Siapa yang akan menyangka, bahwa seorang gadis cupu yang telah mengubah pandangan seorang ceo yang super misterius dan arogan.
Pria itu adalah Son yan, pria muda yang usianya hampir 30 tahun dan belum menikah, dimana dia terpaksa menerima perjodohan yang telah dibuat oleh kakeknya.
Dimana jodoh son yan, adalah Nania seorang gadis belia yang baru saja menginjak usia ke -17 tahun, dan dia seorang siswi SMA di sekolah swasta milik keluarga son yan.
Sampai pernikahan itu benar-benar terjadi, dan membuat nania merasakan betapa menyakitkan sebuah ikatan pernikahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwik Mayasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempatan
Melihat hal ini nania sangat tidak tega, ia mencoba menenengkan diri sejenak dengan menatap jauh kearah pulau kecil yang indah.
" tidak usah dipikirkan ... sekarang semua sudah terlambat ... kamu sudah menjadi pacar keponakan saya, dan saya akan menjadi kakak ipar kamu " sahut son yan.
" jadi anda tidak keberatan kalau saya menolak ?" tanya nania seraya menatap son yan yang ada disampingnya.
" mungkin sudah takdir saya ... jatuh miskin" sambungnya.
Nania mendadak tertawa kecil, ia menyerahkan kunci itu pada son yan.
" saya sangat keberatan untuk kembali menjalani hidup bersama anda ... namun saya juga tidak bisa durhaka pada kakek billy yang dulu sangat memperhatikan keluarga saya " kata nania seraya menghela nafas panjang.
" jadi ... maksudnya ?" son yan tidak mengerti.
" saya akan menemani anda ... untuk bersandiwara " tegas nania seraya tersenyum.
***
Akhirnya hari itu, nania menelfon ibunya untuk memberi tahu bahwa dirinya sedang berada di luar kota untuk urusan pekerjaan, begitu pula dengan son yan mulai menelfon sekretarisnya untuk menunda semua jadwal rapatnya.
Pukul 18.00 malam nenek ria datang dengan wajah yang begitu riang, ia mendadak sembuh dari sakitnya setelah melihat nania dan son yan bersama.
" mama sama papa tahu ... kalau kita liburan ?" tanya son yan seraya menatap neneknya.
" tidak nenek sudah membuat alasan seperti yang kamu intruksikan "jawab nenek ria sembari tersenyum.
" sudah ... bicaranya nanti dulu ... sekarang makan malam sudah siap ... sebaiknya kita makan dulu" kata nania seraya mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk son yan.
" astaga ... kenapa dia masih ingat semua makanan kesukaan saya "batin son yan.
"lalu kapan kalian akan rujuk ... ? nenek sudah tidak sabar untuk membelikan kalian tiket bulan madu " sambung nenek ria hingga membuat son yan tersedak makanannya sendiri.
( uhuk ... uhuk ... ) nania berusaha membantu son yan dengan menepuk bahu son yan.
Malam itu juga, nenek ria dan kakek billy mendatangkan penghulu yang dulu menikahkan son yan dan nania.
" secepat ini ?" son yan sangat terkejut.
"lebih cepat lebih baik "jawab nenek ria sembari tersenyum.
son yan tidak berani mengambil keputusan seorang diri, kali ini ia mulai mencari jawaban dari nania dengan memberi kode tatapan mata.
" sayang ... jangan ragu ... pokoknya, nenek jamin setelah kalian rujuk ... kamu bisa meminta suami kamu untuk membebaskan tanah sengketa di panti asuhan ibu kamu" mendadak nenek ria membawa nama ibu kandung nania.
"percayalah ... suami kamu ini berhati baik kok" imbuh nenek ria.
nania berada di situasi terhimpit, mengingat son yan pernah mencabut gugatan percarian di pengadilan setelah mendapat intruksi dari ibunya.
Dan akhirnya untuk sekali lagi, malam itu mereka berdua kembali melakukan ijab kabul secara sederhana dengan disaksikan tetangga sekitar rumah kakek billy.
***
pukul 22.00 nania melihat son yan masuk kedalam kamar yang disinggahinya.
"maaf ... kakek tadi sama nenek didekan kamar kita ... saya takut mereka curiga " son yan berusaha menjelaskan.
"sudahlah ... lebih baik kita istirahat saja dulu ... saya bisa tidur si sofa " kata nania seraya bergegas dari ranjangnya.
" tidak perlu ... biar saya saja "tegas son yan membuat nania sangat terkejut.
ia melihat son yan yang dulu telah berubah, bahkan ia hampir sulit membedakan antara son yan yang dulu menyiksanya dengan son yan yang kini berbalik menjadi seorang pria yang sangat ceria dan baik hati.
Keesokan harinya, saat bangun pagi son yan tengah melihat nania yang tengah mondar-mandir.
" ada apa ?" tanya son yan menyelidik.
" ibu menelfon ... bahwa ada orang yang meneror di panti tuan "jawab nania sembari mengerutkan dahinya.
