Menikah Dengan Pria Arogan

Di sebuah Mall Jakarta Rendra menuju toko ponsel Rendra membeli ponsel merek iPhone keluar terbaru, lalu ke GraPARI Telkomsel.

"Mas aku ingin mengaktifkan kembali nomor ponsel ku yang lama" pinta Tania

Aduh apaan sih Tania percuma saja aku sembunyikan ponselnya kalau dia ingin nomor yang sama. Gumam Rendra

"Tidak usah, aku sudah memesan nomor cantik untuk kamu, sudah hilang ya sudah, apa nomor itu begitu penting buat kamu agar mantan kamu bisa menghubungi kamu lagi?" Ucap Rendra ketus

Apa sebenarnya yang Mas Rendra inginkan rasanya aku hampir saja menyerah kalau saja orang tuaku tidak berhutang Budi pada keluarga Wiratama mungkin aku akan tinggalkan dia.

Cinta memang tak bisa mengontrol emosi tanpa menoleh Tania keluar dari ruangan grapari. Ia tidak ingin menambah emosi.

"Tania" panggil Rendra

"Sudah mas saja yang pilih aku terima" jawab Tania ketus

Duduk di dalam mobil, hatinya benar-benar kesal Tania pun memejamkan matanya Ia sudah tidak perduli apa pun yang Rendra lakukan.

Jbred!

Rendra membanting pintu mobilnya. Malah tidur dia. gerutu Rendra

Saat ini aku tidak ingin bahas apa pun aku hanya ingin memejamkan mataku, agar tidak tahu apa yang terjadi, apa aku harus menyerah?, apa aku hanya diam melihat suamiku di cintai banyak wanita, sejujurnya aku sangat sakit, tapi aku bisa apa. Sekuat apa pun aku berjuang kalau suamiku sendiri saja tidak bisa melupakan mantannya itu semua akan menjadi sia-sia. Gumam tanya

Tes.

Air mata itu mengalir begitu saja.

"Tania kamu menangis kenapa apa aku ada salah?" Rendra yang hanya melihat sekilas air mata itu mengalir di pipi putih mulus Tania.

Aku bukan ingin mengekang mu, tapi beberapa hari belakangan ini, aku merasa takut akan kehilangan mu, tapi aku tidak ingin mengungkapkan perasaan ini, aku takut suatu saat aku akan kehilangan orang yang aku sayangi yang kedua kalinya. Kamu gadis yang cantik baik pandai dalam merawat suami, apa aku akan mendapatkan gadis seperti mu?, Tania aku mohon jangan paksa aku untuk mengungkapkan perasaanku, cukup aku yang merasakan, rasa bahagia saat bersama dengan mu. Gumamnya

Andaikan kamu tahu Mas, saat menikah dengan mu nama yang tertulis di dalam hatiku, Gandi yang pernah mengisi hatiku, masih sedikit ada di dalam hatiku tapi saat aku memutuskan untuk menikah denganmu aku sudah mengubur perasaanku bersama Gandi, memang tidak mudah untuk melupakannya orang yang paling kita cintai, tapi aku terus melawan perasaanku agar tak ada lagi pria yang sudah menjadi milik gadis lain itu ada didalam hatiku, aku berjuang keras agar kamu menerima ku, meskipun aku harus menurunkan harga diriku, demi suamiku, karena setelah aku pikir aku tidak pantas memikirkan pria lain apalagi mencintai nya, atau merindukannya pria yang bukan suamiku.

Rendra pun menyandarkan kepala Tania di bahunya. Walaupun hatinya berkecamuk campur naduk menjadi satu, tanpa terasa tiba di depan gerbang rumah mewah miliknya.

Tania tak ucap sepatah katapun Ia berlalu pergi menuju kamarnya. Rendra mengekor di belakangnya.

Tidak sampai disini. Tania terus mengacuhkan Rendra. Di acuhkan semua orang menang sakit tapi akan lebih sakit jika mendapatkan acuhan dari orang yang paling berharga dalam hidupnya. Itu lah yang di rasakan Rendra setalah beberapa hari belakangan ini Rendra telah di acuhkan oleh Tania.

Tania masuk membawa makanan dan satu cangkir kopi untuk menemani malam nya. Rendra melirik saat Tania meletakkan nampan di atas meja kerjanya.

"Tania tunggu" panggil Rendra menahan tangan kiri Tania

"Sampai kapan kamu akan diamkan aku seperti ini?" Kata Rendra seorang Rendra yang tinggi egonya kali ini dia kalah dengan satu wanita yang sudah satu Minggu ini mengabaikannya

Tania menarik nafasnya sebelum menjawab pertanyaan suaminya, sebenarnya Tania enggan untuk menjawab pertanyaan Rendra setelah tahu kalau suaminya itu masih membalas semua pesan singkat Jesika.

