NovelToon NovelToon
Asmarandana Titisan Ningrat

Asmarandana Titisan Ningrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:111k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Ningrat dan kasta, sebuah kesatuan yang selalu berjalan beriringan. Namun, tak pernah terbayangkan bagi gadis proletar (rakyat biasa) bernama Sekar Taji bisa dicintai teramat oleh seorang berda rah biru.
Diantara gempuran kerasnya hidup, Sekar juga harus menerima cinta yang justru semakin mengoyak raga.

Di sisi lain, Amar Kertawidjaja seorang pemuda ningrat yang memiliki pikiran maju, menolak mengikuti aturan keluarganya terlebih perihal jodoh, sebab ia telah jatuh cinta pada gadis bernama Sekar.
Semua tentang cinta, kebebasan dan kebahagiaan. Mampukah keduanya berjuang hingga akhir atau justru hancur lebur oleh aturan yang mengekang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ATN 20 ~ Takdir yang terus mempertemukan

Sekar menyesap dan meneguk teh tubruk, namun ia aduk bersama gula. Teh tubruk yang aromanya itu dicampuri bau kayu bakar.

"Jangan diulangi lagi Sekar," ucap bapak menyulut tembakaunya dengan api dari tungku. Bapak, dia jarang sekali menyesap benda satu itu. Hanya saat dirinya punya uang saja membeli tembakau yang akan ia jemur saat matahari terik, lalu ia linting sendiri di alatnya bersama bubuk cengkeh dan kertas papir.

Pagi-pagi, saat Jayadi dan Widuri bersiap sekolah, maka moment duduk di dekat tungku lah yang menjadi ritual rutin keluarga Sekar.

Mak menggoreng telur, satu untuk berdua.

"Mak, hari ini aku mau beli es." ia menunjukan telapak tangan bersihnya, memakai sepatu yang baru dibelikan mak namun sudah cukup kotor.

"Astaga Jaya, teteh cari uang sampai lecet-lecet, tapi kamu pakenya jorok ? Kamu main di sungai, ya? Atau sawah?" tegur Sekar melihat sepatu Jayadi.

Jayadi menggeleng, "Aku memang main di sungai, teh. Tapi sepatunya kulepas dulu ...nih buktinya!" ia menunjukan luka parut di kaki. Ia memilih terluka dibanding sepatunya yang harus rusak.

"Teman-teman di sekolah yang injek. Katanya kenalan sama sepatu baru."

"Kok Wi, ngga dibelikan juga teh? Mak?"

"Sepatu Wi masih bagus. Belum separah a Jaya." Ujar bapak.

Sekar tersenyum, "nanti kalau teteh dapat lagi uang, teteh kasih uangnya sama mak."

Jayadi menarik ujung matanya dan memeletkan lidah pada Wi membuat adiknya ini kesal, dan melirik telur dadar di piring Jayadi lalu mengambilnya usil.

"Wiiii! Itu telor aku!"

"Mak! Telorku diambil Widuri..." adunya.

Sekar hanya tersenyum saja sambil kembali menyesap tehnya.

Ia sudah beres sarapan, mencuci dan menyapu halaman. Lantas kini sudah bersiap pergi ke sanggar Mayang.

Seperti biasa, Imas sudah menunggunya di dekat rumahnya.

"Kar!" ia melambaikan tangan heboh dengan wajah berseri-seri.

"Kar, ya ampun...aku ngga sangka. Efek susuk..." bisiknya pelan, "secepat itu, baru pasang tapi den bagus saja langsung ketarik buat mendekat. Wahhh, bener kata si Abah, ada efek pemikatnya."

Sekar mengernyit kemudian meringis, "maksudnya? Den Amar, semalam?" Imas mengangguk, "itu mah cuma kebetulan, Mas. Ngga usah menyangkut pautkannya dengan efek tahayul."

"Eh, semalam. Kamu ngga dimarahi mak mu, kan? Secara, pulang sama den bagus...." kikik Imas, "Mak Jumi pingsan ngga? Atau heboh gitu, nyambut pake karpet surau?"

"Ngaco. Mana ada, aku disambut pake sapu lidi!"

Imas menaikan alisnya lalu tertawa, "gimana sekarang? Masih mau nyebut den bagus kepunyaan kota kita itu jelek?"

"Kamu ngga tau saja, mereka me sum-me sum." Ujar Sekar berapi-api.

"Ah masa! Ngga mungkin, mereka terhormat, Kar....beda sama si Engkos."

