NovelToon NovelToon
Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Wanita Karir / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mama nayfa

" Tolong Duk, kakek titip mereka padamu, kakek takut tak mampu lagi bertahan di dunia yang keras ini kasihan mereka jika kakek sudah tiada." ucap pria tua itu kepada ku, aku melihat ke arah dua anak kecil saling bergandengan, mata mereka yang biru safir menatapku dengan harap.
" Baiklah kek, saya akan menjaga mereka, tapi saya minta maaf saya tidak bisa memberikan mereka fasilitas, kakek tau kan keadaan saya juga sedang sulit." Ucapku jujur dan kake itu mengangguk.
" Saya percaya padamu Duk, saya titip mereka, dan terimakasih..." ucap pria tua itu dan pergi meninggalkan kedua anak kecil itu di hadapanku, mata mereka yang tajam serta indah, membuat siapa saja akan merasa tak tega. dua Anka kecil yang ku bawa pulang membuat kehidupan ku berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hasil panen pertama

" Cilng..." suara notifikasi yang terdengar.

" Apa itu?" ucapku terkejut.

" Silakan berkunjung ke ruang virtual, misi akan di kirim setelah sampai di dunia virtual." ucap suara sistem, Antika dan Aldi saling pandang.

" Kita coba ma," ucap mas aldi kemudian, Aldi menggenggam jemari istrinya, tak lupa cincin itu mereka elus bersamaan, dan benar saja mereka sampai di sebuah perdesaan mungkin, tanah yang lembab seperti sudah di gempur dan cukup luas sekita 3 hektar ukuran tanah itu, dan sudah ada tanaman mangga yang sudah berbuah, di sisi kanan ada sungai yang airnya mengalir, sangat jernih.

" Selamat datang tuan nyonya, ini kebun tuan dan nyonya, hasilnya bisa di jual di dunia tuan dan nyonya atau di jual ke ruang virtual untuk mendapatkan koin kusus untuk di tukarkan berbagai benda yang di butuhkan."Suara sistem terdengar, menjelaskan kegunaan ruangan itu.

" Tanah ini sudah di gempur?! Apakah ada warga lain yang tinggal disini." tanyaku penasaran.

" Tidak ada, saat tuan dan nyonya masuk tanah di ruang virtual ini otomatis akan berkerja sendiri, namun tidak bisa menghasilkan tanaman, hanya tanaman yang tuan atau nyonya tanam sendiri yang bisa menghasilkan bunga atau buah yang bisa di jual." Ucapnya lagi panjang kali lebar, Antika dan Aldi mulai mengerti.

" Baiklah, kita menanam apa dulu tapi bibitnya?" Ucap semangat Antika, namun tiba-tiba dia sadar sesuatu.

" Anda bisa mencari bibitnya di dunia asal tuan dan nyonya, dunia virtual hanya menyediakan media tanamnya aja," ucap sistem lagi.

" Ternyata begitu,...ini sudah malam apakah bisa besok aja menamnya?" Tanya ku, karena baru sadar waktunya.

" Maaf tidak bisa, jika sistem memberikan notifikasi, saat itu juga nyonya dan tuan mengerjakan tugasnya, tanah di ruangan ini sangat subur apapun yang di tanam bisa, kecuali benda keras dan tumpul." Penjelasannya kembali.

" Tunggu saya balik ke rumah dulu." ucap Antika namun tiba-tiba dia menoleh ke suaminya.

" Mas kita pulang dulu, kita lihat apa yang ada di dapur." ucapku menggenggam jemari suamiku, detik kemudian mereka sudah pindah ke dapur.

Antika mencari, sayuran yang dia rendam di baskom, yang rencananya dia masak besok, tak lupa Antika melihat lombok dan tomat, di ambilnya sedikit-sedikit entah bisa atau gak Antika mengumpulkannya dan ingin mencoba dulu.

Detik kemudian mereka sudah kembali, dan membawa beberapa bahan yang hendak Antika dan suaminya coba.

