GALAK DI LUAR, LIAR DI DALAM

Setelah mereka berdua selesai sarapan, Dante Bangkit melangkahkan kakinya menuju halaman depan untuk bergegas menuju kantornya.

"aku pergi dulu ya Sel.." sambil menyodorkan tangan kanannya

Selina mencium punggung tangan Dante dan berkata " hati-hati dijalan ya mas nanti sampai kantor kabari, oh iya mas tunggu bentar ..aku mau ikut"

Dante mengerutkan dahinya

"apa... jangan ikut Sel.."

Selina mencoba menggoda suaminya dengan mengatakan, " memangnya kalau aku ikut kenapa mas..aku kan istrimu"

"aku kan kerja Sel.. untuk apa kau ikut, lagian hari ini kerjaan ku lagi banyak..kau nanti malah bosan di kantor" jawab Dante tegas

"alasan kamu mas..jangan-jangan gara-gara nanti kamu mau ketemu klien cantik ya kamu gak mau ajak aku" Selina mendengus lalu berpaling muka..

Dante berusaha mencari wajah istrinya yang kini telah masam

"bukan begitu Sel...oke kalau kau mau ikut..tapi mungkin nanti aku di kantor gk kerja"

"lho kok gk keja mas..kamu kerjain aja semua pekerjaan mu ...aku gk mungkin ganggu..aku hanya akan duduk di depanmu mas.."

Dante lagi- lagi menatap Selina dengan tatapan nakal

"setelah ku pikir-pikir sepertinya kau masih merindukanku Sel..sampai aku mau ke kantor pun kau ikut...atau jangan-jangan kau ingin melakukannya bersamaku di kantor" Dante tersenyum tipis mengangkat pelan janggut istrinya..

yang membuat Selina langsung mencubit perut Dante..

"ihhh sakit Sel" rintih Dante berusaha melepas cubitan itu.

"kamu sih mas ..pikiran nya ke arah situ terus....yang punya fantasi Liar seperti itu cuma kamu mas..bukan aku" Bibir Selina terkatup rapat, seakan menahan letupan emosi.

Dante berpaling membelakangi istrinya dan berkata

" itu kan karena kamu sendiri yang mau ikut ke kantor" Lalu membalikkan badannya lagi dan mendekatkan wajahnya ke arah Selina..

" Lagian ..normal kan punya fantasi Liar bersama istri sendiri"

Selina mendorong wajah Dante agar lebih menjauh

" Sudahlah mas aku gak jadi ikut"

"kenapa Sel..kau takut ?"

"tadi itu sebenarnya aku niat goda kamu aja mas..aku cuma mau numpang sampai toko roti kok, dari pada aku pesan taxi online"

Selina menjelaskan dengan Senyum manisnya..

Dante mengernyitkan alisnya seolah kecewa dengan penjelasan istrinya

"Dasar wanita penggoda. kau membuatku berfikir ..kalau kau sangat merindukanku Sel"

Selina menjulurkan jari telunjuknya menutup bibir suaminya

"ssttts.. berhenti bilang aku wanita penggoda lagi mas!"

"kenapa Sel ..kau memang wanita yang suka menggoda suamimu sendiri.." Dante mendengus kesal dan melanjutkan perkataannya " oke...tidak apa- apa aku akan mengantarkanmu ke toko kue mu, tapi kau berhutang padaku"

"hutang.." jawab Selina kebingungan.

"masuklah dulu, ambil tas dan barang yang harus kau bawa ke toko kue..lalu kunci pintu rumah aku tunggu di mobil"

"tapi hutang apa mas?" tanya Selina penasaran

" nanti ku Jelaskan, sekarang bergegaslah ambil tasmu" perintah Dante..

Selina pun masuk kamarnya mengambil tas dan handphone nya, tidak lupa ia mengganti pakaiannya lebih rapi, Celana chino putih 7/8 dengan atasan kemeja linen biru muda membalut tubuhnya dengan sempurna, memberi kesan santai namun elegan, ditambah lipstik nude beige yang ia oleskan pada bibir dan rambut ikal yang ia biarkan teruai, membuat wajahnya tampak segar dan berseri

setelah di rasa penampilannya sudah rapi Selina berlari kecil menuju pintu depan dan menguncinya..

langkahnya sedikit cepat membuka pintu mobil, yang di sadarinya Dante telah menunggunya dari tadi di kursi kemudi sambil terus men scroll layar handphonenya.

