Nirmala Pemuja Setan

Leo terus saja meminta Erika untuk mengaku, kalau wanita itu sudah mengambil uang mahar milik Nirmala. Namun, wanita itu tetap tidak mengaku karena memang dia tidak mengambilnya.

Herannya tak ada yang membela Erika, karena memang kemarin mereka melihat beberapa kali Erika masuk ke dalam kamar yang sekarang dihuni oleh Nirmala.

Sepertinya hampir semua orang yang ada di kediaman Raharjo kena pelet Nirmala, hanya Erika saja yang terlihat waras di sana.

"Sudah, Den. Tak perlu diperpanjang lagi, tak apa kalau uang mahar aku hilang. Lagi pula sebentar lagi aku akan berangkat ke kota, aku akan kuliah saja. Jangan terlalu galak sama Kak Erika, kamu yang akur sama Kak Erika. Aku mau lanjutin kuliah, pengen bikin Ibu sama Bapak bangga."

Leo terdiam sejenak mendengar apa yang dikatakan oleh Nirmala, tak lama kemudian dia menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Nirmala masih sangat muda dan juga terlihat begitu cantik, dia begitu menggoda. Leo takut kalau wanita itu kuliah, justru dia akan kehilangan wanita itu. Leo tak mau.

"Nggak bisa! Kamu nggak bisa pergi ke ibu kota untuk kuliah, kamu harus terus deket sama aku. Aku juga gak bakal lanjut S2, mau bantu Ayah aja di pabrik."

Juragan Bagus memiliki beberapa pabrik yang beroperasi di kampung tersebut, seperti pabrik sandal dan juga pabrik plastik. Juragan Bagus juga memiliki perkebunan, kebun teh dan juga kebun sayur-sayuran.

Juragan Bagus juga memiliki tiga toko perhiasan, semuanya dia percaya akan kepada orang kepercayaannya. Makanya Nirmala begitu terobsesi untuk menikah dengan Leo, selain karena Leo merupakan anak orang kaya, dia memang begitu menyukai pria itu sejak kecil.

"Juragan, tolong bilang sama den Leo. Aku ingin masa depan aku cerah, aku ingin kuliah."

Dalam hati dia bersorak kala Leo mengatakan tidak setuju kalau dia kuliah, pria itu ingin terus bersama dengan dirinya dan tak ingin kehilangannya.

Namun, dia harus pura-pura lemas ketika pria itu tidak mengizinkan dirinya kuliah. Karena dia tak mau dianggap memanfaatkan kekayaan dari juragan Bagus.

"Nirmala benar, Leo. Dia harus kuliah, kalau misalkan dia hamil nanti kamu bisa mengunjungi dia dan memberikan perhatian. Lagian kamu seharusnya tetap melanjutkan S2, karena dengan seperti itu kamu bisa dekat terus dengan Nirmala."

"Nggak bisa! Pokoknya Nirmala nggak boleh kuliah," ujar Leo.

Perdebatan tidak bisa dihindari, pada akhirnya juragan Bagus menyerah. Dia meminta Leo untuk mengurus pabrik sandal miliknya, Leo setuju pada akhirnya. Yang penting dia bisa tetap tinggal di sana bersama dengan Nirmala.

"Kalau aku tidak boleh kuliah, aku ingin bekerja. Aku ingin menghasilkan uang dan membahagiakan ibu sama bapak di hari tuanya," ujar Nirmala.

"Kamu kerja sama aku aja," ujar Leo.

Erika tentunya tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Leo, jika mereka terus berduaan maka Erika akan cepat tersingkir.

"Aku ikut kerja," ujar Erika.

"Jangan, kamu lagi hamil. Nanti merepotkan," ujar Leo.

Erika tentunya semakin emosi, pertengkaran pun terjadi sangat hebat. Namun, akhirnya bisa dilerai juga oleh juragan Bagus. Hari ini penuh dengan pertengkaran.

Namun, pada akhirnya pertengkaran pun terselesaikan dan Leo kini sudah tidur bersama dengan Nirmala. Leo bahkan memberikan uang ganti mahar kepada Nirmala yang katanya hilang.

"Den Leo, sebaiknya tidur saja dengan kak Erika. Nanti dia murka," ujar Nirmala sambil mengusap-usap dada pria itu dengan gerakan sensual.