" Ini bisa gak?" tanya Antika menunjukan isi plastik yang dia bawa.

" Bisa, satu baris satu jenis tidak bisa campur." Jelas suara sistem.

" Baiklah kita coba mas,." ucapku semangat.

" Sini dek mas tanam tomatnya." Aldi menawarkan diri, dia hendak turun dari kursinya namun Antika tahan.

"Mas mau apa, udah mas duduk aja gak usah memaksa mas, biar Tika sendiri bisa kok." ucap ku, tak tega aku melihat keadaan suamiku.

" Jangan lupa menyiramnya," suara yang sudah tak asing lagi bagi Antika.

" Nah sekarang giliran tomat." ucapku semangat ku lihat suamiku yang memandangiku yang sedang asik berkebun.

 Sepuluh menit kemudian Antika sudah selesai menam semua apa yang dia bawa, awalnya meragu, ternyata bisa, tapi hanya tiga baris yang baru bisa di tanam.

Setelah menyiram, Antika tak sengaja matanya menangkap pantulan matahari manja di sebuah genangan air, tak jauh dari sungai kecil.

Antika memperhatikan genangan air itu, ternyata di sekeliling batu kerikil yang terendam, ada air yang keluar seperti bergerak-gerak menaik di sela bebatuan itu.

" Mata air bukan sih? Mana bening banget lagi." ucap Maria heran, pandangannya tak lepas dari air itu.

" Mas...." Teriakku dari tempatku berjongkok, aku berlari menghampiri suami ku dan membawanya mendekati genangan air yang ku temukan.

" Kemana ma?" Tanya Aldi khawatir, Aldi berusaha mendorong kursinya sendiri.

" Biar Tika bantu ya mas, kesana, ada genangan air tapi sepertinya itu bukan genangan air aja sepertinya itu mata air, " Cerocos ku tanpa henti, suamiku hanya diam saja mendengar ocehanku.

" Nah..sampai...sebentar," Ucapku sambil mendorong pelan kursi roda suamiku, mendekat di samping genangan air yang dikelilingi oleh bebatuan yang tertata rapi, di dalam genangan itu juga ada batu kerikil yang melingkari sumber mata air yang terus mengeluarkan air tanpa henti.

" Benar...sepertinya ini mata air, ma, coba ambilkan airnya sedikit sepertinya segar jika di minum." Ucap mas Aldi, aku pun mencari daun pisang yang ada di sekeliling kebun itu, ku ambilkan suamiku air itu sedikit, dan menyerahkannya.

Antika menunggu reaksi suaminya yang meminumnya, namun rasa penasarannya pun tak bisa iya tahan, dia ikut mencoba meminumnya dengan mengatupkan kedua tangannya, mengambil sedikit air itu dan meminumnya, mata Antika berbinar senang dan menatap suaminya yang tersenyum juga padanya.

" Wah ...seger banget air nya mas, seperti ada gula nya, manis dan enak banget." Ucapku antusias, mas Aldi pun tersenyum dan mengangguk membenarkan ucapanku.

" Hai bolehkah saya memanggilmu Tejo." Teriakku.

" Terserah nyonya saja." Jawabnya.

" Baiklah, ku panggil kamu Tejo aja, biar gak ribet." ucap ku.

" Misi pertama bertanam berhasil, tunggu hasil panen Dua jam kemudian, hasil panen bisa di jual di akun untuk mendapatkan poin atau di jual di dunia lain, hasil panen yang belum sempat di jual bisa di simpan di rumah panggung atau gudang.

" Level 0 sampai level 3 bisa bertanam dengan tanaman batas waktu dua jam, mendapatkan poin 250, misi upgrade pertama minimal 3000 poin, poin bisa di gunakan untuk mengupgrade mempercepat waktu tanam atau memperluas gudang penyimpanan, poin yang terkumpul bisa di tukar juga dengan aneka benda atau barang yang di butuhkan sesuai dengan level dan jumlah poin, tidak perlu khawatir setiap misi akan mendapatkan poin dan upgrade level." Tejo menjelaskan tentang misi dan poin yang di dapat serta cara mengupgrade nya menaikan level, gambar yang abu-abu akan terbuka jika misi tercapai dan poin bisa di gunakan.

