⚠️Warning! MC badboy garis keras!
Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4 - Mbah Karso
...Yang instan itu lebih beresiko....
...***...
Pintu perlahan terbuka. Namun Yofan tak melihat sama sekali sosok yang membukakan pintu.
"Fan..." Jamal mengenggam erat lengan Yohan. Ketakutannya jadi bertambah.
Karena penasaran, Yofan membuka pintunya lebih lebar. Saat itulah dia mendengar suara bariton seorang pria.
"Masuklah!" ujarnya.
Yofan menurut saja. Ia menginjakkan kaki ke rumah itu. Sedangkan Jamal tadinya terpikir tak mau ikut, namun dia terlalu takut ditinggal sendirian. Alhasil dia memilih mengikuti Yofan.
Saat Yofan dan Jamal telah masuk ke rumah, pintu tertutup sendiri. Jamal dibuat kaget sekali dan merasa semakin ketakutan.
"Udah, Fan. Kita pulang aja yok. Firasatku nggak enak," bisik Jamal.
"Kalau kau takut, kenapa nggak tunggu di luar aja?" tanggap Yofan.
"Aku nggak berani lah nunggu sendiri. Kita batalin aja ya ikut pesugihannya. Mending uangnya dibikin buat modal usaha," saran Jamal.
"Kita sudah terlanjur ke sini juga. Lagian kalau bikin usaha, belum tentu sukses kan?" balas Yofan.
Bersamaan dengan itu, sosok lelaki berpakaian hitam dan dilengkapi blankon muncul dari balik tirai. Ia tak lain adalah Mbak Karso.
"Ada keperluan apa kalian ke sini?" tanyanya.
Pembicaraan Yofan dan Jamal terhenti. Yofan segera menjawab, "Sebelum itu, apa betul Mbah adalah Mbah Karso?"
"Betul. Aku Mbah Karso." Mbah Karso mengiyakan.
"Begini, Mbah. Kami butuh bantuan untuk melakukan pesugihan. Katanya Mbah bisa bantu," ujar Yofan sopan. Ia dan Jamal bahkan merasa segan pada Mbah Karso.
"Aku memang bisa bantu. Tapi apa niatmu sudah mantap? Kalau sudah, maka aku akan kasih tahu syarat-syaratnya," tutur Mbah Karso. Ia duduk bersila di atas karpet anyaman bambu. "Duduklah!" suruhnya.
Yofan dan Jamal segera ikut duduk. Saat itu Yofan langsung memberitahukan kemantapannya untuk melakukan pesugihan.
"Kalau sudah mantap, nanti kembalilah ke sini saat malam purnama. Bawa satu ekor ayam cemani dan bunga tujuh rupa," kata Mbah Karso.
"Itu aja, Mbah?" tanya Yofan. Menurutnya syaratnya tidak terlalu sulit.
"Iya. Syaratnya memang sederhana, tapi prosesnya yang sulit. Kau harus bertapa di goa selama tiga hari tiga malam. Tidak boleh makan sama sekali selama itu, kau hanya boleh minum air putih. Apa kau sanggup?" jelas Mbah Karso.
Yofan sempat terdiam. Sedangkan Jamal, tampak menatap Yofan. "Kayaknya susah, Fan. Nggak usah deh. Kalau aku jelas nggak mau," bisiknya.
"Aku sanggup!" Yofan mengabaikan Jamal dan lebih memilih keputusannya.
"Kalau begitu, sampai ketemu malam purnama nanti," balas Mbah Karso.
Yofan dan Jamal lantas pamit. Keduanya bermalam di penginapan yang ada di kampung itu. Kini mereka sudah telentang di ranjang.
"Kau nggak takut, Fan? Sendirian tiga hari tiga malam di goa pasti seram. Kalau terjadi sesuatu yang buruk gimana?" celetuk Jamal.
"Tekadku udah mantap, Mal. Aku nggak mau hidup susah lagi. Kalau kau takut, kau bisa menemaniku saja. Biar aku yang lakukan semuanya," sahut Yofan.
Jamal terdiam. Ia tak bisa apa-apa lagi untuk membujuk Yofan.
Hari demi hari berlalu. Malam purnama akhirnya tiba. Yofan kembali menemui Mbah Karso. Dia tentu sudah menyiapkan semua syaratnya. Mencari ayam cemani dan bunga tujuh rupa bukanlah hal yang sulit di kampung itu. Mengingat kampung tersebut sangat kental dengan mistisnya.
Sebagai sahabat baik, Jamal ikut menemani Yofan. Keberadaannya cukup membantu tugas Mbah Karso.
"Lepas semua pakaianmu dan pakai ini!" suruh Mbah Karso seraya memberikan kain jarik.
Yofan mengambil kain jarik yang diberikan Mbah Karso. Lalu mengganti pakaiannya dengan itu. Kini Yofan bertelanjang dada dengan kain jarik yang terlilit di pinggang.
"Sekarang ayo kita pergi ke goa. Kau bawakan ayam cemani dan bunganya!" perintah Mbah Karso pada Jamal.
Jamal menurut. Dia, Yofan, dan Mbah Karso beranjak pergi memasuki hutan di gunung banyu ireng.