"maaf mas agak lama"

Tanpa memperhatikan istrinya Dante memutar kunci mobil ke arah on dan hanya bergumam

"hem iya .."

Lalu menekan pedal gas pelan sehingga mobil itu melaju perlahan menyusuri jalanan komplek, klaksonnya berbunyi saat rodanya berhenti di depan pos satpam keamanan komplek lalu menunduk dan menyapa dua orang satpam yang sedang bertugas.

"mari pak" ucap dante, setelah palang jalan itu terbuka.. Dante menekan kembali pedal gas dan menjalankan mobilnya perlahan masuk jalan besar

Selina mengeluarkan kotak kecil yang ketika di buka terdapat kaca kecil dan spon bulat pipih lalu mengaplikasikannya ke wajahnya...sambil sesekali menggerakkan wajahnya mengikuti bayangan yang belum terlihat rata, halus dan mate..

sesekali Dante melirik istrinya yang masih sibuk dengan riasannya

"kau jangan belagak lupa dengan hutangmu Sel" ucap Dante sinis..

Selina spontan memandang ke arah Dante dan menutup kotak bedaknya..

"hutang ?"

"ya tentu..hutangmu"

" hutang apa mas" tanya Selina penasaran

Dengan senyum merekah Dante menjawab

"karena kau tadi menggodaku, kau punya hutang untuk melakukanya di kantor bersamaku"

Selina membulatkan kedua matanya dan menggelengkan kecil kepalanya lalu memasukkan kembali kotak bedaknya pada tas jinjingnya..

"kau gila mas.. Mana bisa begitu mas.."

"bisa Sel..di ruanganku..pintunya akan ku kunci tidak akan ada yang mengganggu kita" ucap Dante meyakinkan istrinya

Selina terus menggelengkan kepalanya membantah permintaan Dante..

" Tidak mas...aku tidak mau.."

"kau sendiri yang membuat ku berfikir begitu Sel..kau harus bertanggung jawab" dengan Nada sedikit menaik Dante membuat Selina sedikit takut..

"pokoknya aku gk mau mas.." jawab Selina tegas..

"kau harus mau Sel..." nadanya kini datar..

"fantasimu benar-benar tak masuk akal mas... Tadi di dapur..sekarang mau di kantor..aku merasa seakan bukan istrimu..melainkan pemain adegan film X" ucap Selina dengan memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil.

Dante meraih dan menggenggam tangan istrinya dengan tangan kirinya ..yang sontak membuat Selina menoleh ke arahnya membuat mata mereka kini betemu dengan tatapan tajam.

"apa yang tidak bisa ku lakukan untuk mendapatkanmu Sel, kau akan menuruti permintaanku" dengan senyum percaya dirinya Dante terus mengarahkan mobilnya ke jalan menuju toko kue Selina..

Selina menghempaskan tangan Dante..namun tertalu kuat tangan Dante menggenggam nya..

"kau gila mas.."

"kau yang membuatku gila Sel, bukankah lebih baik ku luapkan hasratku padamu dari pada perempuan lain"

Perkataan Dante membuat Selina terdiam dan sedikit berfikir..

memang menjadi kewajibannya melayani suami.

tapi kenapa permintaan Dante ini terlalu gila..

Selina hanya memandang ke arah jendela sampai mobil Dante sampai di depan toko roti yang di bagian atas terasnya terdapat papan besar bergaya modern bertuliskan Sweet Bite.. Tempat yang sudah lama tidak Selina kunjungi..dengan tangan yang masih berada dalam genggaman Dante..

"mas aku mau turun"

Dante pun melepaskan genggamannya dan berkata..

"nanti mau di jemput jam berapa.. ."

"tidak usah mas...nanti aku pulang sendiri"

Dante mengecup perlahan kening istrinya dan berkata..

"nanti jam 4 sore ku usahakan sudah menjemputmu, lalu kita mampir ke rumah ibu..pasti beliau sangat rindu dengan cheese cake buatanmu"

Selina merasa hangat dalam dadanya karna kecupan Dante.. Ia pun membalas kecupan itu pada pipi Dante..

"siap mas nanti ku buatkan cheese cake yang paling spesial untuk ibu" lalu turun dari mobil dan melambaikan tanganya ke arah mobil Dante yang melaju pergi meningalkannya..

Setelah mobil itu tidak nampak lagi di tikungan, Selina melangkahkan kakinya memasuki toko kuenya..