Lanjutan kisah Sudah Cukup Aku Sakit
kisah tentang Hendri dan Fitria.
Karena persaingan bisnis Hendri dijebak oleh Rekan bisnis yang ingin menjatuhkannya. Hingga Hendri berakhir diatas ranjang bersama Fitria. mereka digerebek oleh warga dan menikahkan mereka secara paksa.
Apakah keluarga Wijaya bisa menerima masa lalu Fitria dan memperlakukan dia dengan baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GeGra Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Gabi Ktitis
Beberapa hari berlalu, kondisi Gabi semakin menurun, dia sudah tak sadarkan diri lagi
Kondisi Gabi menurun
Melihat kondisi Gabi seperti itu, Bu Nani segera menuju perusahaan Hendri, dia ingin bertemu dengan Hendri.
Tiba diperusahaan dia menuju pos satpam didepan kantor,
“Selamat pagi Pa”
“Ya selamat ibu, bagaimana ada yang bisa kami bantu?”
“Saya ingin bertemu dengan Tuan Hendri Wijaya”
“Apakah anda sudah buat janji Ibu?”
“Belum Pa, tolong katakan padanya kalau saya Ibunya Fitria ingin bertemu”
“baiklah Ibu tunggu sebentar disini, saya akan tanyakan sebentar”
“Selamat pagi Tuan, di depan ada seorang ibu yang ingin bertemu dengan tuan,ibunya fitria’
“Usir mereka, katakan pada satpam, kedepannya kalau ada yang mencariku dengan mengatasnamakan fitria usir mereka, kecuali klien yang sudah ada janji’
‘baik tuan” jawab sekretarisnya.
“Ibu maaf tuan Hendri sedang rapat dan tidak bisa diganggu’
‘baim aku akan menunggunya disini’
‘maaf ibu, ibu tidak bisa menunggu disini’
‘aku akan menunggunya didepan sana’
“Maaf tuan Hendri perintahkan siapapun yang ingin bertemu dengannya atas nama keluarga Fitria beliau menolah”
“Pa tolonglah, katakan pada Tuan Hendri kalau saat ini anaknya Fitria Gabi sedang kritis dirumah sakit, tolonglah pa, anak itu terus memanggil-manggil nama ibunya”
“Maafkan kami ibu kami hanya menjalankan perintah tuan, tolong jangan persulit kami”
“Baiklah aku akan pergi” bu Nani keluar dari sana dengan penuh kekecewaan, apa yang harus dikatakan pada cucunya itu.
Risal menuju kediaman Wijaya, dia ingin bertemu dengan Hendri, kondisi Gabi semakin memburuk, tubuhnya sudah tidak merespons.
“Selamat sore tuan, ada yang bisa saya bantu?”
“Saya ingin bertemu dengan tuan Hendri Wijaya?”
“Maaf tuan Hendri tidak tinggal disini, dia tinggal diapartemen miliknya”
“Boleh saya minta alamat apartemennya?”
“maaf tuan kami tidak bisa memberitahukan alamatnya kepada siapapun”
“Kedua orangtuanya ada dirumah?”
“Tuan dan nyonya besar ada tuan”
“Tolong katakan saya dokter Risal ingin bertemu dengan mereka, ini sangat penting tentang nyawa seorang anak”
“Baiklah sebentar tuan kami tanyakan”
Satpam masuk kedalam tak lupa kembali menutup pintu pagar dengan rapat.
“selamat sore tuan, didepan ada seorang pria mencari Tuan Hendri, tapi karena tidak dirumah dia ingin bertemu dengan Tuan dan Nyonya” Ujar satpam.
“Siapa Pa Andi?’
“tadi namanya dokter Risal dari rumah sakit, katanya ini penting tentang nyawa seorang anak”
Papi, mami, Deddy dan Sonia saling menatap penuh tanda tanya.
“Baiklah bawah dia masuk kedalam” Ujar Papi
“baik Tuan”
Satpam keluar menuju gerbang dan membukakan pintu untuk Risal masuk, dam mengantarnya sampai didepan pintu rumah.
“Selamat sore Tuan Nyonya, maaf mengganggu waktu anda semuanya” sapa Risal. “Perkenalkan saya dokter Risal, asay dokter spesialis anak dirumah sakit XX. Maksud saya kesini ingin bertemu dengan Tuan Hendri Wijaya, tapi kata Pa Satpam beliau tidak tinggal disini”
“Ia dokter, gerangan apa yang membawa anda kerumah kami? Dan ada urusan apa anda dengan putra kami?” Tanya papi
“Begini Tuan Nyonya saya beberapa kali keperusahaan tuan Hendri tapi saya tidak dipersilahkan ketemu dengannya, tadi pagi ibunya Fitria kesana tapi ditolak. Saat ini putranya yang berumur 5 tahun sedang kritis dirumah sakit, saya mohon ijinkan Fitria sebentar saja menjenguk anaknya, anaknya terus memanggil-manggil nama ibunya” jawab Risal penuh permohonan.