"Nggak usah, sama kamu aja. Udah istirahat, besok kita harus kerja."

Mulutnya berkata kalau Nirmala harus tidur karena mereka harus kerja esok hari, tetapi nyatanya Leo malah mengajak Nirmala untuk iya iya. Nirmala tentunya dengan senang hati melayani pria itu.

Keesokan harinya.

Leo dan juga Nirmala pergi bekerja ke pabrik sendal sesuai dengan kesepakatannya bersama dengan juragan Bagus, keduanya tentunya sampai tiba di sana tidak bekerja. Karena keduanya malah bermesraan saja.

Kedunya kini berada di ruangan yang seharusnya menjadi ruang kerja, tetapi malah menjadi ruangan untuk bercumbu Nirmala bersama dengan Leo.

Nirmala bahkan tanpa ragu memberikan servis terbaik kepada Leo di sana, di atas sofa dia memanjakan suaminya itu.

Brak!

Pintu dibuka dengan kasar, Nirmala yang sedang bergoyang di atas pangkuan Leo langsung menghentikan aktivitasnya. Beruntung Nirmala tak melepaskan pakaiannya.

Nirmala hanya melepaskan segitiga pengamannya saja, lalu dia bermain di atas pangkuan Leo. Nirmala memang sengaja memakai rok panjang, sehingga ketika Nirmala melakukannya, bagian bawahnya masih tertutup dengan rok yang dia pakai.

"Apa yang kalian lakukan? Kenapa tak bekerja?!" teriak Erika emosi.

Tadi malam Erika tidak bisa tidur, alhasil saat hampir pagi dia baru bisa tidur. Saat Matahari mulai meninggi, dia baru terbangun dari tidurnya. Erika kaget dan segera mandi, setelah itu dia minta diantarkan menuju pabrik sendal kepada sopir juragan Bagus.

"Kak, tolong keluar dulu sebentar. Nanti aku menyusul," ujar Nirmala berbicara dengan begitu lembut sekali.

"Mau apa memangnya? Mau melanjutkannya?"

"Tolong keluar dulu sebentar, hanya 5 menit."

"Awas kalau lama," ujar Erika yang dengan cepat keluar dari dalam ruangan itu dan menutup pintunya dengan kencang.

"Nanti kita lanjut lagi, kak Erika bisa marah kalau kita terus berduaan."

"Tapi aku belum puas," protes Leo.

"Nanti kalau kak Erika tak ada kita lanjut lagi, oke?"

"Hem," ujar Leo pasrah.

Nirmala dan juga Leo akhirnya merapikan pakaian yang mereka kenakan, setelah itu Leo dan juga Nirmala langsung keluar untuk menemui Erika.

Erika terus aja menatap Nirmala dengan tidak suka, dia merasa kalau wanita itu merupakan ancaman yang berbahaya bagi dirinya. Namun, herannya dia merasa tidak berdaya untuk melawan wanita itu.

"Oiya, Den. Kamu berduaan aja dulu dengan Kak Erika, aku akan pergi."

"Ke mana?" tanya Leo seakan tak ikhlas harus berpisah dengan Nirmala.

"Kayaknya aku nggak bisa kerja dulu deh hari ini, mau pergi ke rumah temen aja. Nanti malam baru pulang, kamu juga butuh waktu berduaan untuk bersama dengan Kak Erika."

Erika tersenyum mendengar penuturan dari Nirmala, sedangkan Leo nampak tidak suka. Dia masih ingin berduaan bersama dengan wanita itu, ingin melakukan hal yang menurutnya begitu mengasyikkan bersama dengan Nirmala.

"Tapi aku---"

"Aku pasti akan pulang malam," ujar Nirmala seraya menatap Leo dengan dalam.

"Ya," jawab Leo yang tiba-tiba saja terlihat begitu menurut kepada Nirmala.

Leo dan juga Erika tetap berada di pabrik, sedangkan Nirmala kini sudah keluar dari pabrik tersebut. Dia langsung pergi ke tempat yang dia inginkan.

"Aku ingin membuat Erika sengsara, mari kita mulai. Tapi, aku harus menemui Ki Ageng dulu. Aku harus meminta bantuannya," ujar Nirmala sambil berjalan di tengah kebun menuju tempat Ki Ageng berada.