kelanjutan dari Novel "Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat"perjalan ini akan di mulai dengan perjalanan ke alam dewa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Ling Bao terdiam sejenak, wajahnya menegang. “Astaga… siapa yang bisa melakukan hal seperti ini?” ucapnya lirih, suaranya bergetar karena terkejut.
Ling Zhao mengerutkan kening, lalu menutup matanya sejenak. “Aku akan memanggil yang lain sekarang juga,” katanya dengan nada tegas. Energi qi nya langsung menyebar ke seluruh area, mengirim pesan telepati kepada semua kesatria dan anggota klan yang berada di sekitar kota.
“Semua yang berada dalam jangkauan telepatiku, segera datang ke sebelah barat, dekat restoran utama. Ada mayat wanita di sini, keadaannya sangat mengenaskan,” ucapnya dalam transmisi mental yang cepat dan jelas.
Beberapa menit kemudian, dua kesatria klan Naga datang dengan langkah tergesa, diikuti oleh beberapa anggota pembunuh yang juga menerima pesan telepati. Tak lama setelah itu, Ling Yuan tiba di lokasi, berdiri di samping Ling Zhao dan Ling Bao dengan wajah serius.
“Apa yang sebenarnya terjadi di sini?” tanya Ling Yuan dengan suara dalam.
Ling Zhao menatap tubuh korban, lalu menatap saudaranya. “Kita belum tahu pasti, tapi pelakunya sangat cepat… dan auranya bukan manusia biasa,” jawabnya pelan, namun penuh tekanan.
Udara malam terasa semakin dingin. Semua yang hadir di sana bisa merasakan hal yang sama—malam di Kota Tianjing baru saja berubah menjadi awal dari sesuatu yang gelap dan berbahaya.
“Sekarang bagaimana ini? Apakah kita laporkan pada tuan sekarang, atau tunggu sampai pagi?” tanya Ling Bao, suaranya sedikit bergetar.
“Mungkin besok saja kita laporkan,” jawab Ling Yuan tenang, matanya masih menatap tubuh wanita yang tergeletak di tanah dengan pandangan tajam. “Tapi sekarang... mayat ini bagaimana?” lanjutnya.
Semua orang di sana terdiam. Tatapan mereka tertuju pada mayat yang mulai mengering, dengan darah yang menodai tanah berbatu.
“Kita bakar saja mayatnya,” ucap salah satu kesatria naga dengan suara mantap. “Dan besok pagi, kita umumkan kepada seluruh warga kota agar tidak keluar rumah saat malam hari, sampai masalah ini benar-benar selesai.”
Semua yang hadir mengangguk setuju. Ling Zhao memandangi mereka satu per satu, lalu berkata, “Baik. Besok aku akan melapor pada tuan Jian Yu ,sekarang aku kan menemui kakak Ling dong dulu . Ling Bao dan Ling Yuan, kalian berdua tetap di sini. Jangan biarkan mayat ini diambil oleh makhluk yang tadi.”
Ling Yuan dan Ling Bao langsung mengangguk. Ling Zhao kemudian berbalik dan berlari cepat meninggalkan tempat itu, auranya menghilang di balik kabut malam.
Sementara itu, dua bersaudara itu dan beberapa kesatria berjaga di samping mayat. Dan membakar mayat tersebut dengan kekuatan api milik salah satu kesatria naga dan mereka berjaga di sekitar sana
Ling Bao menatap langit gelap di atas mereka. “Kak, kalau makhluk itu kembali bagaimana?” tanyanya pelan.
“Kalau dia kembali…” jawab Ling Yuan dengan tatapan tajam, tangannya sudah menggenggam gagang belati hitam. “Kita pastikan dia tidak akan pergi lagi.”
Di sisi lain, di sebuah gang sempit di pojok kota, sosok misterius yang menyerang wanita tadi berdiri dalam kegelapan. Nafasnya berat, darah segar masih menetes dari kuku iblis di tangan kanannya.
“Dasar bodoh…” gumamnya pelan dengan nada puas. “Untung saja sekarang tubuhku sudah setengah iblis. Kekuatan ini… benar-benar meningkat pesat.”
