NovelToon NovelToon
Dunia Yang Indah

Dunia Yang Indah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Spiritual / Persahabatan / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Di balik gunung-gunung yang menjulang,ada dunia lain yang penuh impian. Dunia Kultivator yang mampu mengendalikan elemen dan memanjangkan usia. Shanmu, seorang pemuda desa miskin yang hidup sebatang kara, baru mengetahuinya dari sang Kepala Desa. Sebelum ia sempat menggali lebih dalam, bencana menerjang. Dusun Sunyi dihabisi oleh kekuatan mengerikan yang bukan berasal dari manusia biasa, menjadikan Shanmu satu-satunya yang selamat. Untuk mencari jawaban mengapa orang tuanya menghilang, mengapa desanya dimusnahkan, dan siapa pelaku di balik semua ini, ia harus memasuki dunia Kultivator yang sama sekali asing dan penuh bahaya. Seorang anak desa dengan hati yang hancur, melawan takdir di panggung yang jauh lebih besar dari dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harta Karun, Angka Fantastis, dan Senyum Kemenangan

Setelah tarian penyambutan yang memukau berakhir, suasana di aula pelelangan berubah menjadi penuh antisipasi yang tegang. Seorang wanita dengan gaun merah menyala, dengan rambut terikat tinggi dan aura percaya diri yang memancar, melangkah anggun ke tengah panggung. Suaranya, diperkuat oleh sedikit Qi sehingga menggema dengan jelas ke setiap sudut ruangan, menyapa seluruh hadirin.

"Para tamu terhormat, para kultivator yang mulia, selamat datang di Balai Lelang Langit Biru Kota Lama. Hari ini adalah hari yang sangat istimewa," ucapnya, senyumnya memancarkan pesona profesional. "Karena kami kedatangan tamu agung dari Ibukota, Pemimpin Klan Ling, Tuan Ling Sha, bersama sang istri tercinta, Nyonya Ji Shianhu, serta putra mereka yang telah menjadi buah bibir di seluruh penjuru negeri, seorang jenius sejati, Tuan Muda Ling Dutian!"

Sorak sorai dan tepuk tangan riuh menggemuruh, dipenuhi rasa hormat dan kekaguman. Semua mata, termasuk dari bilik-bilik eksklusif di lantai dua, tertuju pada bilik sentral keluarga Ling. Shanmu, yang duduk di samping Lanxi, hanya terdiam. Ia sempat melirik cepat ke arah itu, namun segera memalingkan wajahnya, seolah-olah silau oleh kemilau status mereka. Ia memilih untuk menunduk, fokus pada nafasnya sendiri, berusaha menenangkan detak jantung aneh yang kembali berdebar saat mendengar nama 'Ling'.

"Shanmu," bisik Lanxi di sampingnya, suaranya lembut namun tegas, memecah lamunannya. "Perhatikan baik-baik barang-barang yang akan dilelang hari ini."

Shanmu mengangguk, berusaha fokus. "Baik, Lanxi."

Wanita pembawa acara itu kemudian memberi isyarat. Dari balik tirai belakang panggung, seorang pelayan dengan sarung tangan putih membawa keluar sebuah kotak kecil dari kayu gelap yang diukir halus. Dengan penuh hati-hati, ia membukanya. Di dalamnya, di atas bantal beludru merah, terbaring sebuah pil kecil berwarna keemasan pucat yang memancarkan aura hangat samar.

"Untuk membuka acara lelang hari ini," seru wanita itu, "kami persembahkan Pil Penembus Cakrawala Perak! Pil langka ini dapat membantu seorang Pejuang Perak yang mandek di puncak tingkatnya untuk menerobos hambatan dengan lebih mudah, membersihkan jalan menuju tingkat yang lebih tinggi! Efektivitasnya telah diuji oleh Alkimiawan kami!"

Riuh rendah seketika memenuhi ruangan. Banyak mata, terutama dari kalangan kultivator tingkat Perak atau mereka yang memiliki kerabat di tingkat itu, berbinar penuh keinginan.

