Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir
Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.
Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.
Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.
Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.
"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.
Dan semuanya dimulai dari sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10: Sosok Asing Dalam kekosongan
Perlahan Caelum membuka matanya, masih ada sedikit rasa sakit diperut sebelah kirinya setelah terkena pukulan oleh salah satu elf.
"Akhirnya kau bangun, selamat Cael sekarang kau sudah resmi jadi bagian dari kami dan selamat atas posisi terkahir menggantikan Owen". Caelum perlahan bangkit dan duduk, dia masih mencoba mengatur pikirannya saat seorang elf bebrbadan besar dengan rambut hijau berjalan mendekat.
"Apakah kau baik-baik saja? ah lupakan melihat ekspresi mu sepertinya tidak hahahaha, aku sedikit bersemangat tadi karna kupikir kau mungkin salah satu dari manusia yang membangkitkan berkah mereka, Namaku Thelon" Thelon mengulurkan tangannya dan membantu Caelum untuk berdiri.
"Aku pikir aku akan mati tadi" jawab Caelum dengan nada lirih.
"Oh sayangnya itu tidak mungkin, kau lihat ke empat monumen di tiap sudut lapangan kan? itu adalah Artefak sihir buatan tetua Maerin, selama seseorang tidak terkena luka mematikan maka semua luka dapat disembuhkan, itu juga alasan kenapa tradisi penyambutan kami sangat meriah". Thelon menjelaskan hal mengerikan itu seakan itu hanyalah sebuah lelucon.
"Karena sekarang kau bagian dari kami jadi datanglah kapanpun kamu ingin meregangkan otot, tempat ini sekarang terbuka untukmu, dan merupakan sesuatu pemandangan menarik melihat manusia berlatih"
"Terimakasih atas penjelasan dan pukulannya Thelon sekarang aku merasa lega mendengar Artefak itu dapat menyembuhkan segala luka"
"Hehhh.... tatapan yang bersemangat aku suka itu, aku pikir kau akan menyerah dan langsung pulang, setidaknya kau tidak sparah Owen yang pingsan selama seharian penuh"
Setelah cukup bercanda selama beberapa saat, Caelum mulai berlatih untuk meningkatkan staminanya, saat ini dia merasa kalau hal itu adalah hal yang menjadi prioritas, banyak elf yang menyarankan metode latihan dan memeri semangat, hal itu membuat Caelum merasa bersyukur karena setelah terdampar di dunia asing ini dia bertemu dengan banyak orang yang ramah, namun hal itu tidak akan membuat dia lalai, bagaimanapun jika dia ingin mencari jalan pulang dan bertahan di dunia ini, dia perlu kekuatan dan selain belajar meningkatkan kekuatan fisik juga merupakan hal yang sama pentingnya.
Setelah berlari selama beberapa putaran nafas Caelum mulai memburu, dia tahu kelemahan fisiknya bahkan saat berada di bumi dia juga memiliki fisik yang lemah karena menghabiskan banyak waktunya untuk melakukan penelitian dan tidak ada waktu luang untuk melakukan aktivitas lain, begitulah kecintaannya terhadap penelitian dan tentu saja sihirnya.
Meskipun penglihatannya mulai sedikit kabur, Caelum terus berlari ketika dia merasa badannya semakin lemas dia terjatuh di lapangan, rasa sakit yang amat kuat terasa di dadanya seakan-akan jantungnya mencoba untuk melompat ke luar, ketika rasa sakit dan pusing itu mencapai puncaknya seberkas rasa sejuk seakan menjadi pemenang dan rasa sakit di dadanya perlahan berkurang, perlahan dia bangkit dan merasakan rasa sakit itu telah hilang meski demikian rasa lelah tetap ada hal pertama yang ada dalam pikirannya adalah Artefak di lapangan tersebut menyembuhkannya.
Melihat Caelum yang terjatuh Thaleon datang menghampirinya.
"Cael apakah kamu baik-baik saja?". Thaleon mengulurkan tangannya dan membantu Caelum berdiri.
"Jantungku hampir meledak untungnya Artefak itu segera menyembuhkan ku"
"Ayolah kau pandai bercanda, tidak ada jantung meledak hanya karna beberapa putaran berlari, aku jadi heran bagaimana caranya kamu bisa masuk sejauh ini kedalam hutan suci dengan fisik selemah itu" Thaleon menyikut sikunya ke arah Caelum dengan nada bercanda
"Mungkin seekor naga menculikku dan melemparku ke hutan" balas Caelum dengan nada bercanda
"Ahahahaha.... kau pandai membuat lelucon sobat, tapi aku hanya ingin mengingatkan kalau Artefak di lapangan ini hanya mampu mengobati luka ringan dan kelelahan parah jika kamu terus memaksakan berlari dan jantungmu berhenti artefak ini tidak dapat menghidupkan mu kembali"
"Baiklah terimakasih peringatannya.. tapi, tetap saja artefak ini sangat-sangat berguna"
"Yah itulah kehebatan sihir sobat..."
"Thaleon apakah kamu juga mempelajari sihir?" Caelum berharap jika Thaleon juga belajar sihir maka mungkin dia bisa meminta beberapa saran.
