NovelToon NovelToon
Hati Yang Berani

Hati Yang Berani

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan / Tamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: kirput10i

seorang perwira tentara yang memiliki masa lalu kelam dengan ayahnya dan akhirnya dia menemukan cinta pertamanya

* maaf ya kalo jelek pemula soalnya😁

semua isi cerita ini hanya fiksi belaka. tempat kejadian, nama tokoh, musuh dan lainnya merupakan ide dari author itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirput10i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rapat

Bab 9

Aku sudah sampai di markas, tempat kerjaku yang sangatku rindukan :). Semua prajurit tampak sudah memasuki ruangan.

Tapi mengapa mereka begitu terburu-buru? Seperti ada panggilan darurat di dalam markas.

Lalu aku mendengar suara dari bel pengumuman, dia mengatakan semua prajurit harus memasuki ruangan dalam sepuluh menit.

Aku dan Raka yang mendengar itu langsung bergegas menuju markas, di dalam markas sangat ramai dan padat.

Ada yang ingin memberi pengumuman di depan sana itu tidak terlihat jelas tapi aku tau kalau itu adalah Adit seorang sekjen.

Dia tidak menggunakan speaker untuk berbicara tapi dia menggunakan suara aslinya.

" Pengumuman dari jendral Haris! "

" Seleksi pemilihan jendral akan ditunda sampai bulan depan! "

Semua pasukan terkejut dan tidak percaya mengapa bisa diundur, dan kenapa mendadak?

Aku dan Raka menatap satu sama lain dengan tidak percaya. Aku agak kecewa karena aku sudah siap untuk ikut seleksi tetapi malah di tunda

" Kenapa di tunda? " Tanyaku dengan suara pelan

" Entahlah...." Jawab Raka

Lalu Adit melanjutkan pembicaraannya yang belum selesai.

" Alasan di tunda adalah, jendral Haris ingin kalian fokus dalam persiapan penyerangan sekutu! Jadi....peserta seleksi harap mengerti! "

Adit turun dari tempat pengumumannya dan menyuruh semua pasukan bubar. Semua pasukan bubar termasuk aku dan Raka.

Aku mengerti mengapa seleksi itu harus di tunda tapi....aku agak kecewa karena aku sudah siap untuk mengikuti seleksi itu.

" Udah.... gausah kecewa masih ada waktu buat latihan lagi kan? " Hibur Raka sambil menepuk pundakku

Aku hanya mengangguk untuk jawabannya tapi di tengah kekecewaan itu ponselku berdering dan aku pun mengangkatnya.

" Halo? Amir? "

Di dalam telepon Amir seperti lebih serius dari biasanya.

" Faisal, gua sekarang lagi sama si Mamat di markas besar angkatan udara dan lu di pilih sama jendral Haris buat kesini...."

" Lu sekarang kesini yaa..."

" Oke gua otw tapi....kan pak Haris bisa nelpon gua sendiri kenapa pake hp lu? " Tanyaku

" Eee.....hpnya kecebur got gara-gara gua...." Jawabnya dengan suara takut

" Astaga, lu engga di apa-apain? " Tanyaku dengan khawatir

" Engga, gua engga di apa-apain tapi orangnya kaya marah, makanya gua nyuruh lu cepet-cepet kesini! " Jawabnya dengan cepat dan panik

" Ugh... ya ampun, bisa-bisanya dia melakukan hal seceroboh itu " gumamku

" Oke Raka gua pergi dulu bareng Adit yak " jawabku dengan cepat

" Rapat? " Jawabnya seperti sudah tau

Aku hanya mengangguk untuk menjawabnya dan sepertinya dia sudah bisa menebak apa yang akan ku lakukan.

" Mau gua anter ga? " Tawar Raka

" Engga, gua berangkat sama Adit " jawabku beranjak pergi

Dia hanya mengangguk dan aku pergi meninggalkannya. Aku segera menghampiri Adit.

