkin.. " jawab bella ragu.
"Tapi,.. pernikahan kayak aku gini... nggak mungkin harus ada cinta dong.. hanya untuk bisnis aja.. "sanggah Viola cepat
Bella menatap sahabat nya itu dalam.. sebenarnya bella merasa iba pada Viola yang tidak pernah merasakan kasih sayang kedua orang tua nya dengan lengkap.. jadi, ia tidak tau apapun tentang bahagia... terutama untuk menjadi pasangan yang romantis.
"Kamu sudah mulai tertarik untuk jadi seorang istri yang sesungguhnya vi..? " tanya bella
"Nggak tau juga sih.. cuma aku risih.. waktu evan bilang.. aku cuma bisa jadi pemimpin perusahaan yang hebat tapi, untuk jadi istri aku masih nol.. coba kamu pikir.. apa yang aku nggak bisa..! " jelas Viola menahan emosi
Bella menghela napas nya mendengar penjelasan Viola.
"Jadi, kamu penasaran jadi istri yang baik itu hanya gara-gara evan nantangin kamu gitu. ..? "
Viola mengangguk
"apa aku belajar sama ibu kamu aja ya bell.. orang tua kamu kan sudah lama pernikahan nya, dan adem-adem aja sampai sekarang.. "ujar Viola semangat.
"Nggak usah Vi.. sewajarnya aja... ntar juga bisa.. asal kamu mau membuka hati untuk evan.. "
"Aku sudah buka hati kok.. aku sudah menganggap dia suami aku... "
"Menganggap..? "
Lagi-lagi Viola mengangguk cepat.
"Kamu sudah melayani dia.. menyiapkan baju nya, memasak untuk dia, menyiapkan segala kebutuhan nya... dan paling penting.. kamu sudah melayani nya di ranjang.. " Bisik Bella pelan membuat Viola melotot.
"Bella,.. pikiran kamu tuh jorok tau..! " hardik Viola kesal.
"Loh, memang iya., kalian tuh udah Sah jadi suami istri.. nunggu apa lagi.. nunggu evan kesal dan cari perempuan lain..? "
"Ih, nggak bisa dong... "
"Kenapa nggak bisa.. kamu bilang kan.. nggak harus ada cinta.. jadi evan berhak dong cari cinta di luar sana ... kenapa.,apa salahnya..? " tanya bella menatap Viola hanya ingin melihat reaksi sahabat nya itu..
"Kalau evan cari yang lain, aku juga bisa cari yang lain... tapi.. nanti gimana kalau ada rumor di luar sana.. kan bisa pengaruh ke perusahaan..! "
Bella menarik napas nya lagi
"Vi... intinya kamu ingin pernikahan ini atau nggak..? "
"aku nggak tau.. " jawab Viola datar mata nya menatap kosong ke jendela cafe.
Masih teringat jelas di pikiran nya.. saat Viola menjadi saksi kisah cinta ibu dan ayahnya... Bagaimana ia melihat cinta yang besar sang ibu yang di balas penghianatan oleh suami dan sahabat nya sendiri.. hingga hari-hari di rumah itu hanya di warnai oleh pertengkaran-pertengkaran.. sampai akhir nya kekerasan dalam rumah tangga sering terjadi.. ibunya pun memilih pergi meninggalkan nya bersama nenek nya, sang ayah pun menikah dengan perempuan yang telah menghancurkan rumah tangga nya.
"Hei... malah bengong.. " ujar bella membuyarkan lamunan Viola..
"Kita pulang.. " ajak Viola tiba-tiba.
Bella hanya mengangguk menuruti langkah Viola yang tiba-tiba terhenti.
Dari kejauhan mereka melihat Evan di temani wanita,dan ajudan laki-lakinya.. sedang berbincang di sudut meja cafe.
"Itu Evan kan..? " tanya Bella pelan.
Viola tidak menjawab.. selintas terpikir obrolan nya tadi dengan Bella tentang evan yang mau cari wanita lain. dia kemudian melangkah menghampiri meja evan .
"Selamat siang.. " sapa Viola .
