NovelToon NovelToon
San Set For Anci

San Set For Anci

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:926
Nilai: 5
Nama Author: little ky

Anne Ciara atau Anci, harus merelakan semua kebahagiaannya karena harus bertunangan dengan cowok yang menjadi sumber luka dalam hidupnya. Tak ada pilihan selain menerima.
Namun suatu hari, seseorang mengulurkan tangannya untuk membantu Anci lepas dari Jerrel Sentosa, tunangannya.
Apakah Anci akan menyambut uluran tangan itu, atau Anci memilih tetep bersama tunangannya?

" Jadi cewek gue.. Lo bakalan terbebas dari Jerrel. " Sankara Pradipta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSFA 8

" BRO.. BRO.. "

Sepasang mata berwarna amber, tajam seperti mata elang, menatap ke arah datangnya Pandu yang berlarian mendekat.

Tak ada satu kata yang keluar, tapi matanya menatap, menuntut penjelasan. Tangan kirinya menyelipkan rokok ke bibirnya yang tipis tapi sangat saksi itu. Sedetik kemudian, asap rokok mengepul di sekitarnya.

San, bersandar duduk di kursi kebesarannya yang ada di sirkuit khusus balap liar ini. Bersantai menanti waktu tandingnya bersama seorang dari kelompok genk motor sebelah.

" Ngapa sih lo? Eh.. air minumnya mana? " Bintang berdiri menepuk pelan pundak Pandu.

Rasanya tadi Pandu pergi pamit ingin ke minimarket di depan sana untuk membeli minum tapi baliknya hanya membawa tangan kosong dan berteriak heboh seperti habis diperkosa saja.

" Yah.. Lupa kan gue.. " keluh Pandu sembari menepuk pelan dahinya.

" Sialan nih bocah.. Sana balik lagi!! Kita udah kehausan, bro. Mendekati dehidrasi, malah lo lupa.. Kampret. " Bagas mendorong pelan tubuh Pandu.

" Eh.. Eh... Ngapa pakai dorong-dorong gue, lo? Dikira gue kang kredit panci lu dorong-dorong. Gue ada penting nih mau ngomong. " Pandu abaikan yang lain dia lekas mendekati San.

" San.. Mereka ganti taruhannya. " ujarnya lirih.

" Maksud lo? " bukan San yang bicara, tapi Aldo. Karena San langsung cabut begitu mendengar taruhan diganti.

" Bos.. Tunggu gue!! " Aldo bergegas mengejar San diikuti anggota the better lainnya.

San dengan rahang yang mengeras, menghampiri dua orang yang kebetulan adalah panitia dan lawan tandingnya malam ini, tengah berbincang di dekat garis finish. Rasanya dia ingin menghantamkan apapun ke arah dua orang itu, yang main seenak jidat mengubah taruhan yang sudah disepakati.

" Gue mundur. " dibuangnya rokok yang tadi dihisap San tepat di depan kaki lawan balapannya malam ini. Sebuah gerakan provokasi karena San merasa tidak suka kelakuan seenak jidat orang-orang ini.

" What's up bro? Kenapa tiba-tiba aja lo mundur? " tanya panitia balapan ini, sebut saja namanya Hans.

" Lo ganti taruhan kan? "

GLEK.

Hans menatap gugup pria muda di dekatnya. Masih sangat muda jika dibandingkan dengannya yang sudah hampir kepala empat. Tapi aura pria ini tidak main-main.

Sankara Pradipta, nama yang baru beberapa tahun ini tenar tapi sudah mampu menjadi sorotan. Selain wajahnya yang tampan khas kebule-bulean, San itu keluarga Pradipta, plus dia terkenal royal kalau soal taruhan.

Tapi, ada tapinya disini. San punya ketentuan sendiri saat mengikuti balapan. Mengganti taruhan, jelas bukan hal yang San mau Terima. Apalagi kali ini, lawan San secara sengaja mengganti taruhan yang sebelumnya uang menjadi taruhan cewek.

" Tenang, bro.. Coba lo pikir baik-baik, kalau lo mundur lo bayar denda, bro. "

BRUK!!!

Segebok uang dilempar San ke atas drum di depannya.

" Gue mundur!! " San berbalik, tapi suara seseorang menghentikannya.

" Lo mundur berarti lo cemen.. " begitu suara ejekan dari lawan San.

" Bro.. Nggak usah mancing dia!! " Hans menatap tajam lawan San yang mulai memprovokasi.

" Heh!! Jaga Bac** lo ya!! " Bintang menyeruak maju hendak memukul lawan.

" Tahan dia!! " Aldo berteriak.

Sayangnya sebelum sampai terjadi adegan perkelahian. Datang sosok yang berjalan bak seorang pahlawan. Senyumnya, seringainya, sok sekali. Kalau tidak ingat sahabat sendiri, sudah pasti Aldo hajar juga nih orang.

" Woi..woi..woi.. tenang, bro.. Kalau abang gue nggak mau, biar gue yang maju. Gue juga the better, jadi nggak menyalahi aturan kan. " dengan sombongnya Jerrel berujar.