" Adit! " panggilku

" Owh...pak Faisal, gimana, berangkat sekarang? " Tanyanya dengan membawa beberapa dokumen

" Ya " jawab singkatku

Kami segera pergi menuju jln Bangka serong no 8 disana adalah alamat mabesau ( markas besar angkatan udara ) lalu aku bertanya dengan Adit.

" Adit, kenapa kita di suruh pergi ke mabesau sekarang? Bukannya ini terlalu mendadak? "

" Saya juga engga tau pak Faisal tapi katanya kita akan rapat kordinasi. " Jawabnya dengan sedikit tegas tapi tetap menghormatiku

" Kordinasi? Artinya rapat dengan pejabat dan pimpinan seluruh negeri ini kah? " Tanyaku

" Benar, itulah mengapa kita di panggil ke sana karena kita orang terpilih " jawab Adit

Aku masih berfikir mengapa sekutu negara lain ingin menyatakan perang terhadap kita, aku hanya mengikuti perintah kalau kita akan menyerang mereka dari 4 titik lokasi.

Di perjalanan menuju mabesau aku hanya melihat pepohonan dan jalan yang lurus dan kosong. Sangat sepi disini tidak ada orang yang lewat atau tinggal disini.

Hanya ada pepohonan rindang dan jalan yang rapi, itulah mengapa tempat seperti ini cocok untuk markas besar karena jauh dari pe waukimapn jadi tidak membahayakan masyarakat.

Kita pun sampai di lapangan terbuka disinilah mabesau berdiri di hadapan kami, sangat besar dan luas, dan banyak pesawat tempur dan helikopter yang sedang latihan.

Kami di sambut oleh marsekal Yamato, brigjen nades dan kolonel sander. Mereka menyambut kami.

" Salam brigadir Faisal dan sekjen Adit " salam Yamato dengan memberi hormat kepada kami.

" Salam semuanya! " Jawabku dengan cara yang sama

Mereka mengantarkan kami masuk lebih dalam markas mereka, dari luar saja sudah sangat ramai apalagi di dalamnya.

Di dalam aku bertemu Amir, dia terlihat cemas, mungkin karena dia menjatuhkan ponsel jendral Haris. Dia segera menghampiriku dan berbisik.

" Tolong...." Bisiknya di telingaku

Aku segera melepaskan badannya dari tubuhku dan melihatnya. Wajahnya terlihat seperti minta tolong karena di depan kami ada pak Haris. Pak Haris tidak terlihat marah tapi wajahnya memancarkan senyum mematikan.

Aku langsung paham. Pak Haris hanya akan tersenyum seperti itu jika dia sedang di penuhi amarah kepada kami. Aku langsung menelan ludahku.

Tapi aku coba menenangkan Amir dan mulai berbicara dengan pak Haris.aku menepuk pundak Amir sebagai isyarat kalau dia akan baik-baik saja. Dia hanya mengangguk ketakutan.

Aku mencoba memulai pembicaraan dengan jendral Haris.

" Em....pak? Anda ngundang saya? " Tanyaku dengan gugup

Dia hanya terdiam dan melihatku tapi dia mulai berbicara.

" Iya....saya milih kamu sama Adit kesini...." Jawabnya dingin

Alamak, aku tidak pernah melihat pak Haris sedingin itu dia seperti kulkas yang memiliki 1.000 pintu.

Namun Amir terlihat ingin mengatakan sesuatu pada pak haris.

" Em....pak saya minta maaf karena jatohin hp bapak. Saya bakal gantiin....." Ucap Amir dengan takut

Senyuman pak Haris langsung berubah menjadi biasa, kurasa pak Haris mau memaafkan Amir.

" Iyah.... gpp saya udah maafin kamu kok..."

Kami bertiga pun serentak mengucapkan

" Hore! " Karena senang pak Haris tak marah tapi pak Haris kemudian berbicara lagi.

" Tapi jangan ulangi lagi ya..." Kata pak Haris dengan senyum mematikan lagi

Kami semua ikut mengangguk karena mendengarnya. Sebenarnya itu nasehat untuk Amir tapi karena ekspresi jendral seperti itu siapa yang berani.