" Baik terimakasih atas penjelasannya, apakah ini misi untuk kami berdua? Atau perorangan?!" Tanya ku lagi dengan rasa penasaran.

" Tuan dan nyonya." Ucap Tejo singkat.

" Baik lah, saya mau kembali dulu ke rumah, ini kebun saya tinggal tak apa kan?!" Tanya ku lagi, maaf jika cerewet, karena suami saya pendiam.

"Silahkan tuan dan nyonya, oh iya tuan silahkan konsumsi air dari mata air itu, air di ruangan ini bisa menghilangkan rasa lelah dan memperbaiki jaringan otot serta nutrisi yang terkandung sangat baik untuk pemulihan." Ucap Tejo menjelaskan manfaat air yang langsung dari sumbernya.

Antika dan Aldi saling pandang, terkejut, tapi terjawab sudah rasa heran mereka tadi setelah meminum air itu, rasa lelah dan nyeri di kaki Aldi berlangsung membaik tidak merasakan Krama atau nyeri saat melewati jalan yang tidak rata.

" Terimakasih Tejo, jadi aman ya jika saya meminumnya langsung." Mas Aldi tersenyum senang, dia bertanya.

" Bisa tuan, asal langsung dari sumber mata airnya" Jawab Tejo, Antika dan Aldi tersenyum senang, mereka pamit setelah berucap terimakasih.

" Mas...mama, ini kan harta panji dan Adam apa kita buatkan usaha biar harta mereka bisa bermanfaat untuk mereka kelak." Usul ku kepada suami, saat ini aku dan suami sudah di dalam kamar.

" Bisa tapi mama harus berhenti kerja, soalnya mas gak bisa kalau usaha sendiri, fisik mas..."Ucap mas Aldi sedih dan menunduk saat mengucapkan kata yang terakhir, usulnya.

" Iya nanti mama berhenti, tapi mama bingung, hasil panen nanti kita jual di ruang virtual atau di dunia kita?" Ucapku, dan benar saja suamiku juga bingung memikirkan itu.

" Itu yang mama tanam kan lombok tomat ya, coba nanti kita bawa sedikit ke sini dan kita jual perbungkus ( harga rakyat ) atau kita jual ke mbok Iyah kan bisa, ma." Usul mas Aldi, tiba-tiba.

" Betul juga mas, nanti kita lihat seberapa banyak hasil panennya, kita kan gak tau soalnya hanya ada tiga baris tanah yang kita tanam, itu tanahnya berapa sih mas kok kayanya luas banget tapi sayang masih berpagar." Ucapku yang bingung.

" Gak tau, nanti kan ada pemberitahuannya ma, solanya di layar milik mas belum ada terlihat apa-apa hanya status nama." Jawab mas Aldi.

Malam mulai larut, Antika dan Aldi kembali lagi ke kebun mereka, melihat hasil panennya yang ajaib itu, sampai ke kebun mata Antika dan Aldi sama-sama tak bis berbohong mereka sangat terkejut hasil kebun mereka, pohon lombok yang yang tidak biasa, buahnya sangat rimbun, cabangnya pun sangking banyaknya hingga terlihat sekali seperti payung poho, sangking rimbunnya gak ada celah, kecuali buahnya di petik.

Bukan hanya lombok, tomat pun sama warna merah menyala memenuhi pohon itu hingga sampai tak terlihat dedaunannya.

Kangkung yang di tanam Antika pun sangat lebat, saat mereka masih terkejut tiba-tiba mas Aldi bersuara membuyarkan lamunan Antika.

" Ini memanenya gimana banyak sekali!" ucap heran dan bingung suami Antika.

" Iya-iya gimana cara panennya, kalo manual pasti butuh waktu seharian." Antika menarik nafas panjang dan menghembuskan ya secara kasar.

