NovelToon NovelToon
Istri Warisan Adik

Istri Warisan Adik

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Obsesi / Naik ranjang/turun ranjang / Tamat
Popularitas:831.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Noor Hidayati

Seorang kakak yang terpaksa menerima warisan istri dan juga anak yang ada dalam kandungan demi memenuhi permintaan terakhir sang Adik.

Akankah Amar Javin Asadel mampu menjalankan wasiat terakhir sang Adik dengan baik, atau justru Amar akan memperlakukan istri mendiang Adiknya dengan buruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Kamar

Begitu sampai di rumah, Amar mengantar Mahira hingga ke kamarnya. Amar terus mengamati Mahira yang meletakkan baby Emir di ranjang dengan sangat perlahan, akan tetapi baby Emir kembali menangis sehingga Mahira kembali mengangkatnya, menepuk-nepuk b0kong nya supaya diam. Namun baby Emir terus menangis sehingga Mahira kembali meletakkan di ranjangnya dan ingin memberinya ASI supaya diam.

"E-aku keluar," ucap Amar menyadari apa yang ingin Mahira lakukan.

"Jika butuh sesuatu, panggil aku." imbuh Amar sebelum menutup pintu lalu pergi meninggalkan kamar Mahira.

Hingga dini hari, Amar masih belum bisa tidur memikirkan kondisi baby Emir meskipun tak terdengar lagi suara tangisnya. Untuk menghilangkan keresahan di hatinya, Amar kembali ke kamar Amira untuk memastikan kondisi baby Emir.

Semakin langkahnya mendekati kamar Mahira, samar-samar suara tangis baby Emir kembali terdengar. Membuat Amar kembali merasa khawatir dan membuka pintu tanpa mengetuk pintu.

Cklekkk...

Mahira yang tengah menggendong baby Emir tersentak dan menoleh kearah pintu dimana Amar tengah berdiri.

Seperti seorang Ayah yang menghawatirkan bayinya yang tengah sakit, Amar mendekati Mahira dan mengambil baby Emir dari gendongannya.

"Apa sejak tadi Emir tidak tidur?" tanya Amar sambil menepuk-nepuk baby Emir supaya diam.

"Hanya tidur saat aku memberinya ASI, tapi saat terlepas Emir kembali menangis."

Penjelasan Mahira cukup membuat Amar paham mengapa Emir kembali menangis, tapi Amar juga tidak menyalahkan Mahira karena semalaman memberikan ASI tentu akan membuat seluruh tubuhnya terasa pegal-pegal.

"Kamu beristirahatlah, aku akan menjaganya." ujar Amar dengan penuh perhatian.

"Tapi..." saut Mahira ragu.

"Percayalah aku akan menjaganya dengan baik, lihatlah sekarang dia sudah diam."

Mendengar itu, Mahira menatap baby Emir yang memang tidak lagi menangis, hanya kedua manik matanya membulat sempurna seakan tidak ingin tidur lagi.

"Baiklah, jika kak Amar merasa lelah, bangunkan aku," ucap Mahira yang kemudian naik ke ranjangnya untuk beristirahat.

Melihat Mahira yang hanya dalam hitungan menit tertidur, Amar duduk di tepi ranjang, menatap wajah Mahira yang terlihat lelah. Mengingat Amir sang adik selalu memperlakukan Mahira dengan baik dan tak sedikitpun membiarkan sang istri kelelahan Amar merasa bersalah.

"Amir... maafkan Kakak karena belum bisa sepenuhnya memenuhi wasiat terakhir mu." gumam Amar yang kemudian bangkit dari duduknya kemudian duduk di sofa yang berada tak jauh dari ranjang Mahira. Dengan telaten, Amar mengajak baby Emir bicara, semakin banyak Amar mengajaknya bicara, baby Emir semakin banyak mengeluarkan suara yang belum bisa di terjemahkan. Bahkan tawa khas bayi lima bulan membuat Amar semakin bersemangat. Hingga pada akhirnya baby Emir kelelahan dan tertidur di dada bidang sang Paman yang kini telah menjadi Ayahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi harinya, dimana Mahira lebih dulu membuka mata, pemandangan indah tersaji di depannya, dimana dengan nyenyaknya baby Emir tertidur pulas di pelukan Amar yang setengah berbaring menyandarkan tubuhnya di sofa.