" Sudah! Kita mulai rapat ini " tegas Yamato

Waw...aku engga pernah lihat Yamato setegas itu. Biasanya Yamato orangnya santai, tidak terburu-buru dan green flag.

Tapi aku tidak mempedulikan sifatnya seperti apa yang penting topik pembahasan rapat ini.

Semua gubernur, pejabat dan perwira polisi dan TNI hadir di rapat ini. Dan rapat ini di ketuai oleh Yamato dan perwira pendampingnya Arga.

Rapat ini adalah tentang keamanan warga sipil saat penyerangan berlangsung. Banyak yang memberi usul untuk mengungsikan warga sipil ke desa karet karena desa itu terpencil dan tidak banyak orang yang tau selain militer.

Tapi ada juga yang mengusulkan untuk membawa mereka ke kamp barak militer karena disana banyak fasilitas yang memadai.

Kurasa barak militer tempat yang bagus untuk mengungsi. Sekarang aku hanya bingung untuk lokasi penyerangannya.

" Bagaimana kalau pantai timur, disana ada hutan dan laut, sama ada lapangan terbuka juga. Jadi AD, AU, dan AL bisa berkomunikasi dengan mudah tanpa menumbalkan perwira untuk mengirimkan informasi " saran Amir dengan panjang lebar.

Wow....aku tidak menyangka Amir bisa memberi saran yang bagus. Kurasa saran itu bisa bekerja. Lokasi itu juga sangat jauh dari pemukiman jadi tidak akan membahayakan orang lain.

Tapi di saat kami sedang mengambil keputusan terdengar suara ketokan pintu ruangan ini.

" Masuk! " Ucap Yamato sambil melihat pintu itu

" Maaf saya telat pak! " Itu adalah Bima yang sambil membuka pintu

Akhirnya dia bisa ikut rapat penting ini setelah bolos beberapa kali. Aku tidak mengerti soal pemikirannya, mengapa dia begitu santai tentang keadaan seperti ini.

Tapi dia seniorku mungkin dia lebih berpengalaman soal uji dariku. Jadi aku tidak terlalu merasa aneh dengannya.

" Hmm....lihat! Sekarang jam berapa? " Tegas Yamato

" Maaf pak! Saya ada urusan sedikit " jawabnya dengan memasuki ruangan

Lalu Yamato mempersilahkan Bima duduk di sampingku. Bima hanya melihatku dan memberi salam padaku.

" Hai Faisal " sapanya padaku

" Salam Bima " jawabku

Kami melanjutkan rapat ini dan sepertinya ini akan lebih lama karena Bima baru datang dan Yamato harus menjelaskan ulang rencana yang kami bahas tadi. Tapi aku salah dia sudah tau rencana kami dengan jelas.

Waw, kurasa Bima memang sudah berpengalaman tentang ini. Dia tau lebih banyak tentang perang. Aku jadi minder padanya.

1
Laviee Bloom
R.I.P Amir
Laviee Bloom
gk ad kata yg bisa ngejelasin seberapa sukany aku ama novel inihh >< ♡♡

dynamic Irma and Faisal lucu kalii, tpi kasihani lh si Raka, ditampar muluw :'D
Laviee Bloom
Kasian Raka ditampar mulu XD
Laviee Bloom
tmn editor mu nihh

baguss omagahh, gk nyangka sebagus itu jujur. Keep growin' !!
Susilawati Abdullah
bagus cerita nya/Smile/
nasha jak
jendral? versi jendral perang China tempo Doeloe apa indo skrng kir?...
Mama Ica
mantaaaaaaap kirput/Rose//Rose//Rose//Rose//Heart//Heart//Heart//Heart/
nasha jak
seru juga /Grin/
nasha jak
cerita nya bagus, tokoh2 nya di buat lebih bnyak lagi spya bnyak karakter yg muncul. mngkin ada bagus nya menyebutkan nama tempat sekalian utk promosi pariwisata. nama2 permainan2 dll...selamat semoga semakin berkembang ceritanya. mantaap
Mama Ica
bagus ceritanya..ga sabar pengen baca kisah selanjutnya
nasha jak: iya penasaran
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!