NovelToon NovelToon
Takdir Sang Pewaris Terbuang

Takdir Sang Pewaris Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di tengah hiruk pikuk kota modern Silverhaven, Jay Valerius menjalani hidupnya sebagai seorang menantu yang dipandang sebelah mata. Bagi keluarga Tremaine, ia adalah suami tak berguna bagi putri mereka Elara. Seorang pria tanpa pekerjaan dan ambisi yang nasibnya hanya menumpang hidup.

Namun, di balik penampilannya yang biasa, Jay menyimpan rahasia warisan keluarganya yang telah berusia ribuan tahun: Cincin Valerius. Artefak misterius ini bukanlah benda sihir, melainkan sebuah arsip kuno yang memberinya akses instan ke seluruh pengetahuan dan keahlian para leluhurnya mulai dari tabib jenius, ahli strategi perang, hingga pakar keuangan ulung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Sembilan Harta Karun Naga

Keputusan Elara disambut dengan ledakan amarah.

"KAU SUDAH GILA, ELARA?" raung Lyra, mencengkeram lengan putrinya. "Kau akan membiarkan pecundang ini membunuh ibuku dengan omong kosongnya?"

"Ini bukan hanya omong kosong, ini tindakan kriminal!" sela Kevin dengan nada profesional yang marah. Ia menatap Jay dengan jijik. "Sebagai dokter, aku tidak akan pernah membiarkan ini terjadi. Dokter, Anda harus menghentikan ini!"

Dokter kepala itu tampak serba salah, terjebak di antara etika medis dan keputusasaan sebuah keluarga. "Nyonya Tremaine, suami Anda tidak memiliki kualifikasi medis. Rumah sakit bisa dituntut jika terjadi sesuatu."

Di tengah kekacauan itu, Elara berdiri teguh. Keputusan yang ia ambil memberinya kekuatan aneh yang belum pernah ia rasakan. "Dokter," katanya dengan suara yang jelas, menatap langsung ke mata sang dokter. "Anda sendiri yang bilang sudah tidak ada harapan, bahwa kami harus bersiap untuk kemungkinan terburuk. Jika memang sudah tidak ada harapan, apa ruginya kami mencoba? Saya, sebagai perwakilan keluarga, akan menandatangani surat pernyataan apa pun, membebaskan rumah sakit dari semua tanggung jawab."

Argumen itu membungkam mereka semua. Secara hukum, itu adalah jalan keluar bagi pihak rumah sakit. Dokter itu ragu sejenak, lalu mengangguk pasrah. "Baiklah. Tapi semua risiko ada di tangan Anda."

Kevin menatap Elara tak percaya. "Elara, sadarlah!"

Tapi Elara tidak lagi mendengarkan. Ia menoleh pada Jay. "Apa yang kau butuhkan?"

Kevin tertawa sinis. "Benar. Sekarang di mana kau akan mencari 'herbal ajaib' dan jarum perak pada jam sepuluh malam seperti ini? Apotek sudah tutup, dukunmu juga mungkin sudah tidur."

Jay tidak menghiraukan cemoohan itu. Ia mengeluarkan sebuah ponsel tua dari sakunya, model lama yang layarnya bahkan tidak berwarna. Ia menekan beberapa tombol panggil cepat.

Panggilan itu tersambung. "Paman Chen, ini aku," kata Jay pelan, suaranya terdengar berbeda, lebih tegas. "Aku butuh 'Sembilan Harta Karun Naga'. Segera. Kirim ke lobi Rumah Sakit Pusat Silverhaven. Ini darurat."

Hanya itu. Ia tidak menunggu jawaban dan langsung menutup telepon.

"Paman Chen? Sembilan Harta Karun Naga?" Kevin menggelengkan kepalanya dengan iba. "Drama macam apa lagi ini?"

Keluarga Tremaine menatap Jay seolah ia orang aneh, menunggu lelucon ini berakhir. Namun, kurang dari lima belas menit kemudian, seorang pria paruh baya berjaket kurir sederhana masuk ke lobi. Ia membawa sebuah kotak kayu tua yang dipernis gelap. Ia melihat sekeliling, matanya bertemu dengan Jay, lalu ia berjalan mendekat.

"Tuan," katanya dengan nada hormat yang aneh, menyerahkan kotak itu. Ia membungkuk sedikit sebelum berbalik dan pergi tanpa sepatah kata pun.

Seluruh proses itu begitu cepat dan efisien hingga terasa sureal. Kotak kayu di tangan Jay terasa berat dan nyata.

Dengan izin yang enggan dari perawat, Jay membawa kotak itu ke ruang ICU. "Hanya Elara yang boleh masuk," katanya tegas.

Lyra dan Kevin terpaksa menunggu di luar, mengamati lewat jendela kaca dengan amarah dan rasa penasaran yang saling bertentangan.

Di dalam ruangan, Jay membuka kotak itu. Aroma herbal yang kuat, tanah, dan rempah langsung memenuhi udara. Di dalamnya, terbungkus kain sutra, terdapat sembilan jenis akar dan daun kering yang tampak aneh, serta satu set jarum perak panjang yang berkilau redup di bawah cahaya lampu ICU.

Dengan ketenangan seorang ahli bedah, Jay mulai bekerja. Ia memasukkan beberapa jenis herbal ke dalam ketel listrik kecil yang ia minta dari perawat, menyeduhnya dengan air panas. Sementara menunggu, ia mengambil jarum perak.

