Dira, Luna dan Nisa adalah tiga gadis yang bersahabat, mereka berteman sejak SMA.
Dira adalah seorang gadis yang bar-bar sering berantem dengan teman kampusnya. Tetapi dia gadis yang cukup mandiri walaupun terbilang dari keluarga yang berada.
Luna sejak kecil adalah anak yang paling memprihatinkan, dia tinggal bersama ibunya di rumah yang sangat sederhana, bahkan untuk mencukupi kebutuhannya ibunya harus berjualan makanan. Luna gadis yang pintar bisa masuk kampus terbaik di kota itu dengan bantuan beasiswa.
Nisa adalah gadis yang ceroboh, tukang makan, kalau bicara asal benar.
Buat Nisa yang penting ada makanan semua beres.
Arkan dan Elang siapa ya mereka????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Arkan dan bundanya datang ke rumah Sisil saat ini, kebetulan keluarga itu sedang berkumpul di rumah. Keluarga Sisil menyambut kedatangan Arkan dan bundanya dengan baik, mereka juga sangat ramah. Arkan memulai pembicaraannya dan minta maaf atas kesalahan yang telah dia lakukan, dia tanpa meminta izin kepada orang tua langsung mengikuti apa kemauan Sisil.
"Bagaimana Sisil, apa kamu setuju kalau pertunangan kalian di batalkan?" tanya bunda Sinta.
"Sisil, suka sama pak Arkan!" ucap Sisil berusaha menolak pembatalan pertunangan dengan Arkan.
"Maaf! tapi ini harus di batalkan! saya yang salah karena mengambil keputusan tanpa izin orang tua!" jelas Arkan pada keluarga Sisil.
"Lebih baik dibatalkan saja!" ucap papah Sisil, memilih keputusan dengan bijak.
"Tidak! ini harus di teruskan!" tolak Sisil lagi.
"Sisil, ayo kita masuk!" ajak mamah Sisil, berusaha menenangkan anaknya.
"Maafkan anak saya pak! sudah terlalu jauh melangkah tanpa memikirkan apa akibatnya!" ucap bunda Sinta.
"Tidak papa bu! saya juga salah dan lebih baik juga dibatalkan karena sesuatu yang di paksakan tidak baik!" jelas papa Sisil.
"Kalau begitu kita pamit ya pak!" pamit bunda Sinta.
Untung papa Sisil lagi baik, coba kalau tetap memaksa Arkan.
####
Rumah Dira.
Elang saat ini berada di rumah Dira, dia menemui mamah Meri untuk berterimakasih karena sudah di buatkan kue, kue buatan mamah Meri sangat enak, beda dengan yang mereka beli di toko atau tempat jajan lainnya. Mamah Meri hobinya adalah memasak dan merancang busana, tetapi dia memilih membuka butik karena keahliannya yang tidak di ragukan lagi dalam merancang busana. Karena hari ini mamah Meri tidak ke butik dia menyibukkan diri di dapur, bersama sang putri yang menjadi tukang cicip makanan buatannya saat memasak.
Dira menjadi tukang cicip ketika mamahnya berkarya di dapur, seperti saat ini dia sedang membantu mamah Meri memasak makanan.
Elang yang sedang berkunjung ke rumah Dira, langsung di suruh masuk ke dapur dan duduk di meja makan.
"Tante! masak apa?" tanya Elang, saat melihat mamah Meri sedang mengaduk sebuah panci.
"Opor ayam Elang! tante sudah lama tidak memasak opor!" ucap mamah Meri sembari menambahkan bumbu ke dalam masakan nya.
"Enak dong tante!" kata Elang, menghirup bau masakan mamah Meri.
"Elang kamu mau minum apa?" tanya Dira, sambil meletakkan potongan kue di meja makan.
"Terserah kamu Dira!" jawab Elang.
"Air putih aja ya!" ucap Dira, mengambil gelas hendak membuatkan minum buat Elang.
"Dira, bikinin coklat anget atau kopi! masa air putih!" sahut mamah Meri.
"Dira jahat tante kalau sama Elang!" ucap Elang mengadu pada mamah Meri.
"Tidak boleh begitu Dira!" kata mamah Meri, percaya dengan Elang.
"Mamah! jangan percaya sama Elang!" ucap Dira sambil mengerucutkan bibirnya.
Dira akhirnya membuatkan coklat hangat untuk dirinya, Elang dan mamah Meri. Mereka duduk di meja makan sambil menikmati coklat hangat dan kue buatan mamah Meri sambil berbincang-bincang. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.
"Tok... tok... tok.. !!!
"Mamah buka pintu dulu ya!" ucap mamah Meri hendak bangkit dari duduknya.
