 
                            Keputusannya untuk mengubah nasib di kota lain, justru membuat Kamal harus menghadapi kisah hidup yang tidak biasa.
Pesona anak muda 22 tahun itu, membuatnya terjebak dalam asmara tak biasa. Kamal tidak menyangka kalau dia akan terlibat hubungan dengan wanita yang telah bersuami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Tetangga
Kamal hanya terdiam sambil memperhatikan wanita yang sedang meluapkan kekesalannya tipis-tipis, setelah mengetahui fakta baru yang pasti membuat wanita itu sakit hati.
Kamal yakin wanita itu sangat kecewa karena dia juga mendengar langsung obrolan dua wanita yang dia ikuti sangat diluar perkiraan.
"Kamu tadi dengar sendiri kan, wanita itu sangat licik?" ucap wanita yang bersama Kamal dengan raut wajah masih tergambar amarah yang tertahan. "Dasar laki-laki bego, kita lihat saja sampai kapan dia akan bertahan."
Kamal pun hanya tersenyum karena dia sendiri bingung mau mengucapkan kata penghibur seperti apa dengan keadaan wanita yang sedang kecewa dan marah seperti saat ini.
"Benar-benar laki-laki nggak bersyukur, dia lupa, sebelum berangkat ke Batam, siapa yang bantu dia dari nol?" wanita itu masih meluapkan unek-uneknya sampai mengungkit sesuatu yang sebenarnya tidak ingin dia katakan.
"Nggak nyangka aku, di sini aku mati-matian menjaga kesetiaan dan menerima nafkah seadanya. Eh di sana malah asyik membiayai wanita lain sampai berencana membangun rumah. Enak banget mereka!"
"Terus, apa yang akan kamu lakukan, Mbak? Apa kamu akan segera meminta cerai?" tanya Kamal hati hati, takut menyinggung perasaan wanita yang sedang emosi.
"Ya pasti aku akan minta cerai, tapi nggak sekarang," jawab si wanita tegas. "Aku akan ungkap semuanya setelah semua uang yang aku gunakan untuk membiayai suamiku, balik lagi ke aku. Lagian kalau aku minta cerai di saat suamiku masih disana, yang ada selingkuhannya yang merasa diuntungkan. Uang suamiku akan masuk ke dia lebih banyak."
"Tapi kan sekarang mbak bisa mengungkap semua ke suami mbak dengan bukti yang tadi Mbak rekam?" ujar Kamal.
"Oh jangan dulu," balas wanita itu. "Suamiku pasti bakalan cari alasan lain. Bukti ini akan aku tunjukan nanti saat dia pulang. Aku akan pastikan, laki-laki nggak tahu bersyukur itu menyesal karena berani berbuat curang sama aku!" ucapnya penuh kobaran dendam.
Kamal malah tersenyum dan dia tidak bisa berkata-kata lagi. Setelah amarahnya cukup reda, wanita itu segera melajukan mobilnya ke tempat yang dituju.
Cukup lama Kamal pergi dengan wanita itu, karena tempat yang didatangi mereka lebih dari satu. Ada beberapa tempat dan itu cukup melelahkan. Kamal pun kembali ke tempat tinggalnya ketika petang akan datang dan hujan turun
Tak lupa juga, mereka saling berkenalan dan saling bertukar nomer telfon. Kamal seketika menyadari kalau saat ini dia memiliki tiga kenalan baru dan semuanya wanita bersuami.
Begitu berada di dalam kamarnya, Kamal kembali ke mode santai yaitu hanya mengenakan kolor sambil berbaring melepas lelah. Tak lupa juga Kamal menghubungi Mbak Salma karena dia harus mengambil dompet yang semalam ketinggalan.
"Mau mandi kok malas banget ya?" gumam Kamal lalu dia iseng mencium ketiaknya sendiri. "Bau enak begini masa nggak ada cewek yang pengin sih?" Kamal tersenyum sendiri lalu dia fokus bermain ponsel sembari merokok seperti biasanya.
Hingga pukul tujuh malam tiba, Kamal baru memiliki niat untuk mandi. Rencananya, setelah mandi Kamal akan ke rumah wanita yang ditinggal suaminya berlayar.
Kamar keluar dari kamar sambil menenteng handuk karena dia mandi di rumahnya sang bos.
"Loh, Mbak Tiwi," Kamal agak kaget ketika hendak memasuki rumah Mas Deni lewat pintu belakang, dia melihat sosok wanita yang tadi dia tolong sedang duduk sendirian di teras rumahnya. "Mbak Tiwi lagi ngapain? Hujan-hujan begini?
Wanita yang dipanggil Tiwi pun tersenyum. "Malam ini suamiku ngggak pulang, Mas," bukannya menjawab, wanita itu malah memberi informasi yang menumbuhkan rasa kasian dalam benak Kamal.
"Nggak pulang?" Kamal bertanya, lalu dia memilih mendekat untuk berteduh di teras rumah Tiwi. "Masa nggak pulang sih, Mbak?"