" Tejo,...ini gimana cara panennya? Kamu gak suruh aku dan suamiku memanen secara manual kan??" Teriakku, bertanya pada Tejo.

" Tidak perlu nyonya, di dalam gudang sudah ada wadah kusus untuk buah yang nyonya dan tuan panen dan ada sebuah karung kusus untuk menyambung sayur mayur yang tuan panen. silahkan ke gudang untuk melihat, untuk caranya memanen tuan dan nyonya cukup berdiri di setiap baris tanah yang tanamannya siap panen, cukup mengibaskan telapak tangan tuan dan nyonya, jangan lupa sediakan dulu wadahnya sebelum memanen." Jawab Tejo panjang lebar, ternyata sudah tersedia semua di gudang, Antika dan Aldi saling pandang dan mulai berjalan ke arah gudang.

" Wah ini sekali angkut nih?" tanya Antika saat melihat tumpukan box yang menjulang tinggi, terlihat ada sebuah tali yang mengikat.

" Sebentar mas Tika lepas dulu ikatannya." Ucap Antika namun langkahnya terhenti karena Tejo sudah bersuara kembali.

" Nyonya tidak perlu melepasnya, nyonya cukup menyentuhnya saja, nanti wadah yang di butuhkan akan pindah tersendiri hanya perlu bayangkan untuk apa wadahnya." Tejo memberi tahu cara kerja wadah itu, Antika dan Aldi semakin heran namun mereka tak ada waktu.

Dengan cara yang di beritahu oleh Tejo, mereka berdua berjalan beriringan.

" Mas ke tomat atau lombok? Atau kangkung?!" Tanya ku ada suamiku yang kini sudah di hadapan wadah untuk panen.

" Lombok aja ma dan kangkung, mama tomat aja ya." Jawab Aldi.

" Iya sudah..ayo kita kerjakan.

MEreka menyentuh masing-masing wadah yang di butuhkan, dan benar saja saat di sentuh wadah itu langsung berkurang, setelah selesai Antika dan Aldi kembali ke kebun itu dan memanenya dengan cara yang di beritahu oleh Tejo.

Lima belas Peti tomat, dua puluh peti lombok, dan sepuluh karung kangkung dengan ikatan cukup besar, Antika dan Aldi saling pandang kembali, melihat hasil yang tak bisa mereka bayarkan sebelumnya, mereka kira hanya beberapa ikat kangkung dan beberapa kilo aja tomat dan lombok, namun di hadapan mereka peti-peti tersusun rapi sesuai jenisnya.

1
Dewiendahsetiowati
ditunggu kelanjutannya thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Mama nayfa: Terimakasih kak sudah mampir, mohon dukungan nya ya kak, mudahan suka dengan ceritanya😊🙏
total 1 replies
Andira Rahmawati
makasih byk thorrr🥰😍❤️❤️❤️👍👍
Andira Rahmawati
mantap....👍👍👍
Andira Rahmawati
lanjut thorr..trusss semangat 💪💪💪💪
Andira Rahmawati
semoga mas aldi nya sembuh min7m air ajaib nya ☺️☺️
Andira Rahmawati
lanjuttt
Andira Rahmawati
mantapp..bisa jadi juragan sayur"an nanti..
lanjut thorrr...trus semangat..💪💪🥰
Andira Rahmawati
lanjuttt thorrr trussss semangatt💪💪💪💪😍😍😍❤️❤️❤️
Mama nayfa: Terimakasih kak,..jangan lupa tinggalkan jejak ya kak agar author nya semangatt update, jangan lupa tipnya jika berkenan🤭🤭🤭
total 1 replies
Andira Rahmawati
luarr biasa..
Mama nayfa: jangan lupa tinggalkan jejak ya kak🙏
total 1 replies
Andira Rahmawati
kapan sistemnya ada..thorr..
lanjuttt
Mama nayfa: terimakasih kak sudah mampir,...nanti kita lihat perjalannya kak.
Mama nayfa: terimakasih kak sudah mampir,...nanti kita lihat perjalannya kak.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!