"Biar Dira yang buka mah!" sahut Dira berlari menujuk arah pintu.
Dira segera membuka pintu rumahnya, ternyata yang datang adalah tante Sinta.
"Masuk tante!" ucap Dira.
"Terimakasih Dira!" sahut tante Sinta sambil tersenyum.
Dira mengajak bunda Sinta masuk ke dalam rumah dan duduk bersama mamah Meri dan Elang.
"Bunda! kok kesini? kan tadi pergi sama kakak!" kata Elang, kaget melihat kedatangan bundanya.
"Sudah pulang El! bunda langsung ke sini!" ucap bunda Sinta.
"Jeng! apa kabar?" tanya mamah Meri, sambil menjabat tangan dan memeluk bunda Sinta.
Bunda Sinta membalas jabat tangan dan pelukan mamah Meri, sudah lama keduanya tidak bertemu karena kesibukan masing-masing, di tambah lagi bunda Sinta yang berada di luar kota.
Suasana ruang makan itu menjadi rame setelah mereka saling bertukar cerita, sambil menikmati makan dan minuman.
Bunda Sinta dan Elang pamit pulang, karena waktu sudah siang. Mereka juga meminta mamah Meri dan Dira untuk bergantian berkunjung ke rumahnya.
####
Pagi hari di kampus, Dira kembali berantem dengan Sisil. Tidak di ketahui apa sebabnya tiba-tiba Sisil menarik baju Dira, dan terjadilah keributan. Saling jambak dan cakar-mencakar, tidak ada yang berani melerai keduanya. Luna yang melihat kejadian itu langsung memberanikan diri melerai mereka, tetapi dia sendiri tidak mampu. Luna berteriak minta tolong agar perkelahian mereka ada yang melerai, mahasiswa lain yang lewat hanya melihat. Untung Elang datang dan menghentikan mereka dan menyuruh mahasiswa lain bubar dari kerumunan.
"Kalian berdua tidak punya malu! sadar tidak kalau kalian ini wanita!" ucap Elang, mata melotot ke arah Dira.
"Kamu tidak tau kebenarannya El! jangan marahin Dira!" ucap Luna, membela Dira.
"Luna! ini teman kamu seperti ini masih kamu bela?" tanya Elang pada Luna.
Dira hanya menundukkan kepala, karena malu dengan ucapan Elang.
Luna akhirnya mengajak Dira pergi dari tempat itu, meninggalkan Sisil dan Elang.
"Urusan kita belu selesai Dira!" ucap Sisil, tangganya mencekal lengan Dira.
"Tak sudi aku punya kakak ipar macam kamu!" ucap Elang pada Sisil.
"Siapa juga yang mau punya adik ipar seperti kamu! bisanya hanya menyusahkan keluarga!" ucap Sisil, membuat Elang marah.
"Apa maksud kamu?" tanya Elang.
Sisil pergi meninggalkan Elang begitu saja, tanpa menjawab pertanyaan dari Elang.
Elang menemui Arkan di ruangannya dan menceritakan kejadian tadi pagi, Arkan akan memberikan sanksi lagi buat keduanya.
Arkan kembali memanggil Sisil ke ruangannya dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, tetapi Arkan kurang puas dengan jawaban Sisil. Dia memberikan surat peringatan kepada Sisil, Sisil tidak terima dengan keputusan Arkan lalu mengadu pada orang tuanya.
Orang tua Sisil tidak terima anaknya di perlakuan tidak adil, sehingga membuat mereka datang ke kampus menemui Arkan. Mereka tidak percaya kalau anaknya sering berantem dengan Dira, setau mereka dari cerita Sisil di rumah Dira lah yang selalu menggangu Sisil.
Orang tua Sisil meminta agar orang tua Dira juga di panggil.
"Pak Arkan! tolong panggil juga orang tua Dira kesini!" ucap mamah Sisil.
"Tidak bu! menurut bukti yang ada Sisil yang sering mengganggu Dira!" kata Arkan.
"Anda tidak adil pak! kita sebagai orang tua tidak terima!" ucap mamah Sisil lagi.
"Saya tidak memanggil ibu! saya hanya memberikan surat peringatan buat keduanya!" jelas Arkan.
Orang tua Sisil tetap ngotot ingin bertemu dengan orang tua Dira. Pihak kampus akhirnya mengundang orang tua Dira untuk datang ke kampus.
😥 😫 😒😣😒
😒😒 😒 😒 😲
😩 😢 😲 😤 😠
😒 😒😒 😞 😤
😭 😖 😒😔😫
baik benar jadi teman❣️❣️❣️❣️
masih z suka menyalahkan orang lain 🙄🙄🙄🙄