Dengan senyum terukir, Mahira dengan langkah perlahan mendekati mereka. Sedikit membungkukkan badannya untuk melihat lebih dekat baby Emir yang begitu nyaman berada di pelukan Amar. Melihat baby Emir mengeluarkan air dari mulutnya yang terbuka, Mahira kembali tersenyum dan mencoba menutupnya, tapi belum sempat Mahira melakukannya, Amar membuka mata dan langsung menggenggam tangan Mahira lalu menariknya hingga jatuh hingga menimpa bahu kiri Amar.

Posisi yang tak berjarak antara keduanya, membuat Amar dan Mahira saling memandang satu sama lain. Menimbulkan perasaan yang berbeda di hati keduanya mengingat ini kali pertama mereka sedekat itu.

"Kau..." lirih Amar seakan baru tersadar jika Mahira lah yang berada di depannya.

Bersambung...

1
yuning
akhirnya dilanjut
yuning: ceritanya dan ceritanya tentunya 😁
Itsmenoor (Author Gragas): dilanjut apanya nih? 😁
total 2 replies
Sutarwi Ah
smg witing tresno jalaran soko kulino. tumbuhnya cinta karna biasa.
Sutarwi Ah
dari zaman baholak lambe turah pasti tukang nyinyir.
Sutarwi Ah
yg namanya wasiat wajib hukumnya tuk dilaksanakan.
TS
ini Amarnya yg bodoh ap gimana ya
Airin Mukherjee
sabar ya amar tahan dulu sampe mules🤣🤣🤣
Fera Damayanti
Luar biasa
Sutarwi Ah
baru 1episod kok banyak banget bawang merahnya.
Heryta Herman
waaahh...klo melihat kondisi tuan Rustam..yg kurang sehat....dpt di pastikan si nyonya Rustam rupanya jadi tante girang...Rian jadi piaraan nyonya Rustam nih...
Rian diam diam menghanyutkan...istri orang mau di embat juga...
yg jadi musuhndlm selimut di rmh Amar,mungkin baby sitter Lia..
Heryta Herman
baca parti ni di siang hari yg panas...eeehhh semakin panasa sekujur tubuh ku thor..
harreeeuudaang.../Facepalm/
Itsmenoor (Author Gragas): hahaha... coba dini hari bacanya 😆
total 1 replies
Heryta Herman
hahaha...Amar amar...akhirnya merasakan surga dunia,sdh di rasa sekali mau lagi dan lagi...bikin nagih yaaa...
Airin Mukherjee: amar malah ketagihan 🤣🤣
total 1 replies
Heryta Herman
akhirnya...apa yg harus teradi sejak lama,terlaksana...aaaa...ikutan panas dingin bacanya thor../Chuckle/
Airin Mukherjee: akhirnya amar unboxing juga🤣🤣🤣😝
total 1 replies
Heryta Herman
hihihi...bener thor..malu" tapi mau.. ga cinta tapi nyosor terooos...
Airin Mukherjee: alaahhhh mar mar bilang aja mau
total 1 replies
Heryta Herman
harus ada kejadian yg tdk menyenangkan sprti ini, barulah kamu menyadari betapa berharganya istrimu,Amar...
Heryta Herman
sungguh miris nasibmu Mahira..rmh yg harusnya tmpt ternyaman untuk tinggal malah menimbulkan trauma...
Heryta Herman
beri pelajaran pada Amar..abaikan keberadaan nya di sekitarmu..egois banget jadi laki"...
klo sllu bertengkar hanya krna mslh yg sengaja di caei" sama Amar..untuk apa menikah?mau di bawa sampai kemana peenikahan ga sehat itu yg akhirnya hanya menyakiti kalian berdua...
Airin Mukherjee: enaknya tinggalin aja dulu si amar biar mampus to kesepian baru nyaho
total 1 replies
Heryta Herman
Kau sendiri yg mengajak istrimu ke pesta,kau sendiri yg cari masalah,sdhnya kau salahkan istrimu krna trauma mu...maumu apa Amar..klo tdk bisa menjalani pernikahan itu krna trauma mu,jngn paksakan dirimu...bebaskan Mahira..biarkan dia bahagia dgn caranya...
Airin Mukherjee: makanya amar punya istri itu di perhatiin bukan di cuekin
total 1 replies
Heryta Herman
karena trauma masa lalu??klo begitu...jngn ksh harapan yg tak pasti pada Mahira.. lepaskan mahira...biar mahira bahagia bersama emir si buah hati...
Heryta Herman
Mahira cuma mimpi...mimpi mengharap yg tak pasti...
Heryta Herman
hadduuuh si author...bikin gemes bacanya...kita teebawa suasana yg di ciptakan author nih.../Curse/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!