Jeandra tanpa sengaja bertemu dengan Azkara yang membutuhkan bantuan nya. tanpa mereka duga itu adalah awal ketertarikan mereka.
akankan benar cinta bersemi karena seringnya bertemu..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK의 할루 아내, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginap
"sini kalo kamu mau nangis" ucap Azkara sambil menepuk bahunya.
Setelah acara sudah dimulai Azkara memilih waktu yang tepat untuk pamit pada papanya. Setelah menceritakan sedikit masalah Jeandra papa pun mengijinkan dengan berat hati, padahal papa ingin sekali ngobrol banyak dengan Jeandra. Entah sang papa juga merasa nyaman dengan kehadiran Jeandra, yang selalu nyambung di ajak ngobrol.
Jeandra yang mendapatkan perlakuan istimewa dari Azkara merasa tersentuh bukannya menyenderkan kepalanya, Jeandra malah berdiri di depan Azkara dan langsung menyusup dalam pelukan Azkara, Jeandra yang tingginya hanya 155 hanya setinggi pundak Azkara yang punya tinggi 180.
Seketika jantung Azkara berlomba seperti sedang lari maraton. Bagaimana tidak, selama 28 tahun ia hidup ia tak pernah dekat dengan seorang wanita selain mama juga para sepupunya, kini Jeandra yang terhitung orang asing malah sedang memeluknya dan Azkara tak berusaha melepaskannya malah merasa nyaman dan berusaha memberikan kenyamanan untuk wanita mungil di dekapannya
"makasih ya mas udah ngerti perasaan jean, jujur saat ini jean lagi sedih banget dan butuh pelukan" ucap Jeandra di dalam dekapan Azkara, mencari kenyamanan disana dengan mengeratkan pelukannya
"kalo kamu mau cerita telinga saya siap buat mendengarkan, tanpa menyertakan mulut saya supaya cerita kamu tetap menJadi rahasia" entah dari mana Azkara dapat kata-kata romantis seperti itu. Dan membuat Jeandra semakin tersentuh dan tersenyum dalam pelukan Azkara
"nanti ya, sekarang jean cuma butuh pelukan aja" jawab Jeandra dan diangguki oleh Azkara
Saat ini 1 tangan Azkara sedang menepuk punggung Jeandra untuk memberikan semangat, entah pikiran dari mana tiba-tiba saja Azkara mencium pucuk rambut Jeandra dan kemudian meletakkan dagunya di kepala Jeandra, untuk menghilangkan rasa canggungnya
Jeandra yang sempat kaget malah terkekeh merasakan kepalanya sedikit berat
"mentang-mentang jean pendek enak banget nih kepala jadi senderan..." ucap Jeandra yang sudah merasa perasaannya membaik
"hehe.. Lumayan ada senderan gratis. Itung-itung bayaran nemenin kamu disini" tutur Azkara yang masih tak mengerti dengan tingkahnya sendiri, yang tak pernah ia lakukan pada wanita manapun
Perlahan Jeandra melepaskan pelukannya dan duduk kembali sambil menatap langit yang sedang dipenuhi bintang. Saat ini mereka ada di roof top apartemen Azkara yang memang sudah di desain untuk bersantai memandang pemandangan langit malam
"mas boleh tanya?" Azkara mulai penasaran dengan wanita di sebelahnyanya dan Jeandra mengangguk "tapi kalo kamu merasa ini ranah pribadi dan kamu ngga mau cerita ngga apa-apa loh..." lanjut Azkara yang takut membuat mood wanita disampingnya kembali memburuk
"em.. Kamu anak dari pak sakha..?" tanya Azkara yang menyadari kalau pak sakha menatap Jeandra dengan tatapan sendu
"iya bener, koq mas tau.?" tanya Jeandra penasaran karena ia belum pernah cerita apapun pada lelaki ini
"mas cuma nebak aja, soalnya tadi ngga sengaja mas liat pak sakha liatin kamu terus padahal acara sedang berlangsung" jelas Azkara
"Ayah datang..? Kenapa ayah ngga mau nyamperin jean.?" Jeandra menatap Azkara seakan minta penjelasan
"mama kamu nahan ayah kamu supaya ngga mendekati kamu" Azkara pun sempat melihat mereka berdua adu mulut sebentar
"tante... Dia cuma mama tiri yang udah ngerebut semua milik jean, bahkan mereka, ibu dan anak fitnah jean sampai akhirnya jean harus keluar dari rumah masa kecil jean" ucap jean dengan sedih mengingat beberapa kejadian lalu
"udah ya, kalo sakit ngga usah di terusin..." Azkara mengusap tangan Jeandra lembut memberikan ketenangan disana.