"Harga pembukaan," lanjut sang pembawa acara, "adalah lima puluh koin emas! Setiap kenaikan tidak boleh kurang dari dua koin emas!"

"Hembusan angin" pertama datang dari seorang kultivator wanita paruh baya di lantai dasar. "Lima puluh dua koin emas!"

"Enam puluh!" sambung seorang pria berjubah abu-abu tanpa menunggu.

"Tujuh puluh!"

"Delapan puluh lima!"

Shanmu menyaksikan dengan mata berbinar-binar. Suasana persaingan yang panas, teriakan harga yang saling susul-menyusul, ekspresi tegang dan harap di wajah para penawar, semuanya begitu baru dan menarik baginya. Ia merasa seperti diseret ke dalam pusaran energi yang mengasyikkan. Tanpa sadar, senyum lebar merekah di wajahnya, tubuhnya sedikit condong ke depan.

Namun, ia segera tersadar. Di sampingnya, Lanxi duduk dengan tenang sempurna. Posturnya anggun dan berwibawa, tangan bertumpu di pangkuan, ekspresi wajahnya netral, hanya sesekali matanya yang tajam mengamati dinamika di bawah. Ia tidak menunjukkan ketertarikan sedikit pun.

Melihat perbedaan sikap yang kontras itu, Shanmu merasa malu. Ia buru-buru duduk tegak kembali, berusaha meniru ketenangan Lanxi, meski jari-jarinya masih gemetar karena semangat.

Lanxi yang menangkap perubahan itu tertawa lembut. "Apa kau suka dengan suasana di sini?" tanyanya.

Shanmu mengangguk dengan semangat yang tertahan. "Suka sekali, Lanxi! Hal seperti ini... tidak pernah terbayangkan dalam hidupku! Tapi..." ia ragu, lalu berbisik, "Apa dirimu tidak tertarik dengan pil itu? Katanya bagus."

Lanxi menggelengkan kepala pelan, senyum tipis di bibirnya. "Bukan tidak tertarik. Tapi barang-barang yang benar-benar bagus biasanya muncul di pertengahan atau bahkan akhir pelelangan. Lebih baik menyimpan tenaga dan... sumber daya, untuk saat-saat itu tiba."

Shanmu mengangguk, pikirannya yang praktis mencerna kata-kata itu. Oh, jadi ini seperti strategi berburu. Jangan menghabiskan energi mengejar kelinci kecil saat rusa besar masih bersembunyi. Ia merasa belajar sesuatu yang berharga.

Waktu terus berlalu. Barang-barang yang dilelang berganti-ganti, menampilkan kekayaan dan keragaman dunia kultivator yang memukau bagi Shanmu. Ada gulungan teknik pedang tingkat rendah, cakra pelindung yang bisa mengeluarkan perisai Qi sekali pakai, ramuan penyembuh luka dalam, bahkan sepasang sepatu bot yang diklaim dapat meningkatkan kecepatan lari penggunanya. Setiap kali barang baru dikeluarkan, Shanmu selalu menelan ludah, matanya berbinar. Dalam hatinya, sebuah keinginan kecil dan jauh tertanam, Suatu hari nanti... aku juga ingin bisa mengangkat plakat penawar, menawar untuk sesuatu yang kuinginkan. Padahal, harga termurah yang ia dengar hari itu sudah melebihi seluruh kekayaannya saat ini.

Bagi para kultivator tingkat tinggi seperti Lanxi atau keluarga Ling, barang-barang ini mungkin biasa saja. Namun bagi Shanmu, setiap item adalah petualangan baru, sebuah kisah tentang kekuatan yang bisa dibeli.

Hingga akhirnya, momen yang banyak ditunggu tiba.

Sang pembawa acara, dengan suara yang lebih dramatis, mengumumkan, "Dan sekarang, sebuah penemuan langka yang menggemparkan Kota Lama! Serpihan Batu Jiwa Emas!"