Evan dan sekertaris nya nampak sedikit terkejut melihat Viola dan bella yang tiba-tiba ada di depan mereka. sedangkan ajudan nya berusaha tersenyum ramah menyapa Viola.
"Siang... kamu di sini..? " tanya evan dingin dia berdiri di ikuti ajudan dan wanita itu.
"Iya.. kebetulan aku lagi jalan-jalan sama bella.. " jelas Viola menatap wanita itu tajam
"Aku Viola,.. aku istri Evan.. " ujar Viola mengulurkan tangan nya ke wanita itu, yang terlihat gugup.
"O, iya.. aku Sindy.. kami partner kerja.. "
"O, partner kerja.. bertemu di luar kantor..? " selidik Viola.. meski pun dalam hati ia menyesali pertanyaan nya yang terkesan bodoh.
"Kamu mau gabung ..? " Evan menawarkan duduk pada Viola.. sementara Bella hanya terdiam merasa aneh atas sikap Viola..
"Nggak usah, aku mau langsung pulang.. hanya menyapa sebentar.. karena kebetulan melihat suamiku dari jauh.. " jelas Viola sambil berbalik ke arah evan dan membetulkan dasi nya.
Mereka saling bertatapan sejenak.. Evan mencoba menahan senyum nya atas sikap Viola yang tiba-tiba itu.
"Ya sudah,.. kalau gitu aku pulang.... aku tunggu kamu di rumah.. " ucap Viola. sekilas ia memperhatikan perempuan partner evan itu.. yang terlihat sangat canggung.
"Ok.. Hati-hati di jalan.. " sahut evan sambil mendaratkan ciuman di pipi Viola.
Tubuh Viola langsung membeku.. namun kepala nya terasa panas.. Bella menyadari itu.. dia segera meraih tangan Viola untuk bergegas pergi dari tempat itu.
Evan terdiam melihat kepergian Viola dan Bella..jantung nya pun seketika terasa berhenti sejenak, dia tidak tau kekuatan apa yang membuatnya berani mencuri ciuman seperti itu.. tadi dia hanya merasa gemas melihat tingkah Viola tadi yang seolah. ingin mengakui nya sebagai suami.
Bella menarik tangan Viola menuju parkiran,. sedang kan Viola masih dalam keadaan masih linglung dengan ciuman evan yang mendadak itu.
Bella tersenyum melihat wajah Viola yang terlihat pucat.
"Vi... kamu nggak apa-apa kan..? "
Viola tidak menjawab dia hanya menatap Bella tajam..
"Tadi itu,.. apa.. dia... dia.. berani cium aku..? " tanya Viola tergagap.
Bella menahan tawanya dan mengangguk
"Breng***k Evan, berani-berani nya dia... cium aku di depan umum ?! "hardik Viola
"Kenapa dia kan suami kamu.. lagian wajar dia cium kamu... "sahut Bella sambil masuk ke mobil di ikuti Viola yang masih menahan emosi.
" Dia udah nggak sopan tau bell,. "
Bella tak kuat menahan tawa nya..
"lagian kamu sendiri yang mulai, pake so romantis nge benerin dasi nya segala... kepancing kan dia.. " jelas Bella di sela tawa nya..
"Evan tuh kur**ng ajar tau,.. aku kan lebih tua dari dia.. maen cium aja..! "
"Aduh... vi.. aku nggak ngerti lagi deh sama kamu.. . "
"Sini,.. aku mau nanya.. tadi maksud kamu nyamperin evan tuh apa..? "tanya Bella penasaran
"Ya.. aku cuma mau ngasih tau perempuan itu.. aku istrinya evan... "
"biar apa..? "
"Biar dia nggak macam-macam lah... evan itu sudah punya istri... "
"itu berarti kamu ingin bilang kalau evan itu suami kamu...milik kamu gitu kan... ya.. wajar lah evan langsung cium kamu,melengkapi pengakuan kamu itu biar lebih Perfect,lebih meyakinkan..! " jelas Bella tak berhenti tertawa.
Viola nampak terdiam., hati nya berdegup tak menentu.. tanpa dia sadari ia meraba pipi nya. itu adalah ciuman pertama nya dari seorang laki-laki.
"Evan... awas kamu ya.. " gumam nya lirih.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...