Ketika keturunan mafia menyamar menjadi mahasiswa yang dibully!
William Stone-Brooks memiliki maksud tersendiri hingga memilih berkuliah untuk kedua kalinya di Venesia Italia, menyamar menjadi pria pendiam, culun dan sering di-bully. Hingga satu insiden yang membuatnya tertarik kepada seorang gadis yang berani membelanya tatkala semua hanya diam saat pembullyan terjadi. Jane Stewart, itulah nama gadis pemberani dan sangat energik.
Dengan maksud terselubung, William berhasil mendekatinya hingga menjalin hubungan kekasih dengan Jane sampai hari itu tiba.
“Aku tidak ingin berurusan denganmu Mr. Mafia.” Gertak Jane menatap tajam penuh amarah ketika dia merasa dikhianati oleh pria yang pernah dia cintai.
“Sekarang kau akan selalu berurusan denganku, ketika aku akan menjadikan mu sebagai milikku, Jane Robinson.”
Deg!
SEASON 2 DARI A Baby For The Mafia Boss
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEiaMM — BAB 22
AMARAH YANG MELUAP
Cukup mengejutkan saat Will membawanya naik ke jet pribadi lalu menuju Las Vegas dan membawanya ke sebuah mansion dengan tulisan, Stone-Brooks Mansion.
Dalam keadaan begitu pagi-pagi sekali, Jane yang masih mengenakan dress merahnya dengan rambut acak-acakan. Wanita itu masih dijaga ketat oleh dua anak buah Will yang berjalan di sisi kanan dan kiri, sementara di belakangnya juga terdapat anak buahnya juga dan Will berada di depannya.
“Beritahu aku, bagaimana keadaan Naomi?” tanya Jane dengan suara ketusnya yang masih mengkhawatirkan temannya itu.
“Dia sudah tewas, anggap saja dia baik-baik saja.” Balas Will benar-benar berbeda dari Will yang Jane kenal.
Hingga masuk ke sebuah ruangan yang cukup luas milik William khusus. Pria itu memerintahkan anak buahnya termasuk Virgil untuk keluar meninggalkan dia dan Jane berdua di ruang kerjanya yang juga terdapat kamar pribadinya di balik pintu lain.
Dengan menjaga jaraknya dari Will. Jane masih berdiri di dekat pintu yang terkunci.
“Kau terlihat sangat tegang, sayang. Santai saja!” ucap Will sembari melepas kaos hitamnya yang sudah sangat gerah di tubuhnya.
Terlihat jelas saat itu juga, tatto di tubuh Will yang bertelanjang dada membelakangi nya.
Jane berkerut alis menatap marah. “Jadi itu kau? Kau pria yang menciumku saat aku tidak sadarkan diri, dan kau yang. Membunuh Marco and the geng termasuk semua omong kosong mu yang mengatakan kalau kau hanyalah pekerja di club dan keluar dari gudang yang sama saat kematian Oshin, padahal kau yang membunuhnya!” kesal Jane hingga suaranya hampir serak saking emosinya dia akan tipuan pria itu.
Will meneguk segelas beer nya, lalu berbalik menatap Jane dan berjalan menghampirinya ketika wanita itu nampak kebingungan mau pergi ke mana lagi.
“Jangan mendekatiku!” gertak Jane sembari mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya.
“Bukan aku yang mencium. Apa kau lupa aku selalu menerima setiap ciuman yang kau berikan!” dengan senyuman licik, Will mengingatkan kembali akan Jane yang memang selalu mencium lebih dulu.
Karena posisi Will yang berpura-pura sebagai pria culun memang harus menahan semua nafsunya hingga dia hampir kelepasan saat bersama Jane.
Brugh! Pria itu langsung mendorong Jane bersamaan dengan dua tangannya yang memegang lengan wanita itu hingga punggungnya menempel pintu.
“Jangan khawatir, aku akan mengembalikan ciuman itu. Bibirmu sangat membuatku candu sehingga aku tidak ingin bermain dengan wanita lain sebelum aku mencicipi mu lebih dalam!” bisik Will yang kini tangan nakalnya mengunci kedua tangan Jane ke atas hingga membalik tubuh wanita itu dengan paksa.
Bisa kalian bayangkan, posisi Jane yang membelakangi Will dengan kedua tangannya di kunci oleh tangan kiri pria itu di atas, sementara tangan kanannya yang nakal mulai menggerayangi paha Jane.
“Aku membencimu, kau benar-benar menjijikan. Jangan menyentuhku!” gertak Jane mencoba melepaskan diri namun tak bisa.
“Sudah ku bilang, aku tidak akan melepaskan mu. Aku tahu kau masih tidak bisa menyangkal perasaan mu, Jane!” bisik Will tepat di belakang lehernya.
Tubuh mereka menempel saat Will mengendus tengkuk leher Jane hingga menciuminya dan membuat wanita itu semakin ingin meronta menahan kepanikannya yang hampir membuatnya menangis.
“Aku bisa merasakan ketakutan mu!” ucap pria itu masih saja menggodanya.
Hingga pria itu melepaskan nya dan berjalan mundur membuat Jane langsung berbalik menatapnya marah tanpa berani dekat-dekat lagi.
“Aku tidak takut denganmu.” Balas Jane membuang muka seolah ucapannya jauh dari hatinya.
Will hanya menyeringai kecil saat pria itu mulai melangkah pergi ke kamarnya begitu saja. Tentu saja, melihat itu, Jane yang bernapas memburu, dengan cepat ia mencoba membuka pintu tersebut dan menggebraknya berulang kali.
Brookk! Brokk! Brokk!
“BUKA PINTUNYA!! LEPASKAN AKU SIAPA SAJA, LEPASKAN AKU!!!” ucap Jane yang saat itu pintu dibuka mendadak hingga Jane tegang dan refleks mundur dua langkah saat dia melihat seorang wanita berambut sebahu dengan tatapan tajam serta bibir merah dan pakaian yang elegan namun masih terlihat cool bagi seorang wanita.
Stacey menatap lekat wanita di depannya saat ini. Dress merah dan wajah cantik serta rambut acak-acakan. -‘Dasar, Will!’ batin Stacey menyeringai kecil.
“Bagaimana bisa kau datang kemari? Who are you? (Kau siapa)?” tanya Stacey yang pura-pura tak tahu karena dia ingin mendengar langsung dari Jane.
“Ak-aku Jane! Sorangan pria gila membawaku, memaksaku ikut dengannya dari Venesia ke Las Vegas! Tolong bantu aku, aku ingin keluar dan lari darinya. Aku mohon!”
“Kenapa kau ingin lari darinya? Apa dia segila itu?” tanya Stacey yang masih menatap Jane.
Jane terdiam menahan sakit hatinya akibat perasaan kecewa nya terhadap Will.
“Dia sangat gila dan aku membencinya! Dia tidak bisa ditebak, aku mohon biarkan aku pergi...” Pinta Jane yang memelas ke Stacey.
Hingga William keluar dari kamarnya dengan mengenakan kaos hitam yang baru. Sorot mata Stacey tertuju ke keponakannya itu sehingga Jane ikut menoleh.
“Aurora ada di sini. Dia menunggumu, sebaiknya kalian bicara.” Ucap Stacey yang kini mimik wajahnya berubah menjadi lebih serius.
Mendengar percakapan tersebut, Jane langsung faham kalau wanita paruh baya itu adalah komplotan Will.
“Aku sedang tidak ingin berbicara serius hari ini.” Balas pria itu melangkah ke arah meja kerjanya dan meraih sesuatu.
“Kalau begitu baiklah! Akan aku sampaikan. Jika kau sudah siap, pergi temui dia.” Pinta Stacey yang masih enggan ditatap oleh Will.
Sekilas Stacey bertatapan dengan Jane yang nampak kebingungan dan cemas sendiri akan nasibnya sebentar lagi.
“Jaga dirimu baik-baik!” ucap Stacey tersenyum tipis sebelum akhirnya ia melangkah keluar dan Jane ditahan oleh anak buah Will saat itu juga sehingga dia tak bisa keluar dari ruangan tersebut.
“TOLONG BIARKAN AKU PERGI!!! JANGAN TINGGALKAN AKU, AKU MOHON!!” teriak Jane benar-benar meminta tolong.
Stacey tak bisa ikut campur karena Will sudah memberinya peringatan sejak awal, bahwa hal pribadi nya tak ingin dicampuri oleh orang lain termasuk keluarganya.
“AKU INGIN PERGI WILLIAM STONE-BROOKS!!” kesal Jane yang berbalik dan langsung menanyakannya dengan menatap tajam penuh emosi.
Pria itu menoleh dengan tatapan tak kalah tajam.
apakah kamu harus terluka dulu di tangan orang lain Jane baru kamu patuh kepada Will???? 🤔🤔🤔
Apakah Aurora akan mengalami sesuatu di tengah jalan???
sprti nya Nat hrs di beri pelajaran sama Dante 😀😂🫢🤭
klu will yah jiwa2 ayah nya Donovan keras kepala & tanpa belaa kasih sm musuh..
kpn thor aurora di bikin romantis sama asisten dante hehehehehe
apakah mereka mau menyerahkan nyawa mereka sndri????
edan wkwkwkw
Mending kalian ceritakan kenapa dng keluarga Robinson, apa yg ingin dia perbuatan sama Jane, biar Jane mikr" buat kabur wkwkw