" Jer!! Lo gila? Hadiahnya cewek bro. " Dendi mencegah. Masalahnya kan Jerrel kan punya tunangan.

" No problem.. Gue malah jadi makin tertarik. "

Tangan San sudah terkepal erat siap dia hantamkan ke wajah Jerrel. Tapi Aldo langsung menariknya menjauh. Biar masalah ini diselesaikan yang lain, yang penting Aldo amankan dulu serigala yang siap bertarung ini.

****

Jerrel berhasil memenangkan balapan ini dan San melihat semuanya termasuk dimana Jerrel sedang asyik-asyiknya bercumbu ria tak tahu malu dan tempat di depan sana. San muak, dia memilih memalingkan wajahnya.

" Shit!! " dia pun mengumpat.

" Bos.. Gue tadi lihat di sana ada Anci sama dua sahabatnya. " bisik Aldo, tangannya menunjuk ke. arah tak jauh dari posisi Jerrel saat ini.

Mata San sempat terbelalak kaget, namun sedetik kemudian dia lekas bangkit dan berpamitan pada yang lain.

" Gue balik duluan. "

Tidak ada yang mencegah karena mereka semua pikir, San pergi karena marah lawan mereka mengganti taruhan tadi. hanya Aldo, yang tahu betul alasan sahabat sekaligus bosnya pergi begitu saja.

****

Tin.. Tin..

Anci yang berdiri di pinggir trotoar menatap mobil berwarna hitam metalik yang berdiri didepannya. Belum selesai keterkejutannya, Anci makin terkejut melihat San keluar dari mobil itu dan langsung membukakan pintu mobil samping kemudi.

" Naik!! Gue antar lo balik. " ujarnya tegas, tapi suaranya lembut.

" Tapi kak... "

" Susah dapat ojol jam segini di area ini. Naik!! " ucapan San memotong sanggahan Anci.

Anci memberengut, tapi tetap menuruti ucapan San. Dia sudah duduk manis didalam mobil milik San, yang interior di dalamnya terlihat sangat mewah. Padahal dari luar terlihat biasa saja, nampak seperti mobil biasa yang dimiliki kebanyakan orang-orang kaya. Jelas San sudah memodifikasi bagian dalamnya.

Keduanya sama-sama diam selama perjalanan, San fokus mengendara sedangkan Anci memilih menatap ke arah jendela. Lampu-lampu jalanan terlihat terang, kondisi jalan juga lancar, maklum saja sudah jam sepuluh malam atau mungkin hampir jam sebelas malam.

Saat Anci akhirnya sadar akan sesuatu, dia menoleh ke arah San, " Kakak tahu alamat rumah aku? " tanya Anci.

Dia bahkan belum mengatakan alamat rumahnya tapi mobil San sekarang ini sudah memasuki komplek tempatnya tinggal.

" Hm.. " Anci mencebik. Singkat sekali jawabannya.

Mobil San berhenti tepat di depan rumah Anci. Rumah sederhana berlantai satu, dengan halaman cukup luas di bagian depan yang ada pohon mangganya. Ada garasi kecil di samping rumah, cukup untuk satu mobil yang biasanya dipakai mama Anci.

" Makasih ya kak.. " Anci berujar sebelum membuka pintu mobil San. Tapi sayangnya, pintu mobil tak kunjung bisa dibuka.

' Lah?? Kok macet? Apa gue yang nggak tahu cara bukanya? Duh.. gimana nih? ' panik Anci dalam hati.

" Kak San ini... "

" Jadi cewek gue!! Lo bakalan bebas dari Jerrel. "

" Haaaa??? "

Anci tidak bisa tidak melongo menatap San. Matanya berkedip-kedip lucu, dengan bibir yang menganga lebar.

' Cantik.. Terlalu cantik kalau hanya untuk disia-siakan.. ' batin San tidak Terima.

" Sory kak ini.. ehm.. maksudnya gimana ya? " pelipis Anci dia garuk. bingung dengan segala hal di hadapannya sekarang.

" Masalah aku nggak seringan yang mungkin Kak San pikir jadi... " Anci tidak melanjutkan ucapannya. dia bingung tentu saja. Semua ini terlalu tiba-tiba.

Keduanya baru dua kali bertemu ini, dan tidak ada pembicaraan yang sangat akrab disetiap pertemuan mereka lalu tiba-tiba saja San berkata seperti itu.

" Lo pikir aja dulu.. Yang jelas, saat gue nawarin hal ini, semua seluk beluk didalamnya gue udah ngerti.. " ujar San yang semakin membuat Anci tambah bingung.

" Masuk!! Udah malam. "

Tak membantah, Anci lekas berlalu pergi setelah sekali lagi mengucap Terima kasih. Tak lagi menengok ke belakang karena ketakutan yang tiba-tiba muncul dalam dirinya.

Tapi kalau boleh jujur sebenarnya Anci merasakan sebuah angin segar saat San menawarkan semua itu. Hanya saja Anci tidak yakin, akan segila apa Jerrel jika mereka berpisah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!