"Pernikahan adalah aliansi bisnis yang dingin. Tapi, apa jadinya jika salah satu pihak ternyata membawa bibit kekacauan dan, yah, bidikan yang tepat sasaran?"
Baby Lily (20 tahun) dinikahi oleh Robert Lewandowski (30 tahun), seorang CEO beku yang tak punya waktu untuk emosi, apalagi cinta. Pernikahan mereka murni aliansi keluarga dan bagi Robert, Lily adalah gadis kecil yang tentunya bisa dia bodohi .
Sayangnya, Robert tidak tahu bahwa ia menikahi gadis yang memiliki kecenderungan nakal, imajinasi liar, dan keyakinan kuat bahwa ia adalah seorang "pembidik Cinta yang handal".
Merasa frustrasi dengan sikap dingin suaminya, Lily memutuskan untuk mengubah permainan. Ia tidak akan pasrah pada pernikahan tanpa hati.
Yuk baca☑️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 Bidikan yang tepat sasaran
" Lily kita jadikan keluar ?" tanya ketiga teman Lily .
" Jadi dong, kita main kemana?" tanya Lily menatap mereka.
" Kita ke lantai , aku sudah membawa semua peralatan di mobil " ucap Andrew.
" Aku pikir suami mu tidak mengizinkan tadi " ucap Helen memeluk Lily .
Kemarin mereka sempat menjauhi Lily karena dia sudah menikah dan juga pengawalan Lily yang terlalu ketat membuat mereka tidak bisa berinteraksi.
" Kenapa tidak, lagian mereka menikah hanya untuk aliansi bisnis " pernyataan Jack dan semua orang berpikir begitu .
" Ayo berangkat" ucap Revan mengambil mobilnya.
" Loh kita berangkat satu mobil aja ?" tanya Lily .
" Tentu Darling, apa kamu ingin berpisah dengan ku " goda Andrew.
" Jangan gila , aku istri orang " pernyataan Lily .
" Lalu kalau istri orang kenapa, bahkan kita dekat lebih dulu " ucap Andrew membuka bagian atas mobilnya agar mereka lebih santai .
" Masuk " ucap Andrew.
Lily dan Helen duduk dibelakang sementara Andrew menyetir serta Jack sibuk mencari musik yang mereka senangi .
......
Begitu sampai pantai mereka langsung bersenang-senang bermain pasir ditepi pantai dan berlari-lari melempar air laut .
Lily duduk ditepi pantai memandang kearah laut lepas sambil memeluk lututnya.
" Seandainya Om Robert nggak sibuk setiap hari betapa bahagia aku bisa menghabiskan waktu bersamanya " batin Lily tersenyum melihat orang-orang yang datang kepantai bersama pasangan mereka.
" Lily minum dulu " ucap Andrew duduk disebelah Lily membawa satu kelapa .
" Kenapa cuma satu?" pertanyaan Lily .
" Tinggal satu lagi, kita berdua saja " ucap Andrew memberikan satu sedotan untuk Lily dan satu lagi untuknya.
" Lily seandainya kamu sedih atau tidak bahagia dan apapun yang terjadi kamu bisa menceritakan serta mengadu padaku " ucap Andrew menatap Lily .
" Jangan ragu , aku ada untuk kamu jangan pernah merasa sendirian " ucap Andrew dengan tulus yang membuat Lily tersenyum.
" Habiskan lah " ucap Andrew berlari dan ikut bermain sky bersama Jack dan Helen .
" Lily ayo " teriak Helen memanggil Lily .
....
Hampir jam 7 Lily sampai dirumah dan begitu masuk dia melihat Robert yang duduk diruang tamu bersama seseorang.
" Om Hans " Lily yang awalnya berpikir itu tamu Robert akan menaiki tangga tapi melihat itu Hans , Lily menghampiri kesana .
" Kenapa datang kesini ?" tanya Lily.
" Aku datang mengantarkan beberapa hadiah untuk Nona Lily yang belum sempat diberikan semua kemarin oleh Nyonya dan tuan " ucap Hans memberikan semua paper bag yang dibawanya.
" Wahhhh, terimakasih" ucap Lily menerima semua hadiah nya .
" Dan ini coklat kesukaan Nona " ucap Hans memberikan coklat yang dia keluarkan dari saku jas nya pada Lily dan segera pamit .
" Daaa, Om Hans" kata Lily melambaikan tangan.
" Om sudah makan?" tanya Lily bersalam pada Robert.
" Ini aku belikan Om kepiting saus pedas " ucap Lily meletakkan semua paper bag yang dipegang nya lalu mengajak Robert keruang makan .
" Panaskan dulu ya bik" kata Lily memberikan pada pelayan dan duduk disebelah Robert.
" Om mau?" pertanyaan Lily menatap Robert yang duduk terus menatap Lily yang sedang makan coklat.