“kalau urusan itu kami tidak ingin ikut campur, itu urusan mereka”
“halah paling alasan kalian saja supaya membebaskan wanita murahan itu” cerca mami”
“Nyonya aku mohon kalau nyonya tidak percaya kalian bisa melihatnya dirumah sakit XX, ini vidio kondisi putranya saat ini” ujarnya sambil menyerahkan ponselnya kepada mami.
“Saya tidak percaya, bisa jadi ini hanya akal-akalan kalian, kan kamu dokter disana, pasti kalian berkerja sama, silahkan pergi dari rumah kami, wanita itu membuat keluarga Wijaya sial. Jangan pernah tampakan wajahmu dan wajah keluarga wanita murahan itu dirumahku, pergi” Teriak Mami berdiri tanyanya menunjuk kearah pintu.
Risal menatap papi, Deddy san Sonia penuh permohonan. Mereka hanya terdiam tanpa ekspresi.
“Baiklah nyonya saya permisi, kalau sampai anak itu terjadi apa-apa saya tidak akan menuntut keluarga Wijaya karena kami sadar kami hanyalah masyarakat kecil yang kalah dengan kelurga Wijaya yang sangat kaya raya, tapi semoga kedepannya keluarga kalian tidak akan pernah mengalami hal yang sama, akan ada seseorang yang memisahkan ibu dari anaknya, ingat nyonya dan tuan yang terhormat, karma pasti akan terjadi dalam keluarga kalian”
‘PERGI DARI RUMAHKU” Teriak mami didepan wajah Risal.
Risal pergi dengan sejuta luka dan amarah meninggalkan rumah itu. Semua diluar ekspresinya, harapannya datang bertemu dengan keluarga mereka berharap mereka mau membantunya pertemukan Fitria dengan anaknya sebentar saja, tapi sayang hati nurani mereka sudah ditutup dengan amarah dan kebencian terhadap Fitria.
Risal kembali kerumah sakit dengan kekecewaan. Dokter Valen yang melihat wajah dokter Risal menjadi sangat Iba, tapi tidak tahu harus bagaimana cara membantu mereka.
“Dokter Risal” Sapanya dengan pelan.
“Aku tak tahu harus bagaimana menghadapi semuanya ini, apa yang harus aku katakan pada Ibu Nani dan Pa Agus, terlebih Gabi. Kondisinya makin memburuk tapi mereka tidak percaya padaku bahkan mereka menganggap aku bekerja sama dengan Fitria. Aku tak habis pikir dengan mereka”
“Terkadang sifat manusia seperti itu dokter, kita doakan yang terbaik untuk Gabi dan Fitria”
“Makasi ya dokter,”
“Ia sama-sama dokter, apa dokter sudah makan? Dokter juga harus perhatikan kondisi kesehatan dokter, hanya dokter satu-satunya harapan mereka. Jangan sampai dokter sakit”
“Ia aku akan makan, kamu temani aku makan sebentar setelah itu kita temui mereka diruangan Gabi”
“Baik dokter” jawab dokter Valen bahagia, sejak dia meminta maaf kepada keluarga Fitria hubungannya dengan dokter Risal semakin baik.
“Mi apa sebaiknya kita cari tahu tentang ucapan dokter tadi?” Tanya Deddy
“Ngak usah, mami ngak percaya pada mereka, mereka pasti bekerja sama untuk membawa wanita murahan itu pergi”
“Tapi tidak ada salahnya kita mencoba”
“Kalau mami bilang tidak ya tidak, jangan campuri urusan Hendri”
“aku tidak mencampuri mami, tapi bagaimana kalau seandainya apa yang dikatakan dokter itu benar adanya? Apa yang akan mami lakukan kalau anaknya terjadi apa-apa?”
“Kalau itu benar Hendri pasti sudah bertindak membawa wanita itu kesana, jadi jangan ikut campur urusan kakamu” Jawab mami dengan kesal dan pergi keruangan makan menyiapkan makan malam.
Sonia yang hanya terdiam, dia akan mencaritahu secara diam-diam, sebagai seorang ibu pasti sakit rasanya saat anak kita sakit dan dipisahkan saat anak kita sangat membutuhkan pelukan dan perhatian dari ibunya.
Deddy yang mengerti jalan pikir istrinya segera mengajaknya kembali kelantai 2.
“apa yang kamu pikirkan honey?”
“Aku seorang ibu, aku paham rasanya sakit dipisahkan dengan anak kita, apalgi disaat kondisinya sedang kritis seperti saat ini”
“Ini sudah menjadi urusan Ka Hendri, aku yakin kalau itu benar dia pasti sudah membawa wanita itu kesana”
“Tapi dia tidak ingin bertemu dengan keluarga mereka?”
“Sudahlah Honey, jangan pikirkan. Kamu sedang hamil jaga kesehatanmu dan anak kita.
“Baiklah” Jawabnya pasrah.