Ku Balas Pengkhianatan Dengan Setimpal.

1 Bulan kemudian.

Rumah sakit.

Ti-tit, tit, tit, tit, tit, tit, tit, tit,

Suara mesin jantung terdengar di ruangan ICU. Arini berada di dalam ruangan itu dengan kepalanya diperban dengan memakai selang pernapasan.

Jemarinya bergerak dan tiba-tiba saja perlahan mata itu terbuka, pandangan mata Arini menatap tidak jelas di ruangan tersebut dan perlahan akhirnya tatapan itu jelas.

"Bu Arini!" Arini mendengar suara itu begitu jauh.

Arini berusaha untuk mengenali suara tersebut.

"Ibu sudah sadar," ucap Siska berada di samping Arini.

Perlahan mata Arini menoleh mencari suara tersebut dan akhirnya melihat Siska secara jelas.

"Syukurlah jika ibu sudah sadar, saya akan hubungi keluarga ibu," Siska buru-buru ingin bergerak. Namun ditahan Arini dengan Arini menggeleng samar. Tatapan matanya benar-benar kosong penuh dengan kesedihan.

Dia sepertinya tidak menginginkan keluarganya mengetahui bahwa dia sudah sadar. Arini juga tidak percaya diberikan kesempatan untuk hidup. Kondisinya kritis dan mukjizat bisa hidup kembali.

Kondisi Arini sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Arini dipindahkan ke ruang perawatan. Siska menemaninya di sana dan mengurus keperluannya dari memberi makan dan juga mengawasi perkembangan kesehatan Arini.

"Siska kamu jangan hanya menyuruh saya makan, kamu juga sebaiknya makan," ucap Arini.

"Saya belum lapar dan nanti akan makan," jawab Siska.

"Baiklah," sahut Arini.

"Saya sangat bersyukur melihat keadaan Bu Arini sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. 1 bulan berada di ruang Icu akhirnya Ibu bisa sadar kembali," ucap Siska.

Arini mengingat kecelakaan yang menimpanya, bagaimana perasaannya dan dirinya dihancurkan keluarganya yang telah mengkhianatinya dan di saat dia seperti itu tidak ada satupun yang membantunya.

"Bu Arini? kenapa tidak memberitahu keluarga Ibu bahwa ibu sudah siuman?" tanya Siska.

"Tidak ada gunanya, mereka juga tidak peduli dan bukankah kamu mengatakan bahwa ketika saya masuk pertama kali ke rumah sakit, hanya melihat saya sekali dan setelah itu tidak pernah datang lagi," ucap Arini

Siska dan memang jujur apa yang dia katakan.

"Bu Arini ada sesuatu yang ingin saya beritahu, tapi saya takut Ibu justru sedih melihatnya," ucap Siska.

"Katakan saja dan kesedihan yang saya alami sudah tidak berarti lagi," jawab Arini

Dengan berat hati Siska membuka layar ponselnya dan memperlihatkan pada Arini.

..."Pesta pertunangan mewah adik dari selebritis ternama kita Meisya Andrana yaitu Mona Andrana dengan seorang pria tampan merupakan Direktur dari perusahaan Lexa,"...

Media menyorot hari bahagia Mona dan Dellon, karena Meisya seorang selebritis terkenal dan pasti setiap pergerakannya diikuti oleh media dan termasuk urusan keluarganya.

Raut wajah Arini penuh dengan kesedihan ketika dua orang itu terlihat bahagia dan sementara dirinya harus hancur dengan semua yang terjadi.

"Saya sebenarnya sudah curiga jika mereka berdua memiliki hubungan, beberapa kali saya memergoki mereka berduaan di ruangan Ibu. Saya tidak berani berbicara karena takut mendapatkan masalah dan ternyata terbukti mereka berdua melangsungkan pernikahan dan sementara ibu berada di rumah sakit," ucap Siska.

"Maafkan saya Bu, saya terpaksa menunjukkan semua ini dan harus membuat Ibu sedih," lanjut Siska.

"Sudahlah ini mungkin sudah menjadi takdir saya. Ini kesalahan dan kebodohan saya terlalu percaya kepada mereka dan mereka membalas semua dengan pengkhianatan yang sangat menyakitkan," ucap Arini.

"Lalu apa ibu akan diam saja melihat mereka memperlakukan Ibu seperti ini. Tidak diterima dari Perusahaan milik ibu sendiri dan juga dikhianati calon suami dan saudara. Ibu hanya akan diam saja?" tanya Siska.

Arini melihat ke arah Siska dengan tersenyum.