" apa ada masalah ?" tanya son yan lagi.
"sepertinya ini ada hubungannya dengan pemilik lahan itu " jawab nania.
"mana bisa begitu ... lahan itu milik keluarga saya ... dan saya tidak memerintahkan apapun pada anak buah saya "tegas son yan.
"ibu bilang itu teror dari tuan zack "imbuh nania.
" zack ... pria tua yang brengsek itu " son yan langsung mengenalinya.
" anda kenal ?" nania terlihat sedikit panik.
"dia memang menginginkan tanah itu ... dan itulah alasan saya ingin mengambil alih panti itu ... agar tidak di rebut olehnya "tegas son yan.
" tapi waktu itu ... saya belum bisa melawannya ... karena saya belum menjadi pemegang saham resmi di perusahaan " tambah son yan.
" tapi sekarang dengan akta nikah ini ... setelah mengambil berkas di pulau itu ... saya bisa menjadi pemegang perusahaan yang sah "kata son yan seraya menatap nania.
siang itu juga, son yan dan nania pergi kepulau cinta yang ada di seberang desa nelayan, dimana disana mereka menemukan berbagai macam kesulitan untuk masuk kedalam gedung yang sudah berteknologi tinggi.
" gila ... ini sangat gila " son yan terlihat mengeluh.
" kenapa kata sandinya salah semua " sahut nania.
" padahal semua sudah kita lakuin "sambung nania.
son yan mencoba berpikir panjang, dan di atas kamera pintu gerbang ada sebuah tanda berbentuk bibir.
son yan sebenarnya ragu untuk mengungkapkan pendapatannya, namun sepertinya nania juga sudah menyadari apa yang dimaksud tanda itu.
" cepat anda lakukan tuan ... karena saya harus segera kembali kepanti asuhan "kata nania.
son yan tidak berani mengatakan apapun, ia juga terasa canggung untuk menatap nania.
"sepertinya kakek sedang menguji kita ... apakah kita benar-benar rujuk ... atau sekedar pura-pura " nania mencoba memberikan pencerahan pada son yan.
awalnya son yan ragu dan ia juga sangat bingung untuk mengawalinya, bahkan tangannya sampai gemetar.
" saya tahu ... pasti anda tidak mau mengingkari janji anda ... 5 tahun yang lalu ... anda ... " nania mendadak berhenti bicara, saat son yan tiba-tiba mengecup bibirnya.
"maaf " son yan menundukkan kepalanya, ia tidak bisa menunjukkan wajahnya yang merah merona karena malu.
beberapa saat pintu gerbang terbuka, hingga mereka menuju pintu utama yang ternyata memiliki kata sandi yang sama dengan kata sandi sebelumnya,hanya saja untuk di pintu utama ini dilengkapi persentase.
"benar-benar keterlaluan " son yan kembali mengeluh.
" sekarang bagaimana tuan ?" tanya nania penuh keragu-raguan.
" saya ... tidak tahu ... " son yan terlihat putus asa.
" sepertinya tidak ada cara yang lain " kata nania, kemudian ia merangkul pundak son yan dan ia terlihat sedikit berjinjit untuk menggapai wajah son yan.
"kamu mau apa ?" tanya son yan mulai panik.
"saya tahu anda jijik pada saya ... bahkan mungkin saya salah karena tidak seharusnya melakukan ini dengan tunangan kakak sepupu saya ... tapi !!!" nania mencoba menghela nafas panjang.
"bilang saja ... kalau kamu lebih sering melakukannya dengan gilang "son yan mulai menuduh nania.
" anda benar-benar keterlaluan "nania kemudian mencubit perut son yan.
" ah ...! " teriak son yan kesakitan.
( maaf ... suara tidak dapat dikenali )
son yan dan nania sangat terkejut, saat mendengar notifikasi dari speaker yang ada di pintu utama itu.
"diam ... "bentak son yan.
( bukan ... suaranya bukan itu )
kali ini son yan semakin marah, dan ia berniat memukul layar keyboard pintu utama itu.
akan tetapi nania langsung mendaratkan kecupan manisnya di bibir son yan, sebenarnya hal ini membuat son yan tampak gugup namun nania menunjuk pada layar keyboard yang menunjukkan persentase semakin mendekati seratus persen.
" nania maaf ... "son yan sempat mengucapkan permintaan maaf.
ia menarik pinggang nania,hingga membuat nania semakin intim dengannya, kali ini son yan mulai mencium nania dengan begitu dalam, sementara nania tanpa sadar juga mulai terhanyut dalam suasana tegang itu.
son yan mencoba memberanikan diri menggenggam telapak tangan nania yang terlihat penuh dengab keringat.
kini son yan sudah tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, ia mulai lepas kontrol.
kini bukan hanya bibir ranum nania yang menjadi incarannya, bahkan leher jenjang nania yang bersih mendadak berubah menjadi merah keunguan karena ulah nakal son yan.