NovelToon NovelToon
Suami Montirku Ceo Kaya

Suami Montirku Ceo Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO
Popularitas:47.5k
Nilai: 5
Nama Author: El Viena2106

Karena hidup dalam kesederhanaan dan nyaris tak punya apa-apa. Alena dan Keluarganya selalu di hina dan tak henti-hentinya di rendahkan oleh keluarga sepupunya yang termasuk orang berada.

Alena semakin di kucilkan ketika gadis itu di ketahui telah menjalin hubungan dengan pria yang bernama Pradipta Devano Syahputra. Pria yang berprofesi sebagai seorang montir di salah satu bengkel di kota itu.

Namun siapa sangka, Di balik pakaian kotornya sebagai montir, Alena di buat terkejut setelah mengetahui bahwa Devano ternyata seorang Ceo yang kaya raya..
•••••
"Terserah mereka ingin merendahkan mu seperti apa. Yang penting cintaku padamu tulus. Aku janji akan membahagiakanmu serta membungkam mulut mereka yang telah menghina mu dan keluarga mu.." Pradipta Devano Syahputra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhiasan...

"Ini apa nak? " Bunda Lilis membuka paperbag yang Alena berikan tadi. Wanita paruh baya itu terdiam, Sebuah satu set perhiasan terpampang di hadapannya.

"Punya ayah buka juga dong..Alena juga beliin untuk Ayah.." Ayah Pandu ikut membukanya. Ia juga terdiam, Satu jam tangan yang kemungkinan harganya sangat mahal. Bunda dan Ayah saling pandang. Lalu mereka menatap Alena dan Devano yang hanya diam.

"Ini dari kalian?" Tanya Bunda Lilis.

"Bukan, Itu dari Abang Bunda..

"Dari Alena Bunda, Ayah.. Alena yang membelikannya untuk kalian." Jelas Devano, Alina menoleh ke arahnya.. Devano hanya tersenyum, Ia tahu apa maksud dari Istrinya ini baik. Tapi Devano juga ingin kedua mertuanya tahu kalau semua ini bukan hanya dirinya saja tapi juga Alena.

"Gimana? Ayah sama Bunda suka kan?" Bunda Lilis dan Ayah tersenyum. Jangankan untuk memakainya, Melihat saja mereka sudah merasa terharu sekali. Bunda Lilis mendekati sang putri lalu memeluknya.

"Kamu masih ingat ya, Kalau bunda dulu sempat ingin pakai perhiasan? Tapi itu kan sudah lama sayang.." Alena mengurai pelukannya. Bundanya menangis. Masih ingat dulu saat ayahnya hendak membelikan Bundanya sebuah kalung. Belum apa-apa di tengah perjalanan, Uang yang hendak untuk membeli telah raip di ambil orang. Sejak saat itu, Bunda Lilis seolah trauma dengan semua itu.

Sebagai sesama perempuan, Bunda Lilis pun sama. Dia juga ingin punya perhiasan walaupun hanya berupa cincin. Tapi, Ya namanya seorang perempuan mau bagaimana lagi. Ketika mereka butuh dan tak punya uang pasti ujungnya akan di jual. Sama seperti ketika dulu saat Alena membelikan Bundanya cincin. Emas itu hanya di pakai beberapa hari sebelum kembali ke toko demi bisa memeriksakan Ayahnya yang masuk rumah sakit karena jatuh saat bekerja. Alena yang saat itu masih tak punya tabungan hanya bisa diam tanpa membantu.

"Sekarang Bunda pakai ya, Sini biar Alena yang bantu.." Alena sangat antusias sekali. "Ayah juga pakai.. Apa minta di pakaikan juga?" Ayah Pandu menggelengkan kepalanya. Dia juga pakai jam tangan mewah itu yang ternyata sangat pas di tangannya.

"Bagus nak.. Ayah suka sekali.." Devano hanya diam, Di belikan barang seperti ini saja sudah sangat bahagia sekali. Sungguh mereka selama ini hanya hidup dengan penuh kesederhanaan.