"Sampai kamu jujur" Jawab Tania singkat kemudian berlalu pergi meninggalkan Rendra di ruang kerjanya.

Prak!

Rendra membanting buku yang dia baca, lalu mengejar Tania ke kamarnya. Kemudian Rendra merebahkan tubuhnya di samping Tania berbaring.

Tania langsung memiringkan tubuhnya membelakanginya. Rendra pun mendekap tubuhnya tapi seketika mendapat penolakan dari Tania.

"Apa sebenarnya yang buat kamu diam selama ini?," Tanya ku pada Tania yang berbaring membelakangi ku.

Tania tidak menjawab apa yang di ucapkan oleh suaminya. Hanya saja Tania menunggu momen yang tepat untuk membahas semuanya.

Rendra mulai menyentuh bagian sensitif istrinya.

"aku lagi capek mas, sebaiknya kamu tidur besok kerja" Kata Tania.

Rendra mengusap wajah malam itu hasrat Rendra yang ingin bercumbu dengan sang istri membuyar saat mendapat penolakan dari Tania membuat Rendra mengerut kesel.

"Baik lah aku akan keluar sebentar" Ucap Rendra

Kemudian Rendra meraih sebuah jaket hitam yang berbeda di lemari gantung miliknya.

Sementara Tania hanya melirik Rendra keluar dari kamar. Tania pun bergegas bangun mengikuti Rendra kemana dia pergi.

"Ikut saya sekarang" Ajak salah satu pengawal untuk menemaninya

Mobil mewah itu membelah kota Jakarta di malam hari, suasana jalan sungguh lenguh yang ada hanya lampu gemerlap sepanjang jalan. Rendra berhenti tepat depan gerbang.

Tidak lama seseorang membuka pintu gerbang untuk mobil yang di kendarai Rendra masuk ke dalam.

Kediaman siapa ini?. Gerutu Tania

"Kami tidak tahu Nona, apa perlu kami masuk untuk?" kata pengawal

"Tahan dulu kita pantau disini saja" Ujar Tania

Sepertinya seseorang sudah membuka pintunya.

"Tumben lu kemari?," katanya

"Lagi malas di rumah, boleh kan gue tidur disini?" kata Rendra

Dia pasti lagi berantem sama istrinya, gue bingung sama dia kenapa sih tidak bisa membuka hati untuk istrinya.

"Ya boleh lah, lu tidur saja di kamar tamu"

Sampai jam 1 tidak ada tanda-tanda Rendra keluar dari rumah itu, Alhasil Tania pun keluar dari mobil menghampiri rumah besar itu.

"Neng cari siapa?, malam-malam sini temani Abang" celetuk pak satpam itu tanpa bertanya dulu siapa wanita yang ada di hadapannya itu.

"Sopan sedikit ya pak, siapa pemilik rumah ini?" tanya Tania

Pak satpam pun coba membuka gerbang lalu keluar berusaha menggoda Tania. Ketika! tangan pak satpam itu akan menyentuh bahunya seorang pengawal memukul wajah pak satpam.

Bug!

Tonjokan pun mendarat dengan sempurna ke wajah pak satpam. Dan akhirnya depan kediaman Romi pun ramai baku hantam.

"Seperti ada ribut-ribut" gerutu Romi

Kemudian Romi coba keluar mencari tahu asal dari keributan itu.

"Woy, satpam gue kenapa?" teriak Romi sambil lari.

"Tania?, kamu kenapa malam-malam disini" kata Romi

"Sori Rom gue dah buat keributan, nih satpam lu kurang ajar ya, dia sudah tidak sopan sama gue" Ungkap Tania

"Ya maaf Tania biar nanti gue urus nih orang. Oh ya lu cari Rendra ya dia tidur di dalam masuk yuk" Ajak Romi

"Rom, gue balik aja deh, sudah tahu Mas Rendra disini gue akan lebih tenang, aku takut aja Mas Rendra pergi ke tempat lain." Ujar Tania

"Sudah ayo...," Romi menarik tangan Tania.

Kenapa setiap deket dengan Tania jantung gue tuh selalu saja seperti ada magnetnya yang bergetar hebat.

Romi membuka pintu kamar tamu Ia nampak Rendra sedang tidur pulas. Tania pun mendekati Rendra duduk di sampingnya. Tiba-tiba Rendra menggerakkan tubuhnya melingkari pinggang Tania, mungkin Rendra pikir bantal guling kali ya.

...----------------...

Hadir lagi like komen ya guys terimakasih