"Tidak! jika saya masih berada di sini dan bisa berbicara, masih diberi nafas, artinya saya tidak akan diam. Biarkan saja mereka menikmati kehidupan mereka untuk sementara ini. Saya juga harus memulihkan diri, mental dan segalanya untuk bisa melawan orang-orang seperti mereka. Mereka harus membayar semua perbuatan mereka dengan setimpal," ucap Arini penuh dengan dendam.

Arini sudah cukup diam dan memang tidak mungkin membiarkan keluarga yang tidak tahu diri menginjak-injaknya dan merebut seluruh kebahagiaannya. Siska karyawan di perusahaannya orang yang menyelamatkan Arini.

*****

1 Tahun Kemudian.

Salah satu Hotel Mewah menjadi tempat pertunangan mewah dari selebritis ternama Meisya Andrean. Fotonya dengan calon suaminya bahkan terpampang di depan hotel tersebut.

Sejak 1 jam yang lalu banyak wartawan memasuki hotel tersebut untuk meliput acara pertunangan yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat, mengingat Meisya dan calon suaminya dikenal publik dan banyak netizen menunggu hari bahagia mereka.

Tamu undangan dari kalangan selebritis dan tokoh publik memasuki Hotel tersebut yang keluar dari mobil mewah mereka, gaun yang mereka gunakan sangat mahal.

Jika banyak persiapan di luar Hotel untuk acara pertunangan mewah itu dan tidak kalah mewahnya di dalam salah satu gedung yang sudah dijadikan tempat pertunangan itu.

Sangat mewah dengan susunan dekorasi bunga dari Luar Negeri memenuhi ruangan dengan banyaknya tamu undangan yang hadir dalam acara pertunangan itu.

Sejak tadi tamu undangan memberi pujian dan takjub mereka atas dekorasi gedung tersebut. Wajar saja yang menikah adalah selebritis terkenal dan pasti dia menjaga nama baiknya dengan memberikan yang terbaik untuk hari pertunangan nya.

"Perhatian untuk seluruh tamu undangan!" suara MC pria mulai memberi arahan membuat para tamu fokus pada pasangan yang akan bertunangan itu.

"Kita akan mulai pertukaran cincinnya," ucap MC tersebut.

Meisya tampil begitu cantik menggunakan dress berwarna merah hitam panjang sampai menyapu lantai, dress elegan tanpa lengan itu membuatnya mendapatkan pujian sejak tadi dari tamu undangan.

Calon suaminya juga begitu tampan berdiri di depannya menggunakan setelan jas berwarna hitam. Mona pasti ikut hadir di acara pernikahan kakaknya bersama suaminya Dellon yang sejak tadi lengannya dirangkul.

Pelayan menghampiri pasangan bertunangan itu dan memberikan cincin pertunangan pada Meisya dan Aditya Laksamana Wijaya.

Aditya mengambil tangan kekasihnya dan memasukkan cincin pertunangan itu di jari manisnya membuat Meisya tersenyum dan mendapat sambutan tepuk tangan yang meriah.

Sinar kamera blitz sejak tadi menerpa wajah keduanya yang tidak ingin momen penting itu yang akan menjadi berita hangat.

"Meisya selanjutnya giliran kamu!" ucap Irena membuat Meisya menganggukkan kepala.

Dengan tersenyum penuh kebahagiaan dan matanya menatap calon suaminya itu sembari memasukkan cincin tersebut, tetapi tangannya licin sehingga cincin itu terjatuh.

Suara dentingan di lantai terdengar membuat para tamu undangan melihat kemana arah cincin tersebut dan begitu juga dengan Meisya.

Sampai tatapan mereka tertuju ke bawah dengan tangan kecil lembut mengambil cincin itu dari lantai.

Meisya, Irena, Dellon, dan Mona terkejut ketika wanita mengambil cincin tersebut yang tak lain adalah Arini.

Arini tersenyum berdiri tegak dengan jarinya memegang cincin itu. Arini hadir di acara pertunangan itu terlihat begitu cantik dan bahkan mengalahkan Meisya.

Gaun merah mencolok yang dia gunakan dengan lengan berada di bahunya, gaun yang pas dengan postur tubuhnya dan panjang menyapu lantai.

"Arini!" ucap Mona benar-benar tidak percaya melihat kembali saudara tirinya itu ketika 1 tahun lamanya.

Pandangan orang-orang juga tertuju pada Arini dengan kebingungan terlihat jelas di wajah mereka dan bertanya-tanya.

"Anak itu...." Irena juga tidak percaya melihat kehadiran Arini.

Mesya bahkan tidak mampu bersuara ketika melihat adik yang sangat mempercayainya itu, sementara ekspresi Aditya dari tunangannya hanya terlihat datar.

Bersambung.....