NovelToon NovelToon
Alexandra (Simpanan Bos)

Alexandra (Simpanan Bos)

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Bukan terlahir dari keluarga miskin, tidak juga terlilit hutang atau berada dalam situasi yang terdesak. Hanya saja alasan yang masuk akal bagi Alexandra menjadi simpanan bosnya karena dia telah jatuh hati pada karisma seorang Damian.

Pertentangan selalu ada dalam pikirannya. Akan tetapi logikanya selalu kalah dengan hatinya yang membuatnya terus bertahan dalam hubungan terlarang itu. Bagaimana tidak, bosnya sudah memiliki istri dan seorang anak.

Di sisi lain ada Leo, pria baik hati yang selalu mencintainya tanpa batas.

Bisakah Alexandra bahagia? Bersama siapa dia akan hidup bahagia?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alexandra (Simpanan Bos) 9

Alexandra yang tidak dapat menolak ajakan dari Pak Noval kini sudah berada di meja makan bersama Pak Novel, Damian, Juwita dan si kecil Aurora. Baru saja mereka menyelesaikan makan malamnya. Aurora sudah pergi bersama pengasuhnya.

Kebahagiaan ditunjukkan Juwita karena Papanya terlihat sangat bahagia dan bersemangat mendapatkan Sandra. Sedangkan Damian diam seribu bahasa, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun. Pak Noval, Juwita dan Sandra saja tidak mengetahuinya apa yang dirasakan pria itu.

"Aku senang Papa mengundangmu, Alexandra."

Sandra tersenyum. "Iya, terima kasih atas undangannya, bu."

"Papa harus bergerak cepat sebelum ada yang datang kepada Sandra dan menjadikannya miliknya. Papa yakin di luar sana ada banyak pria yang menginginkan Sandra untuk menjadi kekasih atau teman hidup tetapi belum tahu cara mendekatinya."

"Papa benar, Papa harus gerak cepat."

Kini pandangannya pun terarah pada suaminya. "Mungkin ada klien atau karyawan Damian yang menginginkan Sandra. Iya 'kan, sayang?."

"Kau benar, dia menjadi rebutan tapi Sandra sudah memiliki seseorang yang sangat dicintainya. Bukan begitu, Sandra?."

Sandra menatap Damian, pun dengan Pak Noval.

"Rupanya kau banyak tahu tentang Sandra."

"Iya, sayang. Aku kira kau diam karena tidak tahu apa-apa."

"Hanya sebagian saja yang aku ketahui. Sebab sudah ada banyak korbannya Sandra karena penolakannya. Apalagi kalau bukan Sandra sudah memiliki seseorang di dalam hatinya."

"Kau benar, Damian. Tapi coba kita tanya para Sandra.

Tatapan Pak Noval dan yang lain sekarang tertuju pada Sandra.

"Apa benar seperti yang dikatakan Damian, Sandra?."

Sandra terdiam, menatap mereka satu persatu mulai dari Damian, Juwita dan Pak Novel. Lalu kembali lagi menatap Damian sebelum akhirnya dia bicara.

"Dulu iya tapi sekarang tidak, saya benar-benar tidak sedang mencintai siapa pun."

Pak Noval dan Juwita mengangguk senang, tidak seperti Damian yang tangannya terkepal kuat di atas pangkuannya. Dia sangat marah dengan ucapan Sandra. Perempuan itu baru saja melukainya. Cepat sekali Sandra membuangnya dari hatinya.

Juwita bersorak kegirangan. "Kau dengar itu sayang? Papa masih ada kesempatan untuk mendapatkan Sandra."

Jujur saja ini menjadi pubertas yang kedua bagi Papa Noval setelah dulu sangat mencintai almarhumah istrinya.

"Tapi tunggu dulu, Papa tidak bertanya bagaimana pendapat Damian?."

"Tidak perlu, Damian akan selalu setuju apapun itu."

Damian pun mengiyakan. "Papa benar, aku akan mendukungnya."

Juwita tersenyum ke arah Sandra yang terlihat sangat tegang. Setelah selesai bicara panjang lebar ke sana kemari Pak Noval pun mengantar Sandra pulang. Juwita merogoh saku jas guna melihat isi daripada kotaknya karena saking sudah tidak sabar.

"Wow, ini sangat indah sekali. Selera Damian memang tidak pernah mengecewakan. Selalu bagus dan aku sangat menyukainya."

Kemudian Juwita melingkarkannya pada jari manisnya, pas dan terlihat sangat cantik. Damian kembali romantis setelah beberapa tahun acuh. Cepat-cepat Juwita menaruh cincin itu lagi ke dalam tempatnya saat pintu kamar mandi dibuka dari dalam. Damian sudah selesai mandi dan terlihat sangat rapi.

Juwita mengadang jalan Damian, dia begitu tergoda untuk kembali menghabiskan malam bersama. Menaruh tangannya pada dada bidang suaminya. "Aku sangat merindukanmu, sayang."

"Aku sedang banyak pekerjaan."

"Tapi aku sangat menginginkan dirimu, sayang. Apa kau tidak menginginkan aku?."

