Membalas Suami Dan Keluarga Benalu

"Nanti juga rumah anak ini akan menjadi milik Angga pak kan bapak tau sendiri Keira itu sangat mencintai anak kita pasti dia akan memberi kan rumah ini sama Angga apa yang di miliki Keira itu akan menjadi milik kita sebagai orang tua dari suaminya." Jawab bu Linda membuat pak Budi hanya diam saja dan mengangguk dia setuju dengan apa yang di ucapkan sang istri.

"Ma apa Keira sudah pergi?" Tanya Angga keluar dari kamar dengan panik.

"Udah lah tadi dia pergi buru-buru bahkan salam saja enggak, mama tadi ngomong aja dia langsung pergi gitu saja. sudah mulai berani ngelunjak dia, kamu sih terlalu memanjakan dia gak suruh urus rumah gara-gara dia kerja di restoran Indah yang gajinya gak seberapa itu." Cerocos bu Linda.

Angga tak mendengarkan kembali ocehan ibunya dan langsung pergi begitu saja dan menjalankan mobilnya untuk mengejar sang istri.

"Kenapa juga anak itu? Sepertinya ketularan Keira gak biasanya pergi begitu saja di saat orang tua sedang berbicara. Memang membawa dampak yang buruk si Keira itu." Bu Linda kembali mengoceh membuat pak Budi geleng-geleng kepala.

"Mungkin mereka ada masalah ma, tadi liatkan wajah Angga panik." Jawab pak Budi membuat bu Linda mengerutkan keningnya.

"Apa Keira tau perhiasan mama dan milik Ayu yang tak di jual? Tapikan mama gak pakek gelangnya, paling dia iri soalnya Angga memberikan DP mobil buat Doni." Jawab bu Linda dengan fikiran jelek kepada menantunya, apapun yang di lakukan Keira selalu salah di mata bu Linda.

Sedangkan Keira pergi ke restoran miliknya dia menggunakan kunci cadangan yang dia punya, dia memasukan motornya ke garasi agar tidak ada yang tau kalau di dalam ada orangnya. Keira ingin menenangkan dirinya sejenak di sini karena hanya restoran miliknya tempat yang paling aman dan tenang untuk menyendiri.

Keira masuk ke dalam ruangannya tangis Keira pecah, tangis yang dia tahan tadi siang saat melihat sang suami bergandengan tangan sama wanita lain selain dirinya. Tangis yang dia tahan saat mengetahui suaminya bukan hanya bermain api di belakangnya tapi juga menipunya dengan menyimpan uang gaji nya dan dia juga berencana merebut rumah yang sekarang di tempati dia dan keluarga suaminya, selama ini Keira mencoba bersabar disaat mertuanya mengatakan kata-kata kasar yang membuat dia sakit hati kurang sabar apa dia selama ini. Tangis yang dia tahan di tambah melihat betapa instensnya mereka selama berkomunikasi sedangkan dengan dirinya saja sikap Angga sedingin es bahkan bersentuhan dengan saja sepertinya sudah tak sudi.

"Secinta itukah kamu sama wanita itu Mas? Sampai kamu menyakiti aku seperti ini. Sesayang itu kah kamu sama dia? Sampai kamu bisa tahan tidak menyentuhku berbulan-bulan bahkan karena aku takut dosa aku merendahkan diri di hadapan suamiku karena itu merupakan pahala bagiku juga, tapi kamu dengan tak berperasaan nya menolak ku dengan alasan capek tapi semua itu bohong. Kamu melakukan itu demi wanita itu, kamu bener-bener keterlaluan Mas." Teriak Keira di ruangannya yang memang di buat kedap suara.

Tangis dan luapan perasaan yang dia tahan selama ini dia keluarkan di sini, tangis Keira sangat menyayat hati. Sakit dan hancur hatinya oleh orang yang sangat dia percaya, orang yang selama ini dia anggap tidak akan menghancurkan hatinya, orang yang selama ini dia anggap baik ternyata tega menyakiti mental dan perasaannya.

Apalagi selama dua tahun ini dia di suruh kerja untuk membantu keuangan keluarga suaminya yang kebutuhannya tidak sedikit, seluruh kebutuhan keluarga termasuk dengan Ayu yang sudah berkeluarga menjadi tanggungannya selama dua tahun ini.