Sebuah kotak yang lebih kecil dan lebih berharga dibawa keluar. Saat dibuka, sebuah cahaya keemasan lembut memancar, menerangi wajah wanita itu. Di dalamnya, terbaring sepotong batu kristal tak beraturan sebesar kuku jempol, berwarna emas pekat dan seolah-olah berdenyut dengan energinya sendiri.

Suasana yang tadinya riuh rendah langsung berubah menjadi hening yang menegangkan. Semua bisik-bisik berhenti.

"Meskipun hanya serpihan kecil," lanjut wanita itu, "kekuatan murni yang terkandung di dalamnya tak ternilai! Bagi seorang Pejuang Perak, batu ini dapat menjadi fondasi yang tak tergoyahkan, memurnikan dan menguatkan inti energi, menjamin kelancaran dan keberhasilan saat menerobos ke tingkat Pejuang Emas! Peluang gagal hampir nihil!"

Desahan dan gumaman takjub meledak dari berbagai penjuru ruangan. Di bilik sentral, Tuan Muda Ling Dutian, yang selama ini duduk tenang, tiba-tiba berdiri. Wajah kekanak-kanakannya kini dipenuhi keseriusan dan keinginan yang membara. Matanya yang abu-abu terang menatap batu itu tak berkedip.

"Harga pembukaan untuk Serpihan Batu Jiwa Emas ini," suara pembawa acara menggema di keheningan, "adalah lima ribu koin emas! Setiap kenaikan tidak boleh kurang dari dua ribu koin emas!"

Tawaran langsung meledak bak meriam.

"Tujuh ribu!"

"Sembilan ribu!"

"Dua belas ribu!"

"Delapan belas ribu!"

Suasana menjadi panas dan ricuh. Para pedagang kaya, tetua sekte kecil, dan bahkan beberapa kultivator independen yang menyimpan harta ikut berebut. Angka-angka fantastis yang bagi Shanmu bagai dongeng terus melambung.

Shanmu sendiri hanya bisa terpana. Lima ribu koin emas? Itu sama dengan gaji menyapunya selama setahun lebih! Dan orang-orang dengan mudah menaikkan ribuan koin. Dunia di luar sana benar-benar berbeda.

Di detik-detik akhir, ketika harga sudah berada di angka tiga puluh delapan ribu, sebuah suara lantang, penuh wibawa, dan dingin memotong semua keriuhan. Suara itu berasal dari bilik keluarga Ling.

"Lima puluh ribu koin emas."

Kalimat itu diucapkan dengan datar, namun efeknya seperti melemparkan batu raksasa ke kolam tenang. Semua orang terdiam, menelan ludah. Lima puluh ribu. Itu adalah jumlah yang sangat besar, hampir menghancurkan semua harapan penawar lain.

Wanita pembawa acara mulai menghitung. "Lima puluh ribu sekali... lima puluh ribu dua kali..." Ia memandang ke sekeliling ruangan, menantang. Tak ada suara. "...lima puluh ribu tiga kali! Terjual! Kepada Tuan Ling Sha!"

Tepuk tangan penghormatan, meski terdengar sedikit dipaksakan, bergemuruh. Kemenangan mutlak bagi kekayaan dan status.

Setelah momen puncak itu, lelang dilanjutkan. Barang berikutnya yang dibawa keluar membuat Lanxi yang selama ini tenang, akhirnya menunjukkan reaksi.

"Ini adalah Pedang Bunga Salju," umum sang wanita. "Sebilah pedang peninggalan dari seorang Pejuang Mutiara, ditemukan di reruntuhan kuil bawah tanah di Gunung Timur, tidak jauh dari kota ini. Bilahnya terbuat dari Esensi Baja Biru yang ditempa dengan teknik kuno, ringan namun sangat tajam, dan konon menyimpan sisa hukum es dari pemilik sebelumnya. Harga pembukaan, enam ribu koin emas!"

Shanmu segera merasakan perubahan di sampingnya. Tubuh Lanxi yang tadinya santai menjadi sedikit tegang, matanya yang indah berbinar dengan cahaya minat yang jelas. Ia tersenyum, sebuah senyum penuh tujuan.