"mas anter jean ke butik yuk" ucap jean saat merasa hari semakin malam
"kenapa ke butik.?" tanya Azkara penasaran, bukannya ke kost atau apartement tapi ke butik
"butik itu sebenernya peninggalan ibu yang ayah ngga tau, setelah ibu tau ayah selingkuh sama wanita lain ibu langsung mengamankan semua aset nya dan beralih ke nama jean, karena itu mereka cuma tau jean bekerja dibutik dan disana jean tinggal sekarang"
"mau nginep di tempat mas..?" tanya Azkara hati-hati, dan buru-buru menjelaskan saat melihat raut wajah Jeandra yang bingung "apartemen mas ada 3 kamar, 1 buat kamar mas, 1 mas jadiin ruang kerja dan 1 lagi kamar tamu, dan selalu kosong" jelas Azkara membuat Jeandra faham
"emang boleh mas sebaik ini" tanya Jeandra sambil memiringkan kepalanya menatap Azkara
"mas cuma pengen bantu kamu ngga setengah-setengah, kata orang ngga baik meninggalkan orang galau sendirian" Azkara beralasan, padahal Azkara masih ingin bersama wanita cantik dan imut ini, memastikan kalau wanita ini dalam mood yang baik dan ada teman bercerita
"ok.. Karena sekarang jean juga males sendirian, jean terima tawaran mas Azka Tapi jean ngga ada baju ganti mas"
"gampang itu, di bawah sini ada butik langganan mas, disana juga sedia baju wanita, kamu bisa pesan langsung dan diantar ke unit mas" jelas Azkara semangat
"ok lah malam ini mohon maaf ya kalo jean ngerepotin mas azka.." ucap Jeandra jenaka membuat Azkara tertawa akan tingkah gadis imut di depannya
"oiya, kamu pernah cerita lagi skripsi, tapi mas ngga pernah liat kamu kuliah..." tanya Azkara penasaran
"jean cuma sesekali aja ke kampus mas, lagian S2 lebih mudah, kadang jean cuma butuh vcall sama dosen pembimbing aja udah beres. Dan sekarang jean tinggal nunggu jadwal wisuda aja"
"S2..? Kamu usia berapa sekarang..?"
"23 mas... jean S1 3tahun dan S2 2 tahun, sengaja kejar target biar cepet pegang butik dan dipercaya sama customer lama langganan ibu"
"wah tambah kagum mas sama kamu... Mas aja ngga sanggup lanjut S2 karena udah sibuk kerja" ucap Azkara jujur
"jean cuma mau buktiin sama orang-orang kalo jean juga bisa nerusin usaha ibu, dan selama di tinggal ibu, jean mati-matian bikin pelangan ibu buat percaya dan tetap jadi langganan walau ibu udah ngga ada"
"ibu kamu udah tenang di sana jean, kamu punya mas sekarang, kalo ada apa-apa kamu bisa minta tolong sama mas ya" ucap Azkara menawarkan diri
Mereka menghabiskan malam dengan beratapkan langit sampai udara dingin semakin menyayat kulit
"masuk yuk udaranya udah dingin banget" ajak Azkara, karena sudah jam 10 malam
"ayo.." Jeandra berusaha biasa saja padahal hatinya ngga terkontrol karena ingat ia akan menginap di apartemen lelaki ini. Lelaki yang baru ia kenal belum lama.
Azkara turun dan membawa Jeandra ke lantai dimana unitnya berada. Jeandra berdecak kagum saat tau di 1 lantai itu hanya ada 2 pintu.
"ayo silahkan masuk" ajak Azkara setelah membuka pintu apartemennya, Jeandra pun masuk dan memindai apartement Azkara
"hmm... Buat ukuran pria lajang apartemen ini bersih dan rapi banget mas, mas rapihin sendiri atau ada yang bantuin" tanya Jeandra berusaha membuat dirinya tak tegang
"bohong kalau mas bilang rapihin sendiri. Mas nyewa jasa ART 1 minggu datang 2x itu juga cuma bersih-bersih aja selebihnya mas kerjain sendiri"
Jeandra mengangguk-angguk kan kepalanya. Tak dipungkiri Jeandra semakin kagum dengan kepribadian Azkara yang mandiri
"ini buat ganti kamu, dan ini kunci kamar kamu, kamarnya yang di ujung sana" ucap Azkara sambil menyerahkan paperbag juga kunci
"kunci..?" Jeandra menatap Azkara meminta penjelasan
"mas cuma mau kamu percaya kalo mas murni mau nolong kamu, kasih kamu menginap tanpa ada maksud lain, jadi kalo kamu masih ragu kamu bisa kunci dari dalam dan mas pastikan ngga ada lagi kunci cadangan selain yang kamu pegang" jelas Azkara dengan serius
"ya ampun, jean emang sempet khawatir mas, secara kita juga kan emang baru kenal. Maaf ya kalo jean sempat su'uzon sama mas azka"
"wajar jean, dan mas memaklumi itu, jadi mas cuma pengen kamu percaya kalo mas bener-bener peduli sama kamu"
Jeandra merasa wanita paling beruntung mendapat perlakuan istimewa seperti itu dari Azkara, apalagi mengingat mereka yang baru mengenal.
jean tuh d luar ekspektasi