NovelToon NovelToon
Mon Chéri [Sayangku]

Mon Chéri [Sayangku]

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Fantasi Wanita
Popularitas:661
Nilai: 5
Nama Author: Pricilia Gabbie

Danica Teressa, seorang gadis belia yang cantik, manis, bertalenta, harus mengalami hal buruk di masa remajanya karena hamil di luar nikah, diusianya yang masih delapan belas tahun.
Keneth Budiman adalah crush Danis disekolah dan juga laki-laki yang menghamili Danis. Tapi Keneth dan kedua orangtuanya menolak untuk bertanggungjawab.
Danis terpuruk dan hilang harapan.

Tiga tahun kemudian, Danis secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Anzel Wijaya di kota Montreux, Swiss. Akankah benih-benih cinta tumbuh diantara mereka berdua?

Dan apakah Keneth akan datang kembali untuk mengakui perbuatannya kepada Danis? Dan mengakui bahwa ia adalah ayah dari anak yang dilahirkan Danis?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pricilia Gabbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PDKT

Tinggg...

Masuk notifikasi chat di handphone milik Danis.

“Nis, jangan lupa besok jam 2 siang acara launching di restaurant Halder Kulm, ya”.

Ternyata chat itu berasal dari Ansel.

^^^“Ok pak Ansel 😋”

^^^

“😊”

“Aku jemput kamu ya nis

Boleh?”

^^^“hmmm...

^^^

^^^“Emangnya gak ngerepotin kamu?”

^^^

“Ngaklah”

^^^“Okedeh”

^^^

^^^“See u tomorrow”

^^^

“Selamat tidur, nis”

^^^“😉”

^^^

Danis tampak tersipu malu.

Di tempat berbeda, Ansel juga tampak tersenyum lebar.

Besoknya...

Ting...

“Nis aku sudah di depan rumah kamu”, chat dari Ansel.

Danis segera turun kebawah dan menuju ke mobil Ansel.

Danis tampil sangat cantik dengan pemilihan Lace Flare Dress panjang warna nude yang dikenakannya. Gaun ini menampilkan bentuk tubuh Danis sehingga terlihat lebih indah. Sementara rambutnya di style wave curl hair.

Lagi dan lagi membuat Ansel terpesona dan terkagum.

“Cantik!”, kata Ansel pelan.

“Ha? Apa kamu bilang sesuatu?”, Danis bertanya karena dia tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Ansel.

“Gak kok... Ayo berangkat!”, kata Ansel sambil tersenyum.

Ansel juga tampak keren dengan setelan jas berwarna navy dan kameja putih di dalamnya. Semakin menambah kegantengannya.

Kedua orang ini tampak sangat serasi.

Acara Launching hari ini berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Semua undangan yang hadir merasa tertarik dengan design baru perhiasan yang dibuat. Bahkan undangan yang berasal dari luar negeri juga tertarik untuk mengajak Ansel dan para investor untuk memamerkan perhiasan tersebut di negara mereka.

Ternyata diantara semua yang hadir di acara itu, ada Natalie teman sekelas Danis di kampus. Rupanya Natalie ini anak dari salah satu investor.

Natalie sudah memperhatikan Danis sejak ia tiba di tempat Launching.

Setelah acara selesai dia mendekati Danis dan menarik tangannya yang sedang berdiri sendirian menikmati minumannya.

“Hei Danis!”.

Tentu saja Danis terkejut.

“Eh, hai Natalie”. Sapa Danis dengan ramah.

Tapi tidak dengan Natalie. Dari wajahnya saja sudah bisa ditebak bahwa dia sangat tidak menyukai Danis.

“Kamu benar-benar gak tahu malu ya Nis!”

“Hah... ada apa ya Nat?”.

Danis bingung kenapa tiba-tiba Natalie menariknya dan seperti akan memarahinya.

“Apa kamu pikir kamu pantas jadi model perhiasan ini? Gak sama sema sekali! Perempuan murahan kaya kamu tuh gak pantas buat jadi model untuk perhiasan semahal ini”.

Sepertinya Natalie tidak suka melihat Danis dipilih menjadi model katalog design baru perhiasan.

Apalagi saat ini wajah Danis juga terpampang dibeberapa sudut di tempat itu. Membuat Natalie semakin geram.

“Kamu sengaja yah menggoda kak Ansel?”.

Rupanya Natalie memperhatikan saat Danis keluar dari mobil Ansel waktu mereka tiba. Apalagi Natalie melihat kalau Ansel begitu perhatian kepada Danis, juga tatapan Ansel yang sering tertuju kepada Danis.

Danis langsung membantah Natalie.

‘Cukup Natalie! Cukup! Aku gak tahu apa salah aku sama kamu! Dan aku gak pernah menggoda siapapun disini hanya untuk supaya aku dipilih jadi model. Aku juga gak menyangka Nat”.

