NovelToon NovelToon
When The Webtoon Comes Alive

When The Webtoon Comes Alive

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Percintaan Konglomerat / Teen School/College / Fantasi Wanita / Transmigrasi / Cewek Gendut
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anastasia

Evelyn, penulis webtoon yang tertutup dan kesepian, tiba-tiba terjebak dalam dunia ciptaannya sendiri yang berjudul Kesatria Cinta. Tapi alih-alih menjadi tokoh utama yang memesona, ia justru bangun sebagai Olivia, karakter pendukung yang dilupakan: gadis gemuk berbobot 90kg, berkacamata bulat, dan wajah penuh bintik.

Saat membuka mata, Olivia berdiri di atas atap sekolah dengan wajah berantakan, baju basah oleh susu, dan tatapan penuh ejekan dari siswa di bawah. Evelyn kini harus bertahan dalam naskahnya sendiri, menghindari tragedi yang ia tulis, dan mungkin… menemukan cinta yang bahkan tak pernah ia harapkan.

Apakah ia bisa mengubah akhir cerita sebagai Olivia? Atau justru terjebak dalam kisah yang ia ciptakan sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8.Menikmati hidup sebagai Oliv.

Setelah penyerahan kunci yang bersejarah itu, suasana di halaman rumah menjadi meriah dengan tawa dan candaan.

Setelah mobil di bawa pergi, Mark terus memandangi mobil kesayangannya.

Mark, dengan wajah cemberut yang dibuat-buat, berkata,"Aku minta mama untuk dibelikan mobil baru ."

Sambil berjalan masuk kedalam rumah, ia terus memanggil mamanya.

"Mama..! " Serunya.

Sedangkan saat ini Oliv dan Mark, masuk kedalam mobil dan sekarang mobil melaju menyusuri jalanan kota, angin sore masuk dari jendela yang sedikit terbuka. Oliv tampak begitu bahagia, bukan karena sekadar mobil mewah, tapi karena pengakuan kemenangan kecil yang berarti dan sekarang Evelyn bisa membuktikan yang terjadi pada cerita yang ia buat bisa dia rubah.

Erik melirik sekilas ke adiknya."Aku kira kamu tidak bisa menurunkan berat badanmu dalam jangka waktu yang kalian sepakati, ternyata kakak salah kamu hebat! "Ucap Erik sambil mengusap rambut adiknya.

Oliv tersenyum, lalu menyenderkan kepala ke jendela. " Pengorbanan ku sepadan dengan apa yang aku dapat, mungkin dirumah kakak Mark merengek pada mama untuk minta uang jajan dilebihkan . "

"Kau benar!, mama pasti nanti marah di hubungi terus oleh Mark"

Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, mengobrol tentang yang dilakukan saudara mereka.

Sekarang Evelyn menikmati kehidupan yang ia inginkan di dunia nyata yang tidak terwujud, memiliki keluarga kaya, kakak yang memanjakan nya dan teman yang selalu disisinya. Semua ia rasakan setelah menjadi Oliv karakter pendukung yang tak penting, yang selalu berada disamping karakter utama wanita.

Tapi sebenarnya kehidupan Oliv adalah yang diimpikan Evelyn, mobil Mark pun akhirnya sampai ke sebuah pusat belanja.

"Kenapa kita disini? "

"Kita sudah lama tidak pergi shopping bareng, kamu bantu kakak untuk memilihkan pakaian yang cocok untuk kakak"

"Males ah!, tidak ada imbalannya capek! "

"Tenang saja!, kamu boleh pilih apa saja yang kamu mau"

"Benar kak! " Serunya dengan mata melebar.

"Tentu saja, aku ingin menyenangkan adikku yang imut ini" Ucap Erik sambil mencubit pipi Oliv.

Akhirnya mobil mereka berdua masuk kedalam parkiran mobil di pusat perbelanjaan yang ada di kota itu,perasaan Oliv menjadi bersemangat.

Oliv dan Erik akhirnya masuk ke pusat belanja terbesar di kota, pintu kaca otomatis terbuka menyambut langkah mereka.

Udara dingin dari pendingin ruangan menyapu wajah mereka, kontras dengan teriknya panas luar.

Lampu-lampu terang memantul di lantai marmer yang mengilap, sementara suara musik lembut mengalun dari speaker di langit-langit, menciptakan suasana nyaman yang langsung membuat Oliv tersenyum lebar.

"Wow, ini besar banget," gumam Oliv, matanya berkilau melihat deretan toko brand terkenal berjajar rapi di kanan dan kiri.

Erik yang berjalan di sampingnya hanya tertawa kecil, memasukkan tangan ke saku celananya. "Jangan langsung kalap, Liv. Kita belanja dulu atau makan dulu? "

"Tentu saja belanja kak, makan nanti setelah belanja" Jawabnya yang terus tersenyum.

Erik mengangguk santai. "Oke, kamu bebas pilih tempat. Tapi inget, jangan bilang sama Mark. Nanti dia itu iri! "

"Ok"

Oliv tertawa dan menarik tangan kakaknya ke arah eskalator. Mereka naik ke lantai dua di mana deretan kafe dan butik paling ramai berada.

Di sana, aroma kopi dan wangi parfum mahal bercampur jadi satu, menyambut mereka seperti dunia baru yang penuh kemungkinan.

"Aku mau ke toko sepatu dulu!" seru Oliv antusias. "Abis itu baru kita makan."

"Deal," jawab Erik sambil melirik sekeliling, berjaga-jaga. Meski suasana santai, naluri sebagai kakak tetap membuatnya waspada menjaga adiknya yang mulai asyik tenggelam dalam euforia belanja.

___

Kisah sebenarnya Oliv mendapatkan mobil kesayangan Mark bukan karena taruhan, tapi karena mamanya yang tidak suka melihat kelakuan Mark.

Yang membawa wanita ke rumah dan bukannya fokus belajar, malah pergi dengan mobil sportnya bersama teman wanitanya.

Sebagai hukumannya Mark harus menyerahkan mