jhos pria sukses yang di kenal sebagai seorang mafia, mempunya kebiasaan buruk setelah di selingkuhi kekasih hatinya, perubahan demi perubahan terjadi dia berubah menjadi lebih kejam dan dingin, sampai akhirnya dia tanpa sengaja membantu seorang gadis mungil yang akan menjadi penerang hidupnya. seperti apakah kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aak ganz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Pagi harinya jhos dan Nisa beserta sisi pergi ke bandara untuk menjemput orang tua jhos tuan Chen dan Jasmin.
Karna hari ini mereka berdua akan kembali ke kota huan, jhos dan Nisa beserta sisi sudah menunggu di ruang tunggu penumpang.
Tidak lama setelah itu terlihat kedua pasangan pria dan wanita paruh baya memakai kaca mata hitam di ikuti oleh dua orang pengawal.
"Ayah...mama..," sisi yang melihat kedua orang tuanya langsung berlari dan berhambur masuk ke dalam pelukan Jasmin.
"Apa kabar putriku yang cantik, apa kamu baik-baik saja bersama kakakmu?," Tanya Jasmin di waktu dia menerima pelukan putri cantiknya.
"Ya ma aku baik-baik saja, karena ada seseorang yang selalu menemaniku..mama pasti penasaran kan siapa dia?," Ucap sisi membuat kedua orang tuanya penasaran.
"Siapa ya sayang?, Apa dia wanita atau pria?," Tanya tuan Chen sewaktu putrinya berbalik memeluknya.
"Ada deh, itu dia yang berdiri di samping kakak..," kata sisi sambil menunjuk ke arah Nisa yang berdiri di samping jhos.
"Halo om, halo Tante.. nama aku Nisa aku...,"
"Dia, kekasihku ma," jhos langsung memotong ucapan Nisa, jhos yang malah memperkenalkan Nisa kepada kedua orang tuanya. Nisa menoleh kearah jhos wajahnya mulai tersipu merah, karna baru kali ini dia bertemu dengan kedua orang tua jhos, dan malah di kenalin kekasihnya oleh jhos.
"Oh.. benar kah?, Aku kira seorang jhos tidak akan jatuh cinta lagi." Potong mama jhos Jasmin.
"Aku saja tidak tau..sejak kapan kakak cantik dan kakak pacaran?, Kenapa baru bicara?," Sekarang giliran sisi yang bicara.
"Sejak tadi malam di tempat tidur," jawab jhos terus terang sambil menggoda Nisa, mendengar itu Nisa langsung menginjak kaki jhos karna malu bisa-bisanya jhos berkata begitu.
"Hai..anak nakal sejak kapan kamu berani bawa anak gadis orang ke ranjang mu ya," ucap Jasmin menarik daun telinga jhos.
"Aduh ma..lepasin sakit..maaf.. lagian dia sangat cantik ma membuatku tidak tahan," ucap jhos meminta maaf kepada mamanya yang sedang menarik daun telinganya, terlihat jhos sangat menurut ke mamanya, tidak berani mengelak.
Mereka berjalan ke arah mobil, jhos di suruh mengendarai mobilnya sendiri sedangkan Nisa dan sisi ikut ke mobil yang di siapkan untuk tuan Chen.
"Sejak kapan kamu mengenal anak saya?, Kamu cantik sekali kamu kerja dimana?," Tanya Jasmin di waktu di dalam mobil.
"Sepertinya sudah lama ma..soalnya sebelum aku pulang mereka sudah terlihat bersama, dan aku senang sekali bisa kenal dengan kakak cantik, kakak cantik menyenangkan," malah sisi yang menjawab pertanyaan mamanya membuat Nisa tidak dapat menjawab pertanyaan Jasmin.
"Oya..aku rasa kamu memang anak baik kalo sisi saja bisa menyukaimu." Sekarang tinggal tuan Chen yang membuka suara.
"Bisa saja om..aku juga menyukai sisi dia sangat ceria,"
"Ya benar ayah, aku menyukai kakak cantik," sisi langsung memeluk Nisa sambil tersenyum ria.
"Tau gak ayah ma...kemaren aku pergi main ke rumah kakak cantik dan ayahnya sangat menyenangkan..dia menangkap kan aku belalang cantik-cantik, coba saja ayah dan mama tidak pulang sekarang mungkin pagi ini aku pergi ke rumah kakak cantik pagi ini," sisi langsung menceritakan keseruannya kemarin bersama Ferdinan ayahnya Nisa.