Damian mencekal pergelangan tangan Juwita yang semakin berbuat sesuka hati atas tubuhnya.

"Kenapa? Kau tidak menyukainya?."

"Aku harus pergi."

"Ke mana?."

"Bertemu klien."

Juwita memicingkan mata, dia curiga Damian membohonginya. "Malam-malam begini?."

"Papa yang memintaku menemui klien karena Papa masih ingin menghabiskan waktu bersama Sandra."

"Ya sudah kalau Papa yang meminta."

Kemudian Damian melepaskan tangan Juwita, dia menyambar jas tadi digantungnya. Juwita terdiam, kala Damian pergi membawa hadiah yang belum diberikan kepadanya.

"Tunggu!."

Langkah Damian terhenti di ambang pintu. "Ada apa?."

Juwita berjalan mendekatinya. "Kau tidak ingin memberikan sesuatu padaku?."

"Tidak ada, apa yang harus aku berikan padamu?."

Juwita terdiam sembari menatap kepergian Damian. Kini dia yakin kalau Damian memiliki perempuan lain, tapi siapa? Karena rasanya tidak mungkin kalau itu Alexandra karena pasti Papanya sudah mencari informasi tentang Alexandra sebelumnya.

"Buat siapa cincin itu?."

Di tempat lain, Papa Noval seperti anak baru gede yang baru jatuh cinta. Dunianya tidak bisa berputar tanpa Sandra. Sandra memang sangat cantik dan Pak Noval sudah terperdaya oleh perasaannya.

"Kalau tidak ingat umur saya tidak mau pulang."

Sandra hanya tersenyum saja.

"Apa boleh saya menginap di sini?."

Segera Sandra menggeleng masih dengan senyum yang tersemat pada bibirnya.

"Baiklah, saya pulang."

"Hati-hati."

"Tapi sebenarnya saya tidak mau pulang."

"Tapi Pak Noval tetap harus pulang."

Pak Noval tidak bisa menolak dan dia pun pulang dengan berat hati. Pintu apartemen yang akan ditutup Sandra di tahan tangan kekar seseorang.

"Bos?."

"Kau mengajaknya masuk? Apa kau juga mengajaknya tidur di tempat tidur yang sama seperti yang kau lakukan dulu padaku."

Sandra sangat marah. "Apa?."

Ternyata Damian tidak kalah marah, dia sangat marah karena Sandra tidak ada di apartemennya. Ternyata perempuan itu senang berlama-lama bersama Papa mertuanya. Padahal perempuan itu mengatakan kalau hanya dirinya yang diinginkannya.

"Jangan munafik, Sandra. Apa pria itu mampu memuaskan dirimu seperti aku? Apa..."

Plak

Sebuah tamparan keras dilayangkan Sandra mengenai pipi Damian. Tidak segan-segan Sandra melakukan itu tanpa menyesalinya sedikit pun.

"Apa yang aku katakan benar? Apa pria itu menyentuhmu di bibir, leher, dada dan kau sudah menyerahkan semuanya."

"Lebih baik pergi kau pergi dari apartemenku!."

"Oh...sekarang setelah kau mendapatkan pria yang lebih kaya kau menendangku?."

Sandra berusaha mengatur napasnya yang memburu, sudah hilang akal atas tuduhan menyakitkan Damian. "Cepat pergi dari sini!."

Bukannya pergi, Damian malah menyeret tubuh Sandra masuk ke dalam kamar. Dia melempar tubuh itu lalu segera menindihnya. Penuh kemarahan Damian menyentuh setiap inci tubuh Sandra. Tentu saja Sandra berontak, dia tidak menginginkan Damian dalam keadaan marah begini.

Damian mencengkeram kuat rahang Sandra, tatapan mereka pun bertemu dan Damian melumat bibir Sandra dengan sangat kasar namun menggoda.

"Lepas! Saya tidak mau!."

"Bukannya kau mencintai saya ? Bukannya kau sudah terbiasa dengan sentuhan saya?."

Sandra menggeleng. "Tidak lagi. Saya tidak mencintaimu, saya tidak mau sentuhan-sentuhan ini. Saya tidak mau menyakiti ibu Juwita dan Aurora. Saya mohon pergilah!."

"Ahhhh..."

Suara desah Sandra lolos begitu saja kala penyatuan dilakukan Damian namun tetap sangat lembut.

"Kau sangat menyukainya, Sandra."

"Tidak, saya tidak menyukainya lagi."

"Ahhh..."

Kembali suara itu lolos dari mulut Sandra, Damian tersenyum lalu membungkam mulut Sandra dengan ciuman yang kembali begitu lembut. Sandra pun mulai terbuai dan membalas ciuman Damian.

"Kau masih menyukainya, Sandra. Sentuhan, ciuman, dan penyatuan ini. Hanya saya yang boleh menyentuhmu seperti ini, hanya saya."

"Ahhh..."

"Tidak."

1
Lia Kiftia Usman
😡 jahaat... pak noval
Lia Kiftia Usman
respek p noval tidak banyak drama u masalah damian juwita.

entah kalau dia tau damian - sandra 😊🤫
Lia Kiftia Usman
gregetan sama tingkah damian - sandra.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!