" Pahit " komentar Robert setelah mencoba sedikit coklat yang sedang Lily makan .
" Ihhhhh, Om ada masalah tenggorakan masa coklat semanis ini dibilang pahit " heran Lily bahkan ini adalah coklat putih.
" Aku tidak suka coklat" pernyataan Robert meminum air putih .
" Om kan cuma suka kerja " ucap Lily melahap habis coklat yang dipegang nya .
Keesokan harinya.
Robert yang duduk ditaman bersama Roy menoleh ketika mendengar suara wanita di tempat latihan para bodyguard samping rumah .
" Lily " suara kecil Robert menatap Lily yang tengah membidik sasaran dengan panah .
Lily memegang busur panah dan menyipitkan matanya untuk membidik sasaran dihadapan nya , perlahan Lily menarik anak panahnya yang begitu dia lepaskan tepat mengenai sasaran.
" wahhhh, bidikan yang tepat sasaran" ucap Roy kagum melihat keahlian Lily yang ternyata punya skill luar biasa walaupun nakal .
" Pak Robert" Roy mengejar Robert yang menuju kesana .
" Wahhh, hahaha, Om aku mau coba menembak " ucap Lily dengan semangat karena hari libur jadi dia ingin mempelajari ilmu baru .
" Tidak " ucap Robert mengambil pistol dari tangan Lily .
" Mmmh, berikan Om " ucap Lily berusaha merebut pistol dari tangan Robert yang datang tiba-tiba mengambil pistol yang Lily pegang .
" Lily seni memanah dan menembak itu jauh berbeda , jika kamu tidak paham cara menggunakan pistol pelurunya bisa melukai kamu " ucap Robert mengembalikan pistol itu pada bodyguard.
" Hmmmm, sepertinya Om lupa aku anak siapa sampai meragukan kemampuan ku soal mengendalikan pistol " ucap Lily mengambil dua pistol sekaligus lalu menembak dengan kedua belah tangan.
Dor
Kedua bidikan Lily tepat mengenai sasaran dan itu membuat Robert diam tidak berkata-kata melihat kualitas Lily yang sungguh diluar dari ekspektasi Robert.
" Astaga bagaimana bisa aku lupa dia anak seorang mafia " ucap Robert menatap Lily yang sudah pergi, sungguh tidak percaya rasanya jika Lily memiliki kualitas yang sama seperti Daddy nya .
" Nona Lily sangat sempurna dalam mengarahkan bidikan nya hingga tepat mengenai sasaran" ucap Roy .
" Pak Robert harus hati-hati " ucap Roy dengan senyum menggoda nya .
" Jika sasaran bidikan nya adalah aku , maka dia tidak akan pernah mengenai nya " pernyataan Robert yang juga punya keahlian menghindari bahaya yang baik .
" Aku tidak meragukan kemampuan pak Robert, tapi aku ragu pak Robert bisa lolos jika sasaran bidikan Nona Lily adalah ini " ucap Roy mengetuk dada bagian kiri Robert.
" Kau ini ada-ada saja" ucap Robert segera masuk kembali kedalam rumah .
Robert masuk kedalam kamar dan duduk disofa untuk menonton TV, menikmati sejenak hari libur untuk bersantai.
" Tumben Om tidak bekerja" ucap Lily yang masuk kedalam kamar membawa setoples Snack lalu duduk disebelah Robert.
" Kamu lupa kalau ini hari Minggu ?" pertanyaan Robert menatap Lily sebentar lalu balik menonton TV.
" Ya maksud aku , biasanya mau hari Minggu sekalipun Om selalu sibuk diruang ruang kerja , nggak ada sedikitpun waktu buat aku " pernyataan Lily .
Robert langsung menoleh ketika Lily mengatakan kalau Robert tidak pernah ada waktu untuknya .
" Apa dia menuntut hak nya sebagai seorang istri ?" batin Robert menatap Lily cukup lama .
" Apa sih Om natap aku begitu ?" Lily yang merasa kikuk ditatap Robert seperti itu duduk membelakangi nya .
" Lily mengapa mengatakan hal seperti itu, kamu ingin apa ?" pertanyaan Robert memegang bahu Lily agar kembali menatapnya.
" Apa peduli Om sama aku " ketus Lily bahkan akan berdiri namun Robert memegang tangan nya .
" Lily katakan padaku apa yang kamu inginkan dari aku?" pertanyaan Robert juga berdiri memutar Lily agar berdiri menghadap nya .
" Katakan kamu ingin apa ?" ucap Robert.
" Ihhh, Om Robert ini nggak peka banget mana mungkin aku jawab mau disayang-sayang dia " batin Lily menatap Robert dengan perasaan kesal .
surat cinta utk ayang 🤭 haha
untung robert cinta kalo ngk bakal geli tuh..lily kapan dewasa ny