Belum selesai Danis bicara, Natalie kembali membentaknya.

“Kamu juga sangat gak pantas buat Kak Ansel. Kamu hanya seorang wanita penggoda!

Asal kamu tahu saja bokap gue salah satu investor disini. Gue bisa dengan mudah membujuk bokap untuk tidak lagi menjadikanmu sebagai model”, ancam Natalie, “dan mencabut sahamnya di bisnis ini”. Lanjutnya.

Danis tidak berkata apapun, dia berniat untuk tidak mempedulikan perkataan Natalie.

Saat Danis hendak pergi meninggalkan Natalie, Natalie menahan tangannya dan dengan sengaja menumpahkan minumannya ke baju Danis. Baju Danis jadi kotor dan basah.

“Gue nggak main-main perempuan murahan! Perempuan penggoda!”, ucap Natalie sambil menunjukkan jari telunjuknya di depan wajah Danis dan dengan wajah yang sangat marah dan sorot matanya yang tajam.

Danis memutuskan untuk segera pulang, tanpa memberitahu Ansel.

Semua ucapan Natalie cukup membuat Danis sakit hati, sekaligus khawatir juga kalau Natalie benar-benar akan bertindak nekad seperti ucapannya.

Padahal Danis saat ini sementara menikmati kedekatannya dengan Ansel. Tapi sepertinya akan sangat sulit.

Danis dibuat sadar dengan statusnya yang sudah memiliki seorang anak.

Sementara Ansel seorang pria bujang, tampan dan mapan.

Sangat sulit untuk bisa menggapainya.

Malam itu setelah tiba dirumah, handphone Danis tak hentinya berdering.

Yup! Ansel dilanda kebingungan dan kepanikan. Ansel tidak menemukan Danis di manapun di tempat itu. Dia sudah berusaha mencari tapi ia tetap tidak menemukan wanita yang mulai membuatnya jatuh hati.

Ansel takut terjadi sesuatu dengan Danis.

Drrttt... Drrttt...

Drrttt... Drrttt...

“Nis hp kamu bunyi terus, ada yang nelpon tuh”. Viona memberitahu.

“Biarin aja kak”. Danis juga ingin mengangkat telepon dari Ansel, sangattt ingin! Tapi Danis tidak akan sanggup menjawab pertanyaan dari Ansel tentunya. Danis tidak mau nantinya akan berbohong. Karena untuk menutupi satu kebohongan harus menciptakan kebohongan yang lain.

Danis memilih untuk mengabaikan telepon dari Ansel.

Membuatnya merasa bersalah, tidak semangat dan kepikiran.

Ansel terus mencoba menghubungi Danis.

Namun sia-sia, Danis tidak merespon sama sekali.

“Kenapa sih Nis? Kok lesu begitu? Perasaan tadi pagi seneng banget!! Ceria bangett!!”, tanya Viona penasaran yang kemudian duduk di samping Danis yang sedang menyandarkan kepalanya dimeja makan.

“Gakpapa kak, cuman cape aja”. Jawab Danis tidak semangat.

“Gak biasanya kamu begini. Cerita dong...”, bujuk Viona.

Danis memang seterbuka itu dengan keluarganya. Apalagi dengan Viona kakaknya. Walaupun seberusaha apapun Danis menutupi sesuatu, pada akhirnya akan cerita juga pada kakaknya.

Danis akhirnya menceritakan semuanya. Mulai dari meceritakan sosok Ansel, awal kedekatakan mereka berdua, bagaimana dia mulai jatuh hati pada Ansel, dan tentunya kejadian tadi saat dia bertemu dengan Natalie serta semua perkataan Natalie yang membuatnya cukup sakit hati.

“Nis, semua orang berhak mencintai dan dicintai. Dalam setiap usaha pasti ada tantangannya. Kalau kamu mau berjuang untuk itu, pasti ada jalan keluarnya.

Kakak yakin Ansel bukan tipe pria yang akan meremehkan dan menggampangkan kamu.

Berikan dia waktu untuk membuktikannya Nis.

Dan kalau dia sudah berjuang buat kamu, jangan kamu sia-siakan. Kalian harus berjuang sama-sama".

1
Mèo con
Ini author beneran jago banget, keren! 👍
Pricilia Gabbie: apakah masih ngikutin update ceritanya? bagaimana tanggapannya?/Smile/
Pricilia Gabbie: terimakasih banyak buat supportnya 🙏🏻 semakin semangat buat update 🥰
total 2 replies
Pricilia Gabbie
/Kiss/ sabar ya sayang nunggu updatenya 🤏🏻
Muriel
Ga sabar buat kelanjutannya!
Pricilia Gabbie: udah baca updatenya?? /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!