"Siapa nama ayahmu?," Tanya tuan Chen kepada Nisa.
"Ferdinan kusmandan," jawab Nisa langsung.
Mendengar itu tuan Chen dan istrinya Jasmin saling tatap, dia seperti mengenal nama itu.
"Sebentar dulu..apa ibu mu bernama Anjasmara?," Sekarang tinggal Jasmin yang bertanya.
Nisa bingung kenapa orang tua jhos bisa mengetahui nama ibunya yang dua tahun lalu meninggal.
"Kenapa Tante dan om bisa tau nama ibu saya?," Tanya nisa bingung sekaligus terkejut.
"Jadi bener kamu putrinya Ferdinan dan anjasmara?," Tanya tuan Chen tidak percaya.
"Iya bener om," jawab nisa.
"Astaga aku kira anak mereka laki-laki, gimana kabar ayah dan ibu mu sekarang?," Tanya Jasmin setelah mengetahui kalo Nisa benar anak Ferdinan dan Jasmin.
"Ayah baik-baik saja, kalo ibu dia sudah meninggal 2 tahun lalu dan tidak ada yang tau penyebabnya," jawab Nisa mulai sedih mengingat kasus kematian ibunya sampai sekarang belum terpecahkan.
Mendengar penjelasan Nisa tentang anjasmara yang sudah meninggal sangat terkejut.
"Apa ibumu anjasmara sudah meninggal, astaga kenapa aku tidak mengetahuinya...sini sayang, maafkan Tante karena Tante baru tau soal ini...kenapa bisa wanita sebaik ibumu begitu cepat pergi dari dunia ini," kata Jasmin lalu memeluk Nisa dia sangat sedih mendengar kabar sahabat terbaiknya itu ternyata sudah meninggal.
"Kenapa Tante bisa mengenal ibu saya?," Tanya Nisa sambil mulai meneteskan air mata.
"Apa kamu benar mau mendengarkan kisah Tante bersama ibumu?,"
"Ya Tante, aku ingin tau, soalnya aku tidak tau tentang ibu dengan baik," ucap Nisa sambil menghapus air matanya.
"Ibumu anjasmara adalah salah satu wanita terbaik di hidup Tante, Tante dan ibumu adalah sahabat baik, dulu waktu masih sekolah ibumu gadis paling cantik di sekolah dia juga putri dari keluarga paling kaya di sekolah, Tante dan ibu mu kenal di waktu Tante kebetulan tidak punya uang untuk membeli gaun karena waktu itu sekolah Tante dan ibumu mengadakan pesta besar"
"Waktu itu ibumu mengasih Tante gaunnya yang akan dia kenakan di pesta itu, sedang kan dia membeli gaun baru...Tante waktu itu sangat berterima kasih kepada ibumu, karna berkat gaunnya itu juga Tante bisa dapat tampil di pesta itu"
"Berkat ibumu juga Tante dan om bisa bersama sampai sekarang, awalnya ibumu adalah kekasih om Chen, tapi karna ibumu tau Tante menyukai om Chen dia pun mengalah dan tidak lama setelah itu dia menerima cinta ayahmu Ferdinan yang kebetulan juga teman sekalian ibumu dari sekolah dasar"
"Tapi sayangnya ibumu waktu itu hamil di luar nikah membuatnya di usir dari keluarga nya karna mereka mengetahui kalo ibumu dihamili oleh ayahmu dimana ayahmu dulu adalah orang dari keluarga miskin"
"Tapi karena ibumu dan ayahmu memang saling mencintai,merekapun setuju untuk pergi dan hidup bersama dalam kesederhanaan"
"Tapi kesengsaraan mereka tidak sampai disitu, karna ternyata pria yang akan di jodohkan dengan ibumu murka dan menyuruh orang untuk mencelakai ayahmu, tapi setelah itu kami tidak tau kabarnya karna Tante waktu itu di lamar oleh om mu dan menikah di luar negeri jadi sampai sekarang Tante dan om tidak tau kabar ayah dan ibumu," Jasmin menceritakan Nisa kisah kehidupan ibunya, yang saat itu memang putri keluarga kaya, tapi yang Nisa bingung kenapa ayahnya tidak pernah menceritakan semua ini membuatnya menjadi sedih dan larut dalam tangisnya.