"Kamu bahkan menyuruhku bekerja untuk membantu kebutuhan keluarga dan aku iklas karena aku menganggap semua benar dan kamu jujur, aku sudah anggap kalian adalah keluargaku tapi nyatanya kalian semua tega menusukku dari belakang bahkan kalian ingin rumah itu menjadi milik kalian seutuhnya apa aku sebodoh itu di mata kalian? sehingga kalian tega membohongi dan menghancurkan aku? apa salahku? Kamu tega Mas kamu dan keluarga mu jahat. Bahkan nafkah untuk ku kau gunakan untuk memberi wanita itu hadiah sedangkan aku sebagai istri mu saja tidak kamu berikan nafkah dan malah menyuruhku bekerja. Aku gak akan memaafkan kesalahan yang sudah kamu lakukan dan aku akan membalas semua rasa sakit ini, kau memanfaatkan rasa cintaku karena kau tau aku tidak pernah jatuh cinta dan selalu percaya padamu. Akan ku buat kau dan keluarga mu itu menyesal Mas sekarang silahkan kalian nikmati dulu semuanya aku akan berpura-pura tidak tau." Ucap Keira sambil menghapus air matanya.

Dia pergi ke pantry dan mengambil es batu kemudian dia kompreskan ke kedua matanya agar tidak bengkak, setelahnya dia istirahat sebentar sambil melihat rekaman CCTV yang ada di rumahnya melalui laptop miliknya, Keira hanya tersenyum miring.

"Ternyata seperti itu hati kalian padaku, ternyata aku salah menilai dan menyayangi kalian. Aku kira menyelamatkan kucing manis ternyata aku memelihara anjing kampung yang walaupun sudah aku beri makan tapi di belakangku kalian tetap mencuri milikku." Ucap Keira sambil tersenyum hambar.

Sedangkan di tempat lain Angga membawa mobilnya mencari Keira dia mencari ke beberapa tempat termasuk restoran tempat dia bekerja tapi tidak terlihat motor milik Keira, dia melajukan mobilnya menuju taman kota tapi tak ada juga, kemana lagi dia harus mencari sang istri mau bertanya sama Indah dia tidak punya nomornya.

"Kemana kamu Kei." Ucap Angga kemudian mencoba menghubungi Keira tapi tidak di angkat juga padahal telponnya tersambung.

"Angkat Keira." Kesal Angga karena Keira tak mau mengangkat telponnya, puluhan pesan dan panggilan tidak ada respon dari sang istri.

"Apa yang harus aku lakukan? aku gak mau kehilangan Keira tapi di hatiku juga sekarang sudah mulai ada Laura, aku merasa nyaman dan tenang saat bersama Laura yang tak kurasakan lagi saat bersamamu Kei. Apa yang harus aku lakukan, aku mohon Kei jangan marah, aku tak bisa mengontrol perasaanku ini." Ucap Angga sambil menyandarkan kepalanya ke stir mobil.

Drrtt

Drrtt

Ponsel Angga berbunyi dan segera dia raih berharap yang menghubungi adalah Keira tapi ternyata dugaannya salah yang menghubungi adalah Laura. Angga mengusap wajahnya kasar lalu mengangkat ponselnya.

"Laura." Jawab Angga.

"Mas aku sekarang ada di rumah kamu." Ucap Laura membuat Angga kaget bukan main, bagaimana jika ada Keira?.

"Kenapa kamu malah datang ke rumah Laura? cepat pulang sekarang sebelum Keira tau." Kesal Angga.

"Tenang saja Mas aku sudah punya alasan jika dia bertanya siapa aku, sekarang aku sedang mengobrol dengan mama kamu dan juga dengan keluargamu yang lain. Kamu cepatlah kesini aku tunggu." Jawab Laura kemudian memutuskan sambungan telponnya membuat Angga pusing bukan main.

"Kenapa kamu malah nekat datang ke rumah Laura." Kesal Angga dan menghidupkan mobil untuk pulang ke rumahnya.

Sedangkan di rumah Laura sedang berbincang dengan bu Linda dan Ayu juga keluarga yang lain, dia datang membawa banyak makanan membuat bu Linda senang apalagi dia lagi malas masak, apalagi Laura membawa makanan mahal.