Sekar praktis mendorong kepala Imas, "menak juga manusia. Nabi saja punya naf suu. Apalagi cuma sekadar menak."

Imas kembali tergelak.

Sekar baru ingat dengan semua pertanyaan yang ingin ia tanyakan sejak semalam, "eh iya. Aku mau tanya sama kamu, mas. Jawab jujur...." Sekar menghentikan langkahnya, lalu menatap Imas tajam, "semalam kamu ngga diapa-apain kan di sana?"

Imas terlihat tersentak kaget, "diapa-apain? Memangnya kamu diapa-apain?"

Sekar menyipitkan matanya untuk kemudian wajahnya terlihat sangat murka, "kamu tau ngga, aku hampir dile cehin? Sudah kubilang tidak akan beres! Itu dukun ca bul, Imas!"

"Tapi kamu ngga diapa-apain, kan?" Imas melihat keseluruhan badan Sekar, "kamu tau. Aku sampai nangis...aku kabur lah, kutendang anunya. Kudorong ke arah meja sajen, terus aku kabur."

"Kamu tau ngga, semalem ..aku sempet kepikiran buat bakar aja rumahnya. Tapi sayangnya semalam aku ngga kepikiran buat siapin minyak tanah dulu."

Imas tersenyum kaku, "Alhamdulillah. Maaf ya, Kar..." ia melingkarkan tangannya pada Sekar, lalu mengajak temannya itu melanjutkan lagi ayunan langkahnya.

"Jangan begitu lagi, mas. Aku ngga mau, aku ngga Sudi. Tapi bener ya, kamu ngga diapa-apain?" tanya Sekar menunjuk wajah Imas, yang kali ini hanya dibalas reaksi malas Imas, "telunjuk kamu nyolok lubang hidungku."

Keduanya sampai, beberapa penari meminta ijin termasuk Ajeng dan teh Nuroh, sehingga volume penari agak sedikit berjarak saat latihan itu.

Amih Mayang kembali mengabsen untuk penampilan ngibing alun alun kota, dan lihatlah....kini Imas menyeru kegirangan sebab namanya ada di daftar.

"Yeeee! Selamat! Sekarang giliran kamu traktir aku!"

"Dan untuk acara khusus, Alhamdulillah wasyukurillah...dengan penuh rasa hormat kasepuhan mau memakai jasa hiburan kita di acara pagelaran jamuan menak."

Mereka berseru. Bukan...bukan Sekar tak senang jika keraton memakai jasa sanggar Mayang, tapi ia cukup trauma mendengar nama keraton sekarang. Disaat semua ronggeng berseru excited, bersiap mendengar nama-nama ronggeng pilihan, Sekar justru meredup duduk.

Kejutan itu tak bisa lebih mengejutkan lagi, saat nama Sekar disebut kembali. Sementara Imas, "sudah aku tebak, betul kan tebakanku! Namamu pasti ada sebab....den Amar?" alis Imas naik turun.

Hanya gelengan yang Sekar berikan sebagai jawaban untuk ucapan Imas, bukan---jelas hatinya mengatakan jika bukan Amar, melainkan....

Amih Mayang memanggil Sekar, "Raden Bahureksa meminta secara khusus melibatkanmu, Sekar....saya tak tau harus bangga atau..." amih Mayang bahkan menggeleng tak percaya, selendang karuhunnya mampu membuat aura Sekar tumpah-tumpah, bahkan saat ia memberikan selendang yang dipakai Sekar ngibing kemarin pada Ros, efeknya Ros justru pingsan di pendopo. Benar orangtuanya bilang, kalau selendang *Kaasih* itu *memilih* ronggeng ya sendiri.

"Weton kamu apa?" tanya amih Mayang.

"Selasa legi." Jawab Sekar diangguki amih yang langsung pergi.

Sekar merasa serba salah, ingin menolak tapi ia tak bisa. Kembali, ia harus bertemu dengan mereka. Namun ada sedikit rasa lega, sebab....acara jamuan itu, tidak lain tidak bukan adalah acara mempertemukan Raden bagus Bahureksa dengan calon istrinya yang berasal dari trah lain.

Setidaknya, keturunan menak itu tidak akan berani kurang ajar lagi di depan calon istri dan keluarganya, begitu pikir Sekar.

Tentang Bahureksa yang memintanya secara pribadi. Ia tau, Bahureksa hanya senang melihatnya melenggok, itu saja....bukankah ia harusnya senang, karena faktanya ia sudah berhasil jadi penghibur, sampai -sampai anak sultan saja memintanya lagi.