"Kamu sangat mirip dengan ibumu, kamu sangat cantik persis sama ibumu sama sekali tidak ada bedanya kamu malah lebih cantik karna kamu juga campuran dari ayahmu yang juga tampan sampai membuat ibumu berani hidup susah bersamanya,"kata Jasmin sambil menenangkan Nisa.
"Tante maaf kalo aku mengotori baju Tante dengan air mataku, aku tidak bisa menahan tangisku, rasanya di saat aku memeluk Tante aku sedang memeluk ibuku," ucap Nisa sambil mempererat pelukannya.
"Menangis lah sayang Tante tidak apa-apa anggap saja Tante ibumu, Tante sangat merasa bersalah karna tidak bisa melihat ibumu untuk terakhir kalinya, ini gara-gara om mu yang memaksa Tante tinggal di luar negeri," ucap Jasmin menyalahkan suaminya, dia memandang suaminya yang ternyata sedang menangis juga, dia mengetahui sebab suaminya menangis karna dia tau kalo suaminya dulu sangat mencintai Nisa, tapi karena suatu hal membuatnya untuk mengalah tidak menikahi ibu Nisa.
"Boleh kah Tante bertemu dengan ayahmu, pangeran di sekolah Tante dulu, dia dulu kekasih Tante juga, kalo bisa di katakan Tante dan ibumu bertukar jodoh," kata Jasmin dengan jujur kalo dia dulu memang pernah menyukai dan bahkan pacaran dengan ayah Nisa.
"Boleh Tante, dia ada di rumah tapi mungkin saat ini dia pergi bekerja," jawab Nisa.
"Ayahmu bekerja dimana?," Tanya Jasmin penasaran.
"Ayah kerja jadi tukang sapu di jalan raya," jawab Nisa pelan.
" Kenapa kalian malah menangis, gak ngajak aku, aku kan juga ingin ikut menangis," sisi tiba-tiba membuka suara karna dari tadi dia tidak tau pembicaraan kedua orang tuanya dengan Nisa.
"Sudah lah nanti kita lanjut lagi ceritanya, tante ikut perihatin atas meninggalnya ibumu," ucap Jasmin tidak menjawab pertanyaan putrinya yang sejak tadi masih bingung dengan jalan obrolan mereka.
..Anjasmara,,,aku tidak menyangka kamu pergi secepat itu...maafkan aku karna tidak dapat bertemu denganmu untuk yang terakhir kalinya, saja aku akan menyelidiki penyebab kematiannya.. ucap tuan Chen dalam hatinya jujur saja sampai sekarang dia masih mencintai Anjasmara ibu Nisa, gimanapun Anjasmara adalah cinta pertamanya.
Sampai di kediaman besar tuan Chen mereka turun dari mobil, jhos yang terlebih dulu sampai rumah terkejut melihat mata mereka yang bengkak habis menangis kecuali sisi yang dari tadi tidak tau apa-apa dia masih terlihat ceria.
"Kenapa mata kalian menjadi bengkak? Ada masalah apa?," Tanya jhos penasaran.
"Udah anak kecil tidak boleh tau apa-apa, mulai sekarang mama minta kamu jaga Nisa dengan baik, awas kalo kamu berani menyakiti hatinya mama yang akan berurusan denganmu," jawab Jasmin tidak menjawab pertanyaan putranya, jhos di buat semakin penasaran di tambah lagi mamanya yang tiba-tiba menyuruhnya untuk tetap menjaga Nisa.
Tapi jhos tidak bisa berkata siapa suruh dia terlalu patuh ke mamanya jadi rasa penasarannya dia pendam dulu nanti dia bertanya kepada Nisa saja.
Setelah sampai rumah mereka langsung makan, setelah makan karna terlalu ke capean tuan Chen beserta istrinya langsung pergi istirahat meninggalkan Nisa dan jhos di ruang makan karna sisi juga sudah lebih dulu masuk ke kamarnya, sisi merasa kalo dia mengantuk karna dia tidak terbiasa naik mobil terlalu lama membuatnya langsung mengantuk.
"Nisa mama dan ayah berbicara apa sama kamu?, Sampai sampai mereka dan kamu menangis?," Tanya jhos masih penasaran dari tadi.
"Anak kecil tidak boleh tau ," jawab Nisa meniru gaya ibu jhos berbicara seperti tadi di saat jhos bertanya waktu mereka baru sampai rumah.
"Hai...kamu berani sekali meniru gaya mama berbicara awas kamu ya," ucap jhos kesal sambil berjalan ke arah Nisa lalu menggendongnya sambil membawanya ke dalam kamar.