"Yah aku memang belajar beberapa sihir dasar tapi pelatihan sihir seperti itu sangat membosankan kau tahu aku lebih suka melatih fisikku kalau tidak salah manusia menyebutnya sebagai kesatria, itu terdengar keren"
"Apakah belajar sihir dasar menyulitkan?" Caelum masih mencoba bertanya dengan sedikit nada penasaran sambil meregangkan otot-ototnya.
"Aku bisa mengajari beberapa mantra tapi aku tidak tahu apakah manusia bisa menggunakannya menurut apa yang aku dengar manusia perlu melalui beberapa ritual sebelum bisa menggunakan sihir karena perbedaan keunikan"
Thaleon menawarkan hal tersebut seakan itu bukan sesuatu yang berharga, namun bagi Caelum ini adalah sesuatu yang sangat dia nantikan dan harapkan.
"Tapi Cael, kenapa kamu tidak meminta Lira untuk mengajarimu? dia lebih pandai dalam menggunakan sihir, dan kudengar manusia lebih suka berusaha untuk membangkitkan berkah mereka"
"Aku tidak tahu bagaimana caranya meminta dengan Lira, aku, sudah banyak merepotkannya dan kurasa meminta mempelajari sihir bukanlah sesuatu yang bisa diminta semudah itu"
"Oh, ayolah sobat kau terlalu banyak berfikir mirip seperti orang tua hahahaha"
Setelah saling bertukar candaan Thaleon menjelaskan beberapa mantra sihir dan bagiamana dia mewujudkannya, pertama-tama adalah meningkatkan fokus untuk dapat merasakan mana disekitar, lalu jalin hubungan dengan mena dan tuntun mana tersebut menggunakan mantra untuk menunjukkan kehendak dan begitulah sihir terwujud, mantra yang di ajarkan oleh Thaleon adalah mantra dasar untuk menciptakan bola cahaya sederhana. Mantra ini mirip dengan mantra yang ada di bumi yakni penciptaan cahaya namun versi yang lebih kasar.
Setelah mencoba arahan yang di ajarkan oleh Thaleon Caelum terus mencoba namun hingga waktu telah menandakan tengah hari Caelum masih belum dapat merasakan mana disekitar, melihat hal itu Thaleon mengatakan bahwa dia sendiri membutuhkan waktu berminggu-minggu sebelum bisa merasakan mana dan berminggu-minggu lagi sebelum bisa mewujudkan sihirnya jadi dia hanya menyemangati Caelum dan berpamitan untuk pulang.
Ketika semua elf yang sedang berlatih pulang dan hanya Caelum sendiri yang berada di lapangan, Caelum mencoba metode meditasi yang dia gunakan di bumi, dia yakin metode awal yang dijelaskan oleh Thaleon mirip dengan yang dia ketahui di bumi dimana kita harus merasakan mana terlebih dahulu, namun ada sedikit perbedaan jika di bumi setelah kita bisa merasakan mana maka langkah selanjutnya adalah penerapan matematis dalam pikiran untuk melakukan kontrol terhadap mana dengan membentuk memori fenomena materil dan kemudian menyusun mana mengikuti unsur dasar seperti susunan atom untuk menciptakan suatu peristiwa seperti mantra untuk mewujudkan sihir es dimana mana digunakan untuk menciptakan helium.
Namun berdasarkan penjelasan Thaleon sihir didunia ini tidak memiliki dasar ilmiah dan mana di anggap sebagai sesuatu yang memiliki kehendak jadi mantra bertujuan untuk menyinkronkan kehendak si perapal dan kehendak mana itu sendiri, hal ini mirip dengan dugaan Caelum dimana berkah para roh yang diberikan kepada para elf membantu mereka menyelaraskan kehendak mana dengan atribut bawaan di tubuh mereka. Sehingga mana lebih mudah mengenali para elf dan mengikuti kehendak mereka, mungkin ini juga alasan kenapa manusia di dunia ini dikatakan membentuk sejenis inti mana, jadi meskipun manusia tidak dapat menyelaraskan kehendak mereka dengan mana dengan menyerap mana kedalam tubuh dan melakukan asimilasi maka secara otomatis kehendak mereka dan mana akan selaras namun perbedaannya tetap ada dimana pasti ada batasan berapa banyak mana yang dapat di tampung dalam inti, sedangkan para elf dapat langsung menggunakan mana yang tersebar di udara.
Setelah selesai menganalisis dan mmembuat catatan mental, Caelum kembali mencoba melakukan meditasi, setelah mencapai titik fokus yang sangat sempurna hingga dia kehilangan persepsi atas waktu, sekilas Caelum bisa merasakannya, namun sedikit berbeda itu mirip dengan mana namun sedikit berbeda dengan mana, seakan berasal dari sumber yang jauh namun dalam sekilas itu Caelum bisa merasakannya.
Merasa cukup, ketika Caelum membuka matanya tanpa sadar matahari sudah hampir tenggelam.
"Gawat Lira akan segera berangkat aku terlalu fokus pada meditasi sampai lupa akan waktu"
Caelum bergegas merapikan alat latihan disekitar nya dan bergegas pulang.
Di suatu tempat yang sangat jauh di atas kekosongan sosok bercahaya sedikit tersenyum dan bergumam pelan seperti bisikan.....