Memangnya apa yang lebih ia harapkan lagi selain daripada itu? Ada senyuman yang tertarik, Widuri akan punya sepatu baru.

"Teh Nuroh kemana, teh?" tanya Sekar pada Sari saat mereka sudah berada di pendopo belakang, "katanya sih sakit, sejak kemarin. Belum dibawa ke dokter, masih pake obat herbal sama warung dulu."

Sekar mengangguk, nunggu parah mungkin. Begitulah potret kelas menengah ke bawah. Kalau ada obat herbal atau warung untuk apa manja-manja ngabisin uang buat dokter, bikin yang kaya makin kaya. Bahkan jika hanya pilek, atau batuk saja, mereka memilih abai dan membiarkan itu, toh nanti juga sembuh sendiri, hanya perlu di uap memakai daun-daunan herbal, beres. Demam saja cukup kompres sama lap hangat, dibalur bawang merah, dan asem Jawa.

.

.

.

.

1
Trituwani
karyamu yg ini kadang bikin mesam mesem sendiri kadang jg nangis sendiri kadang jg tensian sendiri min... tp emmhhh si apih amar terlalu yahuddd disini min... sweet bgt kayak gula aren/Kiss//Kiss//Kiss/semangat berkarya min cahyoooo
Trituwani
wahhhh👏namanya aja jembar kasih tp akhlaknya tidak mencerminkan sbgai seorang permaisuri yg adil dan beradab/Scream/ mentang"turunan ningrat..wong asal jg dr tanah liat...sama sama tanah mah merendah kali jgn sampai kesombongan mengahancurkan trahmu sendiri...pantas si apih amar berontak..tau mboknya kayak bantengan gini,terlalu mengekang keturunanya sendiri.. dirimu tanpa rakyat kecil jg g bisa apa"kali...ad gitu permaisuri cuci baju sendiri klo g da rakyat jelantah.. mentang"sultan rakyat kecil patut dihina gitu.. ooo tidak bisa fergusoo hukum tabur tuai ada bisa jd ntar dirimu jd rakyat kecil cam sekar sekarang/Scream//Scream/minta disleding nih jembar kasih nih/Cleaver//Cleaver//Joyful/
DozkyCrazy
ya elah Bu tuh mulut g pernah sekolah yaa
DozkyCrazy
haddeh kangjenk mamih Dateng
Fitria Syafei
Yang sabar ya Sekar 🥹 Amar kejar terus ambil hatinya 👌 Kk cantik terimakasih 😘
Attaya Zahro
Meski anda membuat rencana indah tapi kalo Alllah tidak meridhoi,semua tak akan terwujud.Ingat..manusia hanya bisa merencanakan tapi tetap Allah yang menentukan,cam kan itu kanjeng.Kalo anda ingin dihormati maka jangan berlaku semena-mena kepada orang lain
'Nchie
sombong amat dah bunda ini🤭🤭
Maria Kibtiyah
emang kasian yg jd mantu sekar contoh ya alvaro
Attaya Zahro
Katanya orang berpendidikan tapi mulutnya bak sampah,asal jeplak aja.Kalo berpendidikan harusnya tau etika dan tata krama 👊👊
𝐙⃝🦜ᵏᵉʳᵃᵏ_🆂🆄🅻🆃🅸🅽
nenek lampir, hanya karena Menak jadi bisa menghina orang lain sebegitu nya, menganggap orang lain sebagai tikus
Attaya Zahro
Seharusnya sebagai Raden Ayu bersikaplah yang bijak dan jangan merendahkan seseorang hanya karena derajat yang berbeda karena pada sejatinya dimata Tuhan semua sama.Jangan mentang² punya kekuasaan lantas bersifat angkuh dan sombong.Ingatlah didunia ini tak ada yang kekal abadi,roda kehidupan pasti berputar.Selagi berada diatas bertindaklah yang bijaksana karena suatu saat pasti akan dibawah juga.
isni afif
🥰🥰😻😻☺️🤭🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh sin....
Helmi Yulianto
bagus banget👍👍
'Nchie
ajian jampe2 harupat🤣🤣🤣dipelet kamu kar🤣🤣
isni afif
🤭🤭🤭☺️☺️🤭🤭🤭
Miko Celsy exs mika saja
kesampean ya kar,,alfa sm bagas betul2 berjuang bgt jd mantu,,sampai amih sekar luluh ke mantu
Salim S
daaan tikus itu yang akan jadi menantumu bun bun ratu...
'Nchie
sampe melongo baca🤭🤭
isni afif
🥰😻😻🥰🥰🥰😻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!