"Hai kamu mau membawa aku kemana?," Tanya Nisa sambil meronta minta di turunkan dari gendongan jhos.
"Menghukum Mu agar kamu tidak kurang ajar kepada suamimu," jawab jhos sambil terus menggendong Nisa lalu melepaskannya di atas tempat tidur.
"Hai kamu bukan suamimu, dan kita belum menikah," kata Nisa sambil berusaha melarikan diri tapi jhos tidak membiarkannya kabur begitu saja, jhos langsung menimpa tubuh Nisa yang berbaring terlentang di ranjang.
"Aku akan mendidik mu menjadi istri yang baik, anggap saja sekarang kita sudah suami istri," ucap jhos mulai mencium pinggir leher Nisa membuat Nisa merasa geli, ini adalah kebiasaan jhos kalo sedang menginginkan tubuh Nisa dan Nisa mengenal sifat jhos yang mencium lehernya jadi dia tau persis apa yang selanjutnya terjadi.
"Lepaskan jhos, aku sedang tidak ada tenaga bukankah tadi malam kita sudah melakukannya," teriak Nisa meronta sambil berusaha mendorong tubuh jhos dari atas tubuhnya yang menindihnya.
Tapi jhos tidak mengindahkan perkataan Nisa dia justru menindih buah dada Nisa menggunakan kedua telapak tangannya membuat Nisa merintih karna sentuhan telapak tangan jhos.
"Ah ..jhos aku serius sedang tidak ingin bercinta," ronta Nisa berusaha terus mendorong tubuh jhos
Tapi lagi-lagi jhos tidak mengindahkan perkataan Nisa justru jhos sekarang menaruh tangannya di selangkangan Nisa dan menggosoknya, Nisa merasakan jari tangan jhos menerobos masuk di dalam lubang kenikmatannya.
Jhos terus memainkan jari tangannya di selangkangan Nisa sampai lahirnya selangkangan Nisa mengeluarkan cairan hangat.
"Jhos..ahk...dasar mesum..okh..," Nisa terus merintih menikmati jari tangan jhos yang masih bermain di selangkangannya.
Jhos meraih tangan Nisa lalu membimbing tangan Nisa ke arah kejantanannya yang sudah berdiri tegak dari tadi.
Nisa merasakan benda besar itu yang memang sudah berdiri dari tadi.
...kenapa benda ini masih bisa berdiri?,bukannya tadi malam sudah sangat lama dan aku melihatnya sudah lemas sekali tapi sekarang malah kembali tegak seperti ini, apa mungkin bukan hanya besar tapi juga cepat sekali untuk siap di gunakan lagi?," Pikir Nisa dalam hati, dia merasa benda jhos itu sangat tidak normal karna cepat sekali berdiri dan tidak capek-capeknya siap bertempur lagi membuat dirinya lemas oleh benda besar yang di pegang nya itu.
Tidak lama Nisa memainkan benda besar itu Nisa merasa kakinya di lebarkan di pinggang jhos dan dia merasakan benda itu sudah menerobos masuk ke dalam dirinya.
"Okh...jhos..pelan-pelan bisa tidak, okh..jhos sialan," Nisa terus mengumpat karna jhos tiba-tiba memasuki dirinya Tanpa aba-aba.
Jhos tidak mengindahkan suara Nisa dia melumat bibir Nisa sambil menggerakkan pinggulnya.
Baru saja satu jam sisi malah masuk ke kamar jhos, Nisa menjadi panik di saat dia mendengar ada seseorang membuka pintu, jhos langsung menutupi tubuh mereka menggunakan selimut.
"Jhos sisi masuk...lepaskan," ucap Nisa berbisik pelan kepada jhos agar jhos menyudahi permainannya.
"Tenang saja sayang sisi tidak akan mengetahuinya," jawab jhos sambil menggerakkan pinggulnya pelan memasuki Nisa dari belakang membuat sisi tidak tau mereka sedang melakukan apa.
"Ternyata Kakak cantik ada di sini, kenapa kalian tidur bersama?," Tanya sisi di saat dia menemukan ternyata Nisa sedang tidur bersama kakaknya.
" Kakak cantik kebetulan mau di Nina boboin jadi kakak menemaninya, kamu sendiri kenapa cepat sekali bangun dan kenapa ke sini?," Ucap jhos membohongi adiknya sambil bertanya balik.