Tawaran segera mengalir. Banyak kultivator, terutama yang jalurnya bersinggungan dengan elemen air atau es, tertarik.

"Delapan ribu!"

"Sepuluh ribu!"

Wanita teman Lanxi di bilik sebelah ikut bersuara, "Lima belas ribu!"

Seorang kultivator berjanggut dengan aura Pejuang Emas yang kuat di lantai dasar menawar, "Dua puluh ribu!"

Yang lain menambah, "Dua puluh lima ribu!"

Persaingan semakin ketat. Lanxi, yang telah menunggu dengan sabar, akhirnya angkat bicara. Suaranya jernih dan tenang, namun mengandung kekuatan yang membuat orang lain terdiam.

"Enam puluh ribu koin emas."

Dentang! Seolah-olah sebuah lonceng dibunyikan. Lonjakan harga yang drastis dari dua puluh lima ribu langsung ke enam puluh ribu! Itu adalah langkah berani yang menunjukkan tekad bulat dan kekayaan yang tidak main-main. Semua orang terkejut, penasaran siapa yang bersembunyi di balik bilik yang selama ini diam.

Beberapa saat keheningan. Bahkan kultivator Pejuang Emas tadi mengerutkan kening, mempertimbangkan nilai pedang itu dengan jumlah yang fantastis. Akhirnya, ia menggeleng, menyerah.

"Enam puluh ribu sekali... enam puluh ribu dua kali... enam puluh ribu tiga kali! Terjual! Kepada tamu di bilik nomor tujuh!"

Wajah Lanxi langsung bersinar. Sebuah ekspresi kepuasan dan pencapaian yang jarang terlihat menghiasi wajah cantiknya. Keinginannya telah tercapai.

Tak lama, seorang pelayan dengan sikap sangat hormat mengantarkan pedang dalam sarungnya yang diukir indah ke bilik mereka. Lanxi dengan hati-hati memeriksanya, senyumnya semakin lebar. Lalu, ia mengeluarkan sebuah kantong penyimpanan dimensi kecil, sebuah benda ajaib yang membuat mata Shanmu membelalak, dan dari dalamnya, ia menghitung tumpukan sertifikat emas yang setara dengan enam puluh ribu koin, menyerahkannya pada pelayan.

Setelah urusan selesai, Lanxi berpaling pada Shanmu. "Aku sudah mendapatkan yang kuinginkan. Ayo kita pergi."

Shanmu, yang masih terpana oleh transaksi bernilai enam puluh ribu koin emas yang baru saja disaksikannya, hanya bisa mengangguk patuh. Ia mengikuti Lanxi keluar dari bilik, meninggalkan gemuruh lelang yang masih berlanjut, membawa serta gambaran baru tentang skala kekayaan dan nilai dalam dunia yang semakin ia masuki, dunia di mana sebilah pedang bisa bernilai sama dengan gaji tukang sapu selama enam belas tahun.

1
YAKARO
iya bro🙏
Futon Qiu
Mantap thor. Akhirnya Shanmu punya akar spritual
Futon Qiu
Karena ada komedi nya kukasi bintang 5🙏💦
YAKARO: terimakasih🙏
total 1 replies
Futon Qiu
Lah ya pasti lanxi kok nanya kamu nih🤣
Futon Qiu
Jangan jangan itu ortunya 🙄
HUOKIO
Baik bnget si lancip😍😍
HUOKIO
Mau kemana tuh
HUOKIO
Ini penjaga kocak 🤣🤣
HUOKIO
Angkat barbel alam 🗿
HUOKIO
Makin lama makin seru 💪💪💪
HUOKIO
Gass terus thor💪💪💪
HUOKIO
Mantap thor lanjut
YAKARO: terimakasih
total 1 replies
HUOKIO
Lanjutkan ceritanya thor
HUOKIO
Shanmu kuat banget untuk manusia 😄
HUOKIO
Ohhh i see💪
HUOKIO
Oalah kok gitu 😡
HUOKIO
Mantap thor
HUOKIO
Gas pacari lqci
HUOKIO
Makin lama makin seru
HUOKIO
Lanjutkan 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!