Elara menahan napas. Ia melihat suaminya yang biasanya hanya terampil memegang sapu, kini memegang jarum-jarum tajam itu dengan keanggunan. Tanpa ragu, ia menusukkan jarum pertama di titik antara ibu jari dan telunjuk neneknya. Lalu di pergelangan tangan, leher, dan di sekitar dada. Setiap tusukan tepat, cepat, dan tanpa keraguan.

Di luar, Kevin menempelkan wajahnya ke kaca. "Gila! Dia menusuk titik Neiguan dan Shenmen! Itu titik vital! Salah sedikit saja bisa menghentikan jantungnya!"

Lyra hampir pingsan karena ngeri.

Jay mengabaikan dunia luar. Setelah semua jarum terpasang, ia menuangkan ramuan herbal yang sudah jadi ke dalam cangkir. Uapnya yang beraroma aneh terasa pekat. Dengan lembut, ia membuka sedikit mulut sang nenek dan meneteskan cairan itu perlahan-lahan.

Semua hening. Yang terdengar hanyalah bunyi monoton dari monitor jantung di samping ranjang.

Bip... bip... bip...

Bunyinya lemah dan tidak teratur. Angka di layar menunjukkan detak jantung di 45, tekanan darah sangat rendah. Garis di monitor tampak kacau. Itu adalah ritme kematian.

Jay berdiri diam di samping ranjang, matanya terpejam seolah sedang berkonsentrasi.

Satu menit berlalu. Tidak ada perubahan.

Dua menit. Lyra mulai menangis histeris di luar.

Lalu, sesuatu terjadi.

Bip... Bip... Bip...

Bunyi itu menjadi sedikit lebih kuat. Garis di monitor yang tadinya kacau mulai membentuk pola yang lebih teratur.

Mata Kevin membelalak. Angka detak jantung perlahan naik. 48... 52... 55...

Tekanan darah juga merangkak naik.

Bip... Bip... Bip... Bip...

Ritme itu semakin stabil, semakin kuat. Detak jantung kini mencapai 65. Garis di monitor kini menunjukkan ritme sinus yang normal dan sehat. Wajah Nyonya Besar Tremaine yang tadinya pucat kebiruan, perlahan mulai dialiri warna merah samar.

Di luar jendela, rahang Kevin jatuh terbuka. Ia menatap angka-angka di monitor, lalu menatap Jay, lalu kembali ke monitor. Itu tidak mungkin. Secara medis, itu sama sekali tidak mungkin.

Dokter kepala yang ikut mengamati dari lorong juga membeku di tempat, matanya terpaku pada layar monitor yang kini menampilkan tanda-tanda kehidupan yang stabil.

dengan suara yang jelas dan mantap dari monitor jantung.

Bip... Bip... Bip...

Sebuah suara yang beberapa menit lalu mereka yakini tidak akan pernah mereka dengar lagi. Suara kehidupan yang direbut kembali dari ambang kematian oleh seorang menantu yang mereka anggap tak berguna.

1
Reza
up yg banyak thorr
Sang_Imajinasi: siap 💪💪
total 1 replies
Reza
seruu
Sang_Imajinasi: seru donk 🤣
total 1 replies
Reza
lanjut thorr🙏
Sang_Imajinasi: siapp💪
total 1 replies
Reza
baguss 😍
Sang_Imajinasi: okehhh🤭
total 1 replies
Glastor Roy
update ya torrr ku
Sang_Imajinasi: siap😍
total 1 replies
Reza
lanjut Thor seruu
Sang_Imajinasi: lanjut donk 💪
total 1 replies
Reza
lanjut thorrr
Sang_Imajinasi: okehhhh
total 1 replies
Reza
lanjut, bagus
Sang_Imajinasi: sippp 🤭
total 1 replies
Reza
baguss
Sang_Imajinasi: jelas dong😍
total 1 replies
Alex Hutagalung
lanjut thorrr
Depressed: ayo baca novel ku yang berjudul iblis penyerap darah kak, kali aja suka sama cerita nya.
total 1 replies
Glastor Roy
masih up nanti kan torku yg baik hati
Sang_Imajinasi: masih donk
total 1 replies
Glastor Roy
seru kali torku
Dedi
lanjut Thor, jadi penasaran😉
Sang_Imajinasi: siap lanjut
total 1 replies
Dedi
mntap
Sang_Imajinasi: mantap donk
total 1 replies
Sheryn
bagus Thor, semangat lanjutkan
Sang_Imajinasi: okehh
total 1 replies
Sheryn
tukang pel ga tu /Facepalm/
Sang_Imajinasi: hehe /Facepalm/
total 1 replies
Fitriani
mantapppp
Sang_Imajinasi: mantap donk
total 1 replies
Fitriani
ini mah bagus cerita nya, bikin penasaran. lanjut Thor/Applaud/
Sang_Imajinasi: iya donk /CoolGuy//CoolGuy/
total 1 replies
Fitriani
seruu juga
Depressed: ayo baca novel ku yang berjudul iblis penyerap darah kak, kali aja suka sama cerita nya.
total 1 replies
Indah Ratna
josss cerita nya
Depressed: ayo baca novel ku yang berjudul iblis penyerap darah kak, kali aja suka sama cerita nya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!