"Ayah.. Ini motornya kenapa? Kok baret gini?" Ayah dan Bunda saling pandang. Alena juga melihat motornya yang memang baret dan cukup parah. Devano bertanya seolah pria itu tak tahu apapun. Padahal sebenarnya, Devano tahu semuanya.

"Loh, Ayah.. Bunda.. Ini motornya kenapa? " Alena juga ikut bertanya. Wajar saja kan menjadi bertanya, Motor itu masih baru tapi kenapa sudah banyak baret-baretnya.

"Itu.. Owh. Ayah minta maaf ya, Nak Devano.. Motor pemberian kamu jadi kayak gini.. Tadi pagi itu, Ayah jatuh sama Bunda.. Lihat, Bahkan kaki bunda masih sedikit bengkak. Mungkin karena jatuh,, Motornya jadi seperti itu.." Penjelasan yang katakan oleh Ayah Pandu tak membuat Alena puas. Ia merasa kedua orang tuanya tidak berkata jujur.

"Benar apa yang di bilang Ayah Bun? Kalian sedang tidak menyembunyikan sesuatu kan?" Tanya Alena dengan tatapan penuh selidik. Ayah dan Bunda dengan menetralkan ekspresi nya agar anak dan menantunya tidak curiga.

"Apa yang di katakan sama Ayahmu itu benar sayang.. Tadi pagi kami tidak hati-hati makanya sampai jatuh. Maaf ya. .

"Sudahlah sayang, Mungkin apa yang di katakan Ayah sama Bunda benar..Lebih baik sekarang kita tidur ya.. " Alena mengangguk. Ia pamit pergi ke kamarnya. Karena untuk sementara waktu, Devano dan Alena akan tinggal di rumah ini. Semua ini salah satu rencana yang telah Devano susun. Dia ingin membuat keluarga sombong itu mati kutu nanti. Tak apa dia di hina sekarang, Tapi kita lihat saja nanti. Mereka belum tahu saja siapa Devano. Puas-puas mereka menghina dan merendahkan. Tapi kita lihat nanti, Apa yang akan dia lakukan..

.

.

.

"Yaudah pak.. Saya beli ini aja ya.." Pagi itu Bunda Lilis menghentikan kang sayur. Sejak tadi dia sudah bangun dan menunggu tukang sayur ini. Karena Bunda Lilis harus masak untuk anak menantunya yang hendak ingin bekerja. Karena sekarang diapun tak lagi bekerja begitupun dengan Ayah Pandu yang mulai berhenti jadi kuli bangunan. Semua itu juga atas permintaan Devano. Biarkan saja menantunya itu yang membiayai semuanya.

"Semuanya lima puluh ribu Bu.. " Bunda Lilis segera memberikan uang kepada kang sayur itu sebelum ibu-ibu yang lain datang. Bunda Lilis hanya malas saja..

Dan benar, belum juga pergi. Salah satu dari mereka datang.

"Eh, Bu Lilis udah selesai..

"Sudah Bu.. Kalau begitu saya duluan ya.." Bunda Lilis pergi lebih dulu. Ibu-ibu itu, Masih menatap kepergian Bunda Lilis.

"Ngapain sih Bu.. Kok malah bengong. " Ibu-ibu yang lain ikut datang tak terkecuali Wina.

"Itu, Bu Lilis.. Kayaknya, Dia pakai perhiasan deh.." Jelas saja ucapan itu membuat Wina semakin tak suka.

"Perhiasan?

"Kayaknya sih...

"Halaah..Palingan juga KW. Jangan percaya Bu.. Sekarang ini banyak emas palsu.. Orang miskin kayak dia mau mana mampu beli perhiasan.." Lagi dan lagi Wina selalu menganggap rendah keluarga Alena. Apa hanya keluarganya saja yang mampu beli perhiasan.

