NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Lelah

Ketika Istriku Lelah

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Penyesalan Suami
Popularitas:97.2k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Persahabatan Audi, Rani dan Bimo terjalin begitu kuat bahkan hingga Rani menikah dengan Bimo, sampai akhirnya ketika Rani hamil besar ia mengalami kecelakaan yang membuat nyawanya tak tertolong tapi bayinya bisa diselamatkan.

Beberapa bulan berlalu, anak itu tumbuh tanpa sosok ibu, Mertua Bimo—Ibu Rani akhirnya meminta Audi untuk menikah dengan Bimo untuk menjadi ibu pengganti.

Tapi bagaimana jadinya jika setelah pernikahan itu, Bimo tidak sekalipun ingin menyentuh, bersikap lembut dan berbicara panjang dengannya seperti saat mereka bersahabat dulu, bahkan Audi diperlakukan sebagai pembantu di kamar terpisah, sampai akhirnya Audi merasa tidak tahan lagi, apakah yang akan dia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Sembilan

Audi tak mengira jika akhirnya dia akan menggantikan posisi Rani. Satu bulan yang lalu dia dan Bimo akhirnya menikah. Semua sudah gadis itu pertimbangkan. Termasuk jika nanti Bimo belum bisa menerima dirinya seutuhnya.

Seperti yang Bimo duga, Audi pasti akan menerima lamarannya. Semua karena Ghita. Gadis itu sudah terlanjur menyayangi putrinya dan itu dimanfaatkan Bimo agar Audi mau menerima lamarannya.

Walau mereka telah menikah sebulan, tapi Audi dan Bimo masih tidur terpisah. Gadis itu tidur di kamar Ghita. Tante Susi telah kembali ke rumahnya lagi. Merasa telah aman meninggalkan Ghita bersama ibu sambungnya itu.

Saat akan menikah, Bimo meminta Audi untuk berhenti bekerja. Dia hanya ingin gadis itu fokus menjaga dan merawat putrinya, Ghita.

Audi bangun dan segera mandi. Setelah berpakaian rapi, dia mendekati Ghita. Bayi itu tampak tidur dengan lelap. Telah satu minggu dia tidur dengan bocah itu, setiap malam putrinya Rani itu tidur dengan nyenyak dalam pelukannya.

"Sayang Aunty, kamu adalah alasan kenapa aku berada di sini. Walau aku tau, ini berarti aku harus siap dengan apa pun nanti perlakuan ayahmu. Menikah atau pun tak, aku juga tetap sendiri dalam melakukan semua hal, hanya beda status," gumam Audi pada dirinya sendiri.

Setelah memastikan bayinya masih tertidur, Audi lalu keluar dari kamar menuju dapur. Dia ingin memasak sarapan buat suaminya.

"Bi, biar aku yang masak. Bibi tolong jaga Ghita. Takutnya nanti bangun, langsung nangis," ucap Audi.

"Baik, Bu. Saya pamit dulu," ucap Bibi.

Setelah bibi pergi ke kamar sang putri, Audi mulai menyiapkan bahan untuk sarapan. Di rumah Bimo ini sebenarnya ada dua pembantu wanita, tapi yang satu orang lagi kebetulan sedang pulang kampung.

**

Audi tersenyum, membayangkan betapa senangnya Bimo saat melihat hidangannya. Dia menata piring dengan penuh kasih sayang, meletakkan sepotong roti panggang dengan selai rasa stroberi di samping telur mata sapi setengah matang yang dikeluarkan dari wajan. "Hari ini pasti istimewa," gumam Audi kepada dirinya sendiri.

Dia masih ingat jika itu adalah menu favorit Bimo. Audi dulu sering membawanya ke sekolah.

Pukul tujuh tepat, Audi mendengar suara langkah kaki Bimo keluar dari kamarnya. Hatinya berdegup kencang. Dia sudah tidak sabar ingin melihat ekspresi suaminya saat menyantap sarapan yang telah disiapkannya. Bimo muncul di dapur dengan wajah yang tak jauh beda dari biasanya, masih datar tanpa senyum.

"Selamat pagi, Bimo!" sahut Audi dengan ceria, "Sarapan sudah siap!"

Bimo mengangguk pelan, berjalan mendekati meja makan. Audi mengamati setiap gerak tubuh suaminya, berharap dia akan terpesona melihat sarapan yang sudah disiapkan. Namun, ekspresi Bimo tampak datar saat ia mengamati hidangan di hadapannya.

