Istri Palsu

Istri Palsu

Zhefinca Ariel

Zhefinca Ariel, seorang penulis yang menyembunyikan identitas aslinya karena tidak ingin kehidupannya baik profesionalisme ataupun personalnya tercampur sehingga mengganggu kenyamanannya.

 

Siapa sangka, perempuan cantik berambut panjang tersebut ternyata sudah memiliki suami. Namun, bukan kehidupan rumah tangga yang normal yang sedang Zhefinca jalani, melainkan kehidupan pernikahan yang menurutnya begitu aneh.

 

Selama dua tahun menikah, Zhefinca hanya sekali bertemu suaminya pada saat acara pernikahan. Setelah itu keduanya memilih untuk menjalankan kehidupannya masing-masing tanpa saling mencampuri urusan masing-masing.

 

Dan hari ini adalah hari jadi pernikahan Zhefinca dengan Giovano. Namun karena tidak ada pesan khusus untuk hari ini, Zhefinca akan datang ke acara peluncuran buku terbarunya.

 

Toktok!

 

Kaca mobil Zhefinca di ketuk oleh seseorang yang wajahnya begitu asing, namun ia mengetahui siapa sosok tersebut.

 

“Turun dan ikut aku” nadanya terdengar seperti memerintah.

 

Zhefinca turun dari mobil, dan mengikuti Giovano dari belakangnya. Hingga langkah Giovano mendekati arah mobilnya, dan ia segera membuka bagasi tersebut.

 

“Ambil barang-barang ini” ucap Giovano datar.

 

Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir Zhefinca, bibirnya mengatup begitu saja. Ia hanya menuruti permintaan suaminya tersebut tanpa banyak drama.

 

Zhefinca membawa semua barang-barang pemberian suaminya sebagai hadiah di hari jadi pernikahan mereka. Bukan tanpa sebab, Giovano sengaja memberikan ini untuk mengelabuhi orangtuanya.

 

“Dulu anniversary pertama cuma dikirim lewat sopir, tumben yang ini diantar” Batin Zhefinca.

 

Setelah metelakkan barang dirumahnya, dia segera mengunci pintu dan meninggalkan rumah pemberian Giovano tersebut.

 

Di dalam mobilnya, Giovano tidak sendirian, dia bersama Rosa kekasihnya. Dan hadiah yang ia berikan tersebut adalah pilihan Rosa. Karena Rosa tidak ingin Giovano memberi barang-barang mewah untuk Zhefinca.

 

“Penampilannya dari dua tahun lalu tidak berubah, masih kampungan” ujar Rosa dengan sinis.

 

“Bukannya dia memang dari kampung?” sahut Giovano.

 

Keduanya meninggalkan rumah tersebut, lalu menuju pusat perbelanjaan dimana Zhefinca sedang berada di tempat tersebut untuk melangsungkan acara peluncuran buku.

 

Di tempat tersebut, Zhefinca segera merias dirinya, menggunakan pakaian yang sedikit formal, lalu tidak lupa ia menggunakan masker untuk menutupi wajahnya.

 

Acara berlangsung dengan lancar tanpa ada kendala, para penggemar Zhefinca sedang antri untuk mendapatkan tanda tangan di buku yang sudah mereka beli.

 

“Gio, bantu aku mendapatkan buku eksklusifnya” ucap Rosa.

 

“Kamu masih mengikuti karyanya?”

“Masih, semua karyanya menginsipirasi”

“Hmm, kamu tunggu di tempat biasanya, aku akan dapatkan apa yang kamu minta”

“Thanks baby” ucap Rosa lalu mengecup pipi Giovano.

 

Giovano dan Rosa tidak mengetahui siapa dibalik masker tersebut, yang karyanya begitu Rosa gemari. Dan siang ini Giovano bersama asistennya sedang mengantri untuk mendapatkan buku beserta tanda tangan tersebut.

 

“Zhe, CEO dari Veleura Corp menyela antrian. Tanda tangani dulu” ucap seorang di samping Zhefinca.

 

“Suamiku ternyata begitu menginginkan tanda tanganku” Batin Zhefinca lalu meraih buku tersebut dan menandatanganinya.

 

Tanda tangan dengan symbol ZA yang tidak diketahui oleh Giovano dan Rosa jika itu adalah inisial dari nama Zhefinca.

 

“Pak Gio, ini buku yang Bapak minta” ucap Arka.

“Hmm”

 

Giovano memegang buku tersebut lalu berjalan menuju tempat dimana Rosa telah menunggu. Berbeda dengan Giovano, Arka sedikit curiga dengan penulis tersebut, dia beberapa kali memperhatikan jika penulis itu begitu mirip dengan seseorang.

 

“Buku yang kamu minta” ucap Gio dengan memberikan buku itu kepada Rosa.

 

“Baby, kamu cepat sekali dapatnya?”