Tiwi lantas tersenyum. "Dia tadi ngasih kabar, katanya malam ini ada lembur," jawabnya. "Jadi dia nggak bisa pulang. Apa lagi dia juga bilang, pagi-pagi banget harus udah ads di kantor karena akan ada acara. Ya udah deh, nggak ada celah agar dia bisa pulang."
"Astaga!" rasa kasian semakin tumbuh dalam benak Kamal. "Paling benar kamu harus ikut suami kamu sih, Mbak. Daripada kaya gini, kasihan kamu, Mbak."
Tiwi kembali tersenyum meski wajahnya tergambar jelas rasa kecewa yang mendera hatinya. "Mungkin benar kata orang, kalau nikah tanpa cinta itu hasilnya kaya gini. nggak bahagia."
"Nikah tanpa cinta?" Wajah Kamal langsung menunjukan raut kaget. "Maksudnya,. Mbak?"
Tiwi nampak menghela nafas. "Yah, seperti yang kamu dengar, aku tuh sama dia nikah karena perjodohan,"
"Perjodohan?" Kamal semakin kaget. "Hari gini masih ada perjodohan, Mbak? Kok bisa?"
Tiwi lantas tersenyum sembari menatap lekat pria yang duduk di sebelah kanannya. "Mungkin ini karena salah aku juga. Gara-gara semua teman akrabku pada nikah duluan dan aku sering diledekin, akhirnya aku mau dijodohkan dengan pria, kenalan dari temanku."
"Owalah," kali ini Kamal sedkit maksud. "Emang kenalannya udah lama apa cuma sebentar, Mbak?"
"Sebentar banget," jawab Tiwi. "Nggak sampai tiga bulan kami pendekatan, terus aku setuju aja waktu dia ngajak nikah. Apa lagi usia suamiku juga udah lebih matang, hampir tiga puluh tahun."
Kamal nampak manggut-manggut. "Terus setelah nikah, Mbak Tiwi pindah ke sini apa gimana?"
Tiwi menggeleng pelan. "Aku tinggal di rumah mertuaku sebentar, sekitar tiga bulanan. Setelah itu, kita pindah ke sini. Tadinya aku nggak mau dan keluarga juga keberatan karena memang jarak tempat kerja yang cukup jauh dari sini. Tapi suamiku maksa dengn segala alasan dan egonya. Mau tidak mau akupun akhirnya setuju."
"Owalah jadi begitu," kamal mengangguk paham. "Padahal di sini,kamu malah kesepian ya, Mbak. Apa Mbak nggak ada kegiatan kalau siang?"
Tiwi mengangguk. "Untuk saat ini aku belum ada kegiatan. Rencananya sih aku pengin melanjutkan usahaku yang lama. kebetulan di dekat kiosnya Mbak Gita ada yang kosong kan?"
"Oh iya, Mbak, ada itu," balas Kamal. "Emang sebelumnya usaha apa, Mbak?"
"Jualan aneka kue. Sejak nikah, aku milih berhenti," jawabnya. "Oh iya, kamu malam ini ada acaranya nggak, Mas?"
"Nggak ada sih, Mbak, paling nanti niatnya mau main ps, kenapa?"
Tiwi lantas tersenyum. "Kamu mau nggak merayakan ulang tahunku?"
Kamal pun ikut tersenyum, " Ya udah, ayok, mbak," jawabnya. Kamal tidak tega menolaknya. "Aku ambil kaos dulu ya, Mbak. Nggak enak cuma pakai kolor."
"Gitu aja juga nggak apa-apa. lagian kan kita nggak mau ngapa-ngapain juga," balas Tiwi
Kamal pun pasrah dan mereka masuk ke dalam rumah Tiwi.
Tiwi sudah menyiapkan hidangan sederhana di meja makan. Mereka pun kembali berbincang sambil menikmati hidangan yanga ada. Di tengah obrolan mereka, Kamal dibuat terkejut kala Tiwi tiba-tiba mengatakan sesuatu
lanjut thor 🙏
Sepertinya tidak ada orang yang memiliki keinginan terjebak cinta yang mendalam terhadap istri orang lain. Selain menyiksa juga akan banyak tantangan yang harus dihadapi.
Menjadi orang ketiga dalam sebuah pernikahan seseorang yang terlibat dalam perselingkuhan.
Hubungan perselingkungan memang akan lebih 'memabukkan' karena mereka dibangun dalam pertemuan singkat dan sembunyi-sembunyi.
Tentu hubungan tersebut sebaiknya diakhiri agar tidak terjadi masalah dikemudian hari.
Ucapkan selamat tinggal dan katakan dirimu tidak mau melihat mereka lagi, tidak ada pengecualian.
Dirimu harus menutup pintu emosional yang terbuka dan memutus semua kontak dengannya......💘🔥✌️👌
Tetap semangat...Thor
"Berfokuslah pada tujuan, bukan pada hambatan."....💪
Salma ini adem ngomongnya,bikin tenang.pikirannya juga bijak banget...
nama mereka juga hampir sama 😆