"Roti panggang dengan selai stroberi dan telur mata sapi favoritmu," jelas Audi penuh semangat.

"Ah, ya …," kata Bimo, suaranya tampak kurang bersemangat. Dia kemudian mengambil cangkir kopi dan meminumnya dengan tenggorokan yang terlihat kering. "Aku ... lebih suka kopi."

Audi merasa hatinya sedikit terpuruk. "Tapi Bim, ini kan kesukaanmu. Aku sudah menyiapkannya dengan penuh perhatian," ungkapnya Audi dengan suara lembut.

Bimo menggeleng pelan, membiarkan piring di meja. "Aku benar-benar minta maaf, tapi aku tidak ingin sarapan sekarang. Aku sudah terlambat," jawabnya, segera mengenakan jas kerjanya.

Audi hanya bisa menatap Bimo yang buru-buru. Tak ada waktu baginya untuk berdebat. Bimo terus menghabiskan kopi yang terasa pahit, sebagai pengganti sarapan yang lezat. Audi merasakan kepedihan di hatinya. Dia ingin meluangkan waktu lebih lama bersama Bimo agar bisa meluruskan kesalahpahaman, namun kehidupannya yang sibuk seakan menghalangi keinginan itu.

Setelah menekan tombol jam tangan yang menunjukkan waktu, Bimo mengucapkan kata-kata pamitan singkat. "Aku berangkat dulu. Kalau ada apa-apa dengan Ghita, kabari aku segera!"

"Hati-hati di jalan ya, Bim," jawab Audi sambil berusaha tersenyum meskipun hatinya berat.

Bimo bergegas menuju pintu depan, dan Audi hanya bisa menghela napas panjang melihatnya pergi. Setelah pintu tertutup, keheningan seolah memenuhi rumah. Audi menggelengkan kepalanya, berusaha untuk tidak terlalu memikirkan betapa kecewanya dia terhadap respons Bimo. Roti panggang yang sudah disiapkan hanya teronggok di meja. Bukankah dari awal dia sudah tahu jika pernikahan ini hanya demi Ghita. Namun, salahkah dia berharap jika Bimo sedikit berubah.

"Yang penting, Bimo sudah minum kopi," ujarnya kepada diri sendiri, mencoba menghibur hati. Audi merapikan meja makan, mencucinya dengan sabar. Namun, suara ketukan dari pintu depan membawa perhatian Audi. Dia membuka pintu dan melihat mamanya Rani, Tante Susi berdiri di balik pintu.

"Selamat pagi, Audi! Apa kabar?" sapa Tante Susi dengan senyum lebar.

"Selamat pagi, Tante! Kabarku baik," jawab Audi, mencoba menyembunyikan kekecewaannya.

"Ghita masih tidur, ya?" tanya Tante Susi.

"Ya, Tante." Audi menjawab singkat.

Tante Susi memperhatikan ruangan dapur yang tercium wangi kopi dan sisa-sisa sarapan di atas meja. "Wah, sepertinya ada yang memasak sesuatu yang lezat pagi ini," katanya sambil mengedipkan mata.

"Nggak juga, Tante. Hanya roti panggang dan telur," balas Audi, mencoba tertawa meskipun hatinya masih terasa berat.

"Kalau sudah memasak, kenapa tidak dimakan?" tanya Tante Susi sambil melipat tangan, tampak penuh rasa ingin tahu.

Audi menghela napas. "Bimo sepertinya agak terburu-buru, jadi dia tidak sempat menyantapnya. Dia mungkin lebih suka kopi," kata Audi, sedikit kecewa.

Tante Susi memandang Audi dengan penuh pengertian. "Mungkin dia sedang stres dari pekerjaan? Kadang ketika kita sibuk, kita melewatkan hal-hal kecil yang seharusnya kita nikmati," ujarnya meencoba menenangkan.

"Tapi, bukankah seharusnya kita bisa saling berbagi momen seperti ini?" balas Audi, pelan. "Aku buat sarapan yang khusus untuknya."

"Siapkan dengan ikhlas dan dengan cinta. Terkadang, menyiapkan sesuatu dengan cinta tidak selalu berakhir dengan insan yang menikmati. Yang terpenting, niat dan kesabaranmu," jelas Tante Susi lembut. Dia mengerti dengan perasaan Audi.