Dia mengeluarkan selembar jimat hitam dari balik jubahnya, lalu membentuk segel tangan. Begitu jimat itu disentuhkan ke tanah, pusaran hitam muncul di bawah kakinya—berputar cepat seperti portal menuju dunia lain.
Senyum bengis muncul di wajahnya. “Kita lihat… siapa yang akan menghentikan aku dan kelompok ku nanti.”
Seketika, tubuhnya melompat masuk ke dalam pusaran hitam tersebut. Dalam sekejap, sosok itu menghilang bersama pusaran yang menutup rapat, meninggalkan gang yang kini sunyi.
Besok paginya, Ling Zhao langsung pergi ke Klan Naga untuk melapor. Jian Yu yang mendengarnya langsung menjadi sangat marah dan geram. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan pikirannya.
“Hahh… baiklah, Ling Zhao. Kau kembali dulu ke Kota Tianjing dan suruh semua kerabatmu dari klan pembunuh untuk kembali ke klan dan beristirahat. Juga, suruh Huang untuk membawa semua kesatria naga kembali ke sini untuk beristirahat,” pinta Jian Yu dengan nada tegas.
“Kenapa begitu, Tuan? Bukankah lebih baik kami terus berpatroli di Kota Tianjing?” tanya Ling Zhao dengan nada ragu.
“Karena kalian semua sudah berjaga semalaman, jadi lebih baik kalian kembali dulu untuk beristirahat,” jawab Jian Yu tanpa menoleh.
Ling Zhao mengangguk. Tanpa banyak bertanya lagi, ia langsung melesat kembali ke Kota Tianjing, meninggalkan ruangan itu secepat kilat.
Sementara itu, di Kota Tianjing, Huang sedang mengumpulkan seluruh warga di alun-alun kota. Para warga berdatangan dengan wajah penuh tanya, sementara para kesatria naga lainnya menjaga di sekeliling area untuk memastikan ketertiban.
“Ada apa ya? Kenapa kita dikumpulkan di sini? Apakah ada sesuatu yang penting?” tanya salah satu warga dengan nada bingung.
“Entahlah, kita dengarkan saja dulu,” sahut warga lain dengan nada hati-hati.
Tak lama, Huang maju ke depan. Ia berdiri di atas panggung kayu sederhana dan membuka suaranya dengan tegas namun tenang. “Harap tenang, semuanya. Kami mengumpulkan kalian di sini bukan tanpa alasan. Ada sesuatu yang sangat penting yang harus kami sampaikan dan peringatkan kepada seluruh warga.”
Suara Huang yang mantap membuat kerumunan warga langsung terdiam. Mereka saling bertatapan, beberapa berbisik pelan.
“Hei, apa kau tahu peringatannya tentang apa?” tanya seorang pemuda pada kawannya.
“Kau ini bodoh atau bagaimana? Kalau aku tahu, mana mungkin aku juga berdiri di sini,” jawab kawannya ketus sambil menggaruk kepalanya.
“Iya juga sih,” gumam pemuda itu, membuat beberapa orang di sekitarnya menahan tawa kecil.
Huang melanjutkan ucapannya dengan suara yang kini lebih serius, “Kami memperingatkan kepada seluruh warga yang ada di sini, bahwa mulai malam ini dilarang keras keluar dari rumah. Ada sesuatu yang berbahaya sedang mengintai di malam hari.”
Begitu mendengar itu, suasana seketika tegang. Beberapa warga saling pandang, sebagian bahkan mulai berbisik dengan nada panik.
“Tadi malam, kami menyaksikan sendiri ada makhluk aneh yang menyerang seorang wanita hingga tewas dengan keadaan yang sangat mengenaskan. Karena itu, kami menghimbau dengan sangat keras agar tidak ada satu pun warga yang keluar rumah pada malam hari. Tolong sampaikan juga pesan ini kepada keluarga dan kerabat kalian yang tidak hadir di sini, agar mereka tahu dan tidak menjadi korban berikutnya,” ujar Huang dengan nada tegas.