Seorang mafia yang kejam dan dingin menemukan dua bayi kembar yang cantik di dalam dus yang di letakkan di tempat sampah. Mafia itu merasa iba dan merawat mereka. Kadang dia kesal, lelah dan ingin rasanya melempar mereka ke belahan dunia lain. Itu karena mereka tumbuh menjadi anak yang jail, aktif dan cerewet, selalu menganggu kesenangan dan pekerjaannya. Namun, dia sudah sangat sayang pada mereka. Mereka juga meminta mami sampai nekat kabur karena tidak diberikan mami. Dalam perjalanan kaburnya, ada seorang wanita menolong mereka.
Wanita yang cantik dan cocok untuk menjadi mami mereka. Bagaimana usaha mereka untuk menjadikan wanita itu mami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.22
Setelah memeriksa Anita, Alkana dan Dominic bicara berdua di ruang kerja. "Lo benar, dia butuh psikolog. Psikisnya terguncang, dia akan terus merasa tidak percaya diri. Kalau perlu lo hypnotherapi biar ingatannya itu tidak mengganggunya."
"Gue udah suruh psikolog datang besok!" ucap Alkana.
"Sabar, Bro. Gue yakin Anita pasti akan sembuh. Jangan pernah biarkan dia tidur sendiri. Saran gue lebih baik, biarkan si kembar tidur sama Anita."
"Kok! Si kembar?" tanya Alkana.
"Ya, terus siapa? Gue?" tanya Dominic. Alkana langsung menggeplak kepala Dominic.
"Aduh, lo tuh kebiasaan geplak kepala gue mulu!"
"Ya lagi, lo gak mikir? Ngapain Anita tidur ama lo?"
"Main catur! Gue kan bercanda! Terus maunya tidur sama lo, gitu?" tanya Dominic.
"Iya lah!" tegas Alkana yang langsung mendapat geplakan dari Dominic.
"Lo berani geplak kepala gue?"
"Kenapa nggak? Biar otak lo bener! Lo tuh belum muhrim jangan kepikiran ke situ. Lo emang nakal tapi itu kan dulu! Sekarang lo harus berubah jangan pikiran mesum terus!"
Alkana kembali menggeplak kepala Dominic kali ini tidak sekali. Dominic tidak terima dia pun membalas jadilah mereka berkelahi. "udah-udan! Kaya anak kecil aja lo!" ucap Dominic sambil tertawa.
"Gue udah berubah, gue mau tidur sama dia niatnya mau menemani aja, biar dia tidak sendiri."
"Ya, sudah cukup anak-anak aja. Tadi aja baru sebentar lo sama dia, sudah main pelukan aja. Bagaimana kalau lama?"
Alkana terkekeh. "Itu 'kan cuma untuk menenangkan."
"Dih, modusnya bisa aja, menenangkan? Tenangin tuh! Ular kasur lo!" Alkana tergelak mendengar kata ular kasur.
"Bagaimana bro menurut lo, kalau gue nikahin Anita besok?"
"Gila lo, mana bisa. Semua butuh persiapan!"
"Apa yang gak bisa buat gue. Orang kaya mah bebas!"
"Iya deh, yang orang kaya! Maksud gue itu, Anita butuh persiapan hati. Jangan paksa dia kalau mentalnya belum siap."
"Gue akan bicara sama Anita sekarang? Thanks bro. Nanti gue transfer ke rekening lo!"
"Gak usah Al, gue ke sini sebagai bestie lo!"
"Gak apa-apa. Gue transfer juga karena lo bestie gue."
"Ya, udah gue pulang dulu, ya! Dari rumah sakit gue langsung ke sini. Dari semalam gue belum pulang ke rumah."
"Iya, makasih banyak. Salam buat keluarga lo."
"Ok! Nggak usah di anterin keluar. Gue bisa sendiri. Bye, assalammu'alaikum."
"Wa'alaikummsalam." Dominic beranjak keluar. Alkana kembali ke kamar Anita. Dia serius ingin bicara pada Anita mengenai pernikahannya.
Di kamar Anita, Alkana melihat dia sedang bersama Dhara dan Dhira. Mereka sedang asyik tertawa sambil melihat ponsel. Benar Anita butuh teman untuk menghibur dan melupakan peristiwa itu, dia butuh pengalihan.
"Wah, kelihatannya asyik banget. Papi mau ikutan dong!"
"Sini, Pi! Kita sedang menonton video lucu," ucap Dhara.
"Iya, Al. Lucu banget!" Anita tertawa menambah kecantikannya.
"Kau cantik saat tertawa!" tanpa sadar Alkana mengucapkannya.
"Cie ... cie ... Papi gombal!"
"Hah, eh. Apakah Papi mengatakannya? Perasaan dalam hati!"
"Dih, gak sadar." Si kembar tergelak. Sedangkan wajah Anita merona merah.
"Bisakah, kalian berdua tinggalkan kami sebentar?" tanya Alkana pada si kembar.
"Ok, Papi! Tetapi jangan lama, ya."
