Jangan mampir di masjid ini. Sudah banyak yang mengalaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Konten Kreator
Edo sudah jalan tiga tahun lebih menjadi seorang konten kreator. Karena ia punya background bekerja di sebuah perusahaan media cetak Edo memilih untuk membuat konten tentang berita. Dimana Edo berlaku sebagai seorang reporter atau investigator.
Edo mempunyai acara di platform YouTube, tiktok dan Instagram dengan nama Mata Edo. Terutama di YouTube yang subscriber nya sudah mencapai lebih dari satu juta orang.
Mata Edo menyajikan berita-berita misteri dan horor. Yang diangkat dari peristiwa nyata yang benar-benar ada. Dimana Edo akan mengupas keseluruhan ceritanya dengan real.
Edo akan terjun ke lapangan untuk mendapatkan berita yang akan ditayangkan di channel Mata Edo. Edo akan memburu kisah original yang sudah viral secara simpang siur. Mengorek sejarah kebenaran hingga patut disampaikan kepada khalayak dengan jujur tanpa tambahan bumbu apa pun.
Itu juga lah yang membuat Edo kembali menemui Daud setelah lima tahun sama sekali tidak bertemu.
"Jadi kamu sekarang main YouTube?",
"Berapa penghasilannya?",
"Lumayan mas kalau yang nonton banyak dapatnya juga bisa banyak",
"Mas Daud bikin saja mas gampang biar aku ajari cara-caranya",
"Tidak usah lah Do",
"Aku tidak tertarik dengan yang seperti itu",
"Kamu mau nanya apa Do?",
"Tentang masjid",
Masjid yang Edo maksud adalah masjid berhantu yang kisahnya sudah booming dari waktu ke waktu. Baru-baru ini fenomena teror masjid berhantu itu kembali muncul. Konon kabarnya masjid berhantu itu sering menampakkan diri di sepanjang pinggir jalan raya antara kota W dengan perbatasan ibu kota. Itu lah kenapa Edo menemui Daud.
"Apa mas Daud tahu?",
"Atau mungkin pernah mengalaminya sendiri?",
"Jadi kamu mau menyelidiki tentang masjid berhantu itu?",
"Kalau aku pribadi belum pernah mengalaminya",
"Tapi aku tahu siapa-siapa yang pernah bercerita dan mengalami sendiri kejadian gaib itu",
"Kamu tahu darimana tentang masjid berhantu?",
"Kemarin baru viral lagi di tiktok mas",
"Aku cari di google ternyata dari tahun seribu sembilan ratus sembilan puluhan kisah masjid berhantu itu sudah ada",
"Beritanya sempat dimuat di surat kabar dan sampai disiarkan di televisi",
"Bantu aku untuk menelusuri nya mas",
"Mendengar kamu bercerita dengan semangat seperti itu aku juga jadi ikut penasaran Do",
"Aku akan membantu mu",
Daud bersedia menolong Edo untuk melakukan investigasi terhadap kebenaran masjid berhantu.
Daud dan Edo menyusun rencana. Daud mengambil selembar kertas A4 yang masih kosong. Ia menuliskan nama-nama orang yang dikenalnya yang pernah bercerita sebagai narasumber tentang masjid berhantu. Ataupun sebagai orang pertama atau kedua yang pernah mendengar pengalaman mengerikan itu diceritakan dari sumber aslinya. Daud menuliskannya dari alamat yang paling dekat terdahulu.
"Ini nama-nama orang yang aku tahu",
"Dari mereka mungkin akan ada lagi nama yang baru",
"Terimakasih sekali mas",
"Tapi nanti mas Daud ikut ke tempat alamat orang-orang yang sudah dicatat ini kan?",
"Ya iya aku ikut",
"Aku bantu kamu sampai selesai di alamat terakhir",
"Sebelumnya terimakasih mas jadi merepotkan",
"Aku juga terimakasih Do jadi ada kerjaan, kemarin-kemarin aku mancing terus ya lama-lama juga jadi bosan",
"Mas Daud cocoknya jadi wartawan mas tidak usah kerjakan yang lain",
"Maunya juga begitu Do",
"Tapi kalau tabunganku semakin menipis ya mau harus mau tetap usaha yang lain",
"Pokoknya jangan sampai menganggur luntang lantung apalagi anak muda seperti kamu Do",
"Kamu bikin konten dan segala macamnya itu bagus",
Edo sendiri cukup terkejut mendengar pernyataan bahwa kemarin-kemarin Daud sempat ikut pergi memancing. Daud tidak doyan makan ikan.