"Aku akan mencoba bersabar, Tante. Bukankah ini pilihanku," jawab Audi.

"Kamu baik, pasti suatu saat Bimo akan menyadari kesalahannya. Maafkan Tante, karena tak bisa merubah perasaan Bimo padamu. Karena soal hati hanya orang itu sendiri yang bisa merubahnya," ucap Tante Susi.

"Tante tidak salah. Lagi pula kami juga baru satu bulan menikah. Masih butuh penyesuaian," balas Audi mencoba menghibur diri.

Tante Susi lalu berjalan ke dapur. Dia melihat perubahan pada rumah ini. Semua tampak bersih dan rapi. Berbeda saat masih ada putrinya. Walau ada pembantu, susunan rumah kurang tertata. Tante Susi tersenyum pada Audi.

"Tante yakin dalam hati Bimo sadar jika kamu wanita yang terbaik untuknya, cuma dia belum menyadari itu saja. Suatu saat dia pasti akan menerima kamu dan mencintai kamu seperti Rani," ucap Tante Susi.

Audi tak menjawab ucapan wanita itu, hanya tersenyum menanggapinya. Dia lalu mempersilakan Tante Susi untuk menyantap sarapan yang telah tersedia.

"Semoga saja saat kamu menyadari kehadiranku, itu belum terlambat. Sebelum aku lelah dan bosan," gumam Audi dalam hatinya.

1
Ida Nur Hidayati
Audi jangan goyàh, lanjutkan perceraianmu
Hafifah Hafifah
syukurin nikmatin aja kesendirian mu bimo
Apriyanti
lanjut thor
Retno Harningsih
lanjut
vivinika ivanayanti
Enak aja kamu bilang gitu Bim....Audi bisa dapat lelaki yg lebih baik.dari kamu
Maisya
lanjut kak
Tuti Chandra
semoga dengan introspeksi diri bisa menyadari kekurangan masing masing.dan semoga AUDI dan BIMO Bisa berstu kembali dan hidup rukun.
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
jangan Udi Uda membuka hati untuk orng lain
Mrs.Riozelino Fernandez
Gak lah...
lebih baik ma orang lain,ketimbang balikan ma kamu...buat apa pisah toh balikan lagi...pisah ya pisah,cari kebahagiaan masing masing
Ickhaa PartTwo
Semangat u thor
Mrs.Riozelino Fernandez
semangat Audy...
jangan mau balikan...
kemana harga dirimu,udah di hina hina,udah dicaci maki,dibuat seperti pembokat masiiih juga mau balikan...
haddeuh kamu terlalu berharga untuk laki2 seperti Bimo...
Citra Aprilona
lanjut thor
Sugiharti Rusli
benar yang Audi bilang, kalo memang berjodoh biar berjuahan pasti akan ketemu, kalo ga berjodoh, dekat juga ga akan ketemu,,,
Sugiharti Rusli
semoga mama Susi juga bisa menasehati si Bimo, kalo dia ga boleh larut dalam patah hatinya, karena ada Ghita yang jadi prioritas nya sekarang
Sugiharti Rusli
apapun yang nanti akan terjadi sama kalian, semoga Ghita tetap mendapat kasih sayang penuh, walo sekarang Audi ga bisa selalu memeluknya karena jauh dan dia bekerja
Sugiharti Rusli
padahal dulu kamu melihat itu setiap hari lho Bim, kalo putri kamu sudah menga anggap Audi sebagai yang dia panggil mama, eh kamu malah marah ke Audi
Tuti Chandra: marah krn ada sebab kak,kan semua baru terungkap setalh bimo menemukan diarinya rani ,bimo pikir beneran audi menolak bimo kenyataannya tdk seperti itu di titip suratpun tidak di berikan juga ke audi ,jd disini biang masalahnya si rani.
total 1 replies
Sugiharti Rusli
anak sekecil Ghita tuh biasanya kalo ga bertemu lama biasanya suka lupa, tapi ternyata dia tetap mengingat Audi sebagai ibu yang mengasuhnya
Fitria Syafei
Semoga ya Bimo dan jangan berharap banyak pada Audy 😏 mama yang cantik dan baik hatinya kereen 😍 kereeen 😘
Maharani Rani
lanjutt kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!