"Jadi kamu teman kerjanya Angga? jabatan kamu apa nak pasti gajinya besarkan?" Tanya bu Linda dengan lembut.

"Iya bu tapi aku beda devisi sama Mas Angga." Ucap Laura berusaha mencuri perhatian keluarga sang kekasih dia bertekad untuk menjadi istri Angga yang seorang manajer ditempat dia bekerja.

"Panggil mama saja, kamu sudah kama dekat dengan Angga?" Tanya bu Linda lagi dengan malu-malu Laura menjawab mengangguk sambil tersenyum.

"Jadi Mas Angga selingkuh dari mbk Keira? Sudah berapa lama mbak Laura? Tanya Ita sambil memakan ayam goreng di tangannya.

"Sudah hampir enam bulan kami dekat." Jawab Laura.

"Apa mbak tau kalau Mas Angga itu sudah punya istri, jatuhnya mbak itu pelakor." Tanya Ita polos membuat bu Linda melotot kan matanya, sedangkan Laura di buat malu dengan pertanyaan Ita.

"Maafkan Ita ya Laura." Ucap bu Linda.

"Iya gak apa-apa ma, sebelumnya saya tidak tau kalau Mas Angga sudah beristri tapi seiring berjalannya waktu akhirnya saya tau kalau Mas Angga sudah punya istri itupun dari temen kantor yang tidak sengaja saya dengar, akhirnya saya tanya sama Mas Angga dan Mas bilang iya kalau dia memang sudah menikah. Sebenarnya saya jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Mas Angga dan saya tak masalah kalau saya di jadikan istri kedua asal itu Mas Angga karena saya sudah terlanjur mencintai Mas Angga." Jelas Laura tanpa ragu dan terkesan tidak tau malu.

Mendengar itu mereka semua saling pandang dan tidak percaya karena selama ini ternyata Angga berselingkuh di belakang Keira, karena Angga selama ini tidak pernah mencurigakan apalagi berbicara kepada mereka.

"Lalu apa Angga setuju untuk menjadikan kamu sebagai istri kedua?" Tanya bu Linda membuat Laura menganggukkan kepalanya.

"Mas Angga setuju ma tapi dia menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan Keira, dan Mas Angga bilang kalau dia lebih mencintai dan nyaman sama aku daripada sama istrinya. Katanya istri nya itu selalu membuat Mas Angga kesal dan malas melihat wajah Keira apalagi sekarang dia sudah mulai berani sama mama, bener begitu ma?" Jelas Laura membuat keluarga Angga bukannya marah malah terkesan mendukung Laura untuk menikah dengan Angga.

"Benar Keira sudah banyak berubah dan dia memang sudah tidak menghargai kami padahal kami adalah keluarga nya. Memang tidak tau diri anak itu, jika memang kamu dan Angga sudah setuju untuk menikah kenapa tidak di segerakan?" Tanya bu Linda yang diiakan oleh yang lain tanpa memikirkan perasaan Keira, membuat Laura merasa di atas awan.

Tanpa mereka sadari kalau dari tadi Keira sudah mendengarkan semua pembicaraan mereka, tanpa menguping pun Keira bisa tau lewat CCTV. Setelah tidak ada pembicaraan terdengar yang berat dan hanya terdengar tawa dari mereka semua Keira sengaja masuk dan langsung menuju kamarnya tanpa memperdulikan mereka yang sedang mengobrol.

"Dasar tak punya sopan santun,kamu lihat sendirikan kelakuan Keira bahkan ada kamu semua saja tidak di anggap. Memang pantas jika Angga berselingkuh dan mencari perempuan yang lebih baik apalagi kamu lebih cantik, modis dan wanita karir dengan gaji yang sangat besar mama setuju sama kamu." Ucap bu Linda membuat Laura merasa sudah menang.

"Aku juga gak akan malu kalau di tanya temenku, kakak iparnya kerja apa masak iya aku pelayan restoran malu-maluin banget. Kalau mbak Laura kan enak jawabnya dia bekerja di perusahaan gitu." Timpal Ita membuat Laura senang.

"Benar kalau jalan di Mall tidak malu-maluin." Tambah Ayu, Keira mendengar itu semua dia masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya dan berbaring di tempat tidur.