“Untuk kamu, aku bisa melalui jalan pintas”

“Thank you so much”

 

Rosa yang tidak sabar segera membuka buku tersebut, buku yang berisi tentang inspirasi wanita yang sering Rosa praktekkan di dunia nyata dan berhasil membuat Giovano merasa bangga dengan pola pikir Rosa.

 

Sementara di tempat lain, Zhefinca sedang mengemasi beberapa barang miliknya lalu segera meninggalkan pusat perbelanjaan tersebut.

 

Dalam perjalanannya Zhefinca sudah kembali menggunakan pakaian awal yang tadi ia gunakan sebelum acara berlangsung. Tidak terburu-buru untuk kembali kerumah, Zhefinca berhenti di sebuah kafe lalu membeli kopi dan sepotong roti untuk mengisi perutnya.

 

Zhefinca melihat beberapa pengunjung kafe tersebut tengah membaca bukunya, dia hanya tersenyum bangga melihat karyanya begitu diminati.

 

Tidak hanya itu, Zhefinca juga bisa menikmati hidupnya tanpa dikejar-kejar penggemar, karena saat dia maju sebagai penulis, orang lebih mengenalnya sebagai ‘Ariel’.

 

Setelah pesanannya ia terima, Zhefinca segera meningalkan tempat tersebut dan melanjutkan perjalanannya hingga kerumah.

 

.

.

 

Sore itu, Rosa meninggalkan Giovano di restoran dan memilih untuk menjemput sahabat lamanya di bandara. Mereka saling mengenal satu sama lain ketika Rosa tengah mengejar pendidikannya di luar negeri.

 

Lukas adalah seorang pria yang kehadirannya tidak diinginkan oleh Giovano, karena Rosa pasti akan fokus dengan Lukas dibandingkan dengan dirinya.

 

Ting! Ponsel Giovano berdering.

 

“Mama telepon Zhefinca tidak diangkat, apa weekend begini kalian masih sibuk?”

“Damn”

 

Giovano segera memberi kode kepada Arka untuk meninggalkan restoran tersebut, dan menuju kerumah Zhefinca.

 

Merasa diabaikan oleh Rosa, tangan Giovano mengepal. Dia menghubungi Rosa hingga dua kali dan tidak ada jawaban dari perempuan yang ia cintai tersebut.

 

Tiba dirumah Zhefinca, Giovano yang hendak masuk terhalang oleh pintu yang terkunci rapat.

 

Giovano segera menghubungi Zhefinca namun hasilnya nihil, perempuan yang usianya terpaut begitu jauh tersebut tidak mengangkat teleponnya.

 

“Arka, dobrak” ucap Gio dengan memerintah.

 

Tidak menunggu lama, Arka mendobrak pintu rumah Zhefinca lalu mempersilahkan Giovano untuk masuk.

 

“Zhefinca!” Panggil Gio denga suara baritonnya yang terdengar menggelegar.

 

Giovano masuk kedalam kamar Zhefinca, dan melihatnya tengah tertidur pulas. Tanpa menunggu aba-aba Giovano menarik dan membuat Zhefinca duduk begitu saja, sehingga membuat Zhefinca bangun dalam keadaan terkejut.

 

 

“Telepon balik mama, sekarang” ucap Gio dingin.

 

Sedangan Zhefinca yang masih terkejut dia berusaha mencerna kalimat Giovano. Zhefinca mengambil ponselnya diatas nakas, kemudian menghubungi ibu mertuanya.

 

“Zhefinca, selamat ya. Hari ini anniversary kalian” – Ibu mertua

“Terimakasih Ma” – Zhefinca

“Dimana suami mu?” – Ibu mertua

“Ada ma” – Zhefinca

 

Zhefinca menyerahkan ponsel kepada Giovano, lalu dia duduk dengan menunduk karena kepalanya begitu pusing akibat terkejut saat bangun.

 

Giovano melemparkan ponsel Zhefinca di sebelahnya, lalu kakinya melangkah keluar kamar namun sampai di ambang pintu, Langkah tersebut berhenti. Giovano menoleh kearah Zhefinca yang masih duduk dengan menunduk.

 

“Pintu depan akan segera di perbaiki” ucap Gio dengan nada yang dingin.

 

Zhefinca tidak merespon sedikitpun, dia hanya diam. Lalu Giovano meninggalkan kamar tersebut dan melenggang keluar.

 

Mereka memang di paksa untuk menikah, meski keduanya pernah menolak, tapi pada akhirnya mereka tetap menikah juga. Namun Giovano tidak pernah mengakui Zhefinca sebagai istrinya, sedangkan Zhefinca dia sudah tidak peduli dengan apapun yang berhubungan dengan Giovano.

 

Zhefinca yang menunduk ternyata tertidur, dan tubuhnya tiba-tiba ambruk begitu saja dengan posisi kaki masih menggantung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!