"Ya, Jangan gitulah Bu.. Siapa tahu dh beliin menantunya kayak motor kemarin.." Wina hanya memutar bola matanya malas. Dia segera membayar uang belanjaanya lalu pergi.

"Ibu-ibu sih.. Pakek bilang segala. Kepanasan kan?" Ucap Kang sayur.

"Biarin kang.. Gitu aja panas..

Wina pulang ke rumahnya. Dengan kesal ia meletakkan barang belanjaan itu di atas meja.

"Ibu kenapa sih? Pulang-pulang malah marah-marah.." Tanya Dilla. Wanita itu duduk meraih belanjaan tadi dan mengeluarkannya dari dalam kantong plastik.

"Itu loh.. Si..

"Ibu!! Ibuuu!!!" Ibu dan anak itu saling pandang. Suara Wawan suami Wina tampak berteriak di depan.

"Itu suara bapak kamu.. Dia kenapa ya?

"Gak tahu Bu.. Yuk kita kesana. " Wina dan Dilla pergi keluar begitupun dengan Bagas yang juga penasaran apa yang terjadi.

"Ya Ampun pak..! Ini kenapa?

Wina menjerit. Di hadapannya sang suami pulang dengan keadaan berantakan. Pagi tadi Wawan sempat pamit hendak pergi ke rumah warga sebelah karena ada kepentingan. Berangkat baik-baik saja, Pulang kurang baik-baik saja.

Bagaimana tidak? Motor yang di bawa Wawan rusak parah. Tak hanya baret saja, Lampu depan dan belakangnya juga rusak dan hancur.

"Pak.. ini kok bisa jadi gini sih?

Wawan duduk di teras dengan lesu. Melihat motornya yang masih terbilang baru itu rusak.

"Pulangnya dari warga sebelah, Bapak di hadang orang Bu.. Gak tahu tiba-tiba motor bapak di hancurin.."

"Ya, Ampun.." Tanpa mereka sadari,,Seseorang menyeringai melihat itu.

"Ini masih belum seberapa..

.

.

.

TBC

1
Teh Euis Tea
huhhhhh msh aj ngatain keluarga miskin , dasar keluarga aneh mempermalukan diri sendiri
Purnama Pasedu
Wina masih aj teriak
Tengku Nafisa
sikap wina yg spt itu siap2 jadi gembel
Ayudya
waduh ada Mak Mak repong yg mulai gila status.bu Wina siapkan mental dan jiwa ya karena lebih kaya suami alena
Hesty
uuup nya lbh bnyk thoir
Retno Harningsih
lanjut
𝐈𝐬𝐭𝐲
masih saja mereka sombong dan menghina... 🤦‍♀️
Andaru Obix Farfum
waduh Wina berani banget tuh.yah d gantung
Evi Alvian
Ceritanya Wina menolak kenyataan kalo Devano seorang CEO..
Erlangga❤
Ayo triak Bu Wina.. Biar bkin malu sendiri tuh
Viena Alfiatur Rohman
Klian itu syok kan sebenarnya.. Cuma malu aja mungkin karena ada yang lebih kaya
Sri Rahayu
apa2 mak lampir Wina pake ga percaya kl emang Devano CEO....tu lah suka menghina orang skrg syok kan kalian🤪🤪🤪🤪🤪... lanjut Thorr 😘😘😘
Maria Ulfa
ya Ampun itu manusia apa bukan sih kok gak sadar sih thor
Tengku Nafisa
ini bukan sulap bukan sihir.... pangeran dan cinderella mau lewat. Mendadak jantungan tu.
Evi Alvian
Siapkan mental.. bentar lg kalian senam jantung
Sri Rahayu
lg seru Thorr ditunggu lanjutan nya 😘😘😘
Retno Harningsih
lanjut
Yuni Songolass
kurang banyak update
Viena Alfiatur Rohman
Jngan sampai jantungan klian ya.. Siapwkan mental
Maria Ulfa
mak jeder bom nya meletus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!