"Gak, kok! Sebentar aja, Papi mau bicara masalah penting." Dhara dan Dhira kemudian pergi keluar.
"Mau bicara apa Al?"
"Aku pikir untuk mempercepat pernikahan kita bagaimana?"
"Mempercepat?" tanya Anita kaget.
"Iya," jawab Alkana yakin.
"Kapan?" tanya Anita.
"Besok?" jawab Alkana tetapi berupa pertanyaan.
"Besok?" Mata Anita terbelalak.
"Kenapa cepat sekali?" tanya Anita.
"Karena aku ingin menjagamu. Selalu menemanimu, mendekapmu hangat. Sekarang tidak bisa karena kita bukan muhrim. Itu membuat aku kesal!" Alkana menjelaskan alasannya.
Anita tersenyum. "Kau terlihat manis sekali. Terima kasih sudah mencintai sebegitunya, kau tidak akan menyesal menikah denganku? Korban pelecehan seksual."
"Sayang, jangan bilang seperti itu! Aku mencintaimu dan tidak akan pernah menyesal. Belum pernah aku seyakin ini."
"Baiklah, ayo kita menikah besok!" ucap Anita membuat Alkana tersenyum lebar.
"Serius? Ok, aku alan siapkan segalanya."
"Tapi Al, wali nikahku. Kau harus menjemputnya ke Bandung. Paman tinggal di Bandung."
"Tidak masalah, aku akan jemput dia. Aku minta alamatnya saja." Lalu Anita menuliskan alamat pamannya.
"Ok, sayang. Aku pergi!" Alkana lalu keluar.
"Silahkan nona-nona cantik. Papi akan mulai sibuk sekarang, Papi titip Mami kalian ya."
"Papa memang sibuk terus!" ketus Dhara.
"Sekarang, sibuknya beda. Kalian pasti senang kalau sibuk yang ini, dan mendukung Papi."
"Sibuk apa memenagnya?"
"Sibu menyiapkan pernikahan Mami dan Papi besok!"
"Apa?" tanya mereka kompak dengan wajah kagetnya.
"Wah Papi! Dhara dukung Papi."
"Dhira juga. Papi pergi aja urus semua, biar Mami kami yang temani dan kami jaga," ucap Dhara semangat.
"Ok, Papi pergi!" Alkana pergi setelah mencium kening mereka.
"Akhirnya, ayo kita ke Mami." Dhara mengajak Dhira ke Anita."
Alkana sibuk menyiapkan semuanya. Dia juga meminta WO untuk mengurus segalanya. Alkana menjemput sendiri paman Anita di kawal beberapa orang bodyguards.
***
Acara pun digelar sore hari. Undangan terbatas karena Anita masih sakit. Anita tampil sangat cantik. Alkana pun terlihat tampan dalam balutan jas mewahnya.
Setelah akad nikah yang hanya satu kali langsung sah! Acara dilanjut dengan ucapan selamat dan makan-makan. Acara selesai ketika magrib. Alkana sengaja tidak ingin lama-lama yang penting acara intinya yaitu akad nikah sudah dilaksanakan.
Orang tua Alkana, sampai harus terbang untuk menghadiri acara pernikahan anaknya. Memang gila Alkana menikah mendadak disaat orang tuanya sedang melakukan perjalanan bisnis.
Alkana menelepon mereka saat malam hari sedangkan besok acaranya. Betapa paniknya mereka, tanpa pikir panjang mereka langsung terbang ke Indonesia. Ini adalah pernikahan pertama di keluarga mereka.
Sebenarnya mereka sudah membayangkan akan menggelar acara yang mewah. Namun, apa daya jika anaknya seajaib ini, menyiapkan pernikahan dalam satu hari. Arsenio pun sempat marah sama Alkan. Bagaimana tidak? Dia sedang ada di London saat Alkana menelepon dan mengatakan dia akan menikah saat sembilan jam sebelum acara.
Apa dia tidak berpikir bagaimana jauhnya London Jakarta. Memangnya dia jin sekali kedip langsung sampai. Butuh waktu paling sedikit belasan jam naik pesawat. Akhirnya Arsen sampai ketika acara sudah selesai.
Walau begitu dia bahagia ketika Alkan bahagia. Alkana akhirnya menikah juga. Hanya satu keluarga yang tidak bahagia dengan pernikahan mereka yaitu keluarga Smith. Jasmin murka Alkana menikah dengan Anita.
Wilton Smith, dia sangat dendam pada Alkana. Anaknya mati di tangan Alkana, maka tunggulah pembalasan Smith. Dia akan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang Alkana.
Jasmin sengaja di terbangkan ke luar negeri, agar dia tidak mengacaukan rencananya.
"Tunggulah pembalasanku Alkana. Aku akan membuatmu merasakan sakitnya kehilangan. Sampai kau tidak ingin hidup lagi."
.
.
.
.
Bersambung...
jgan2 Dominic kaka na anita yg tetpisah
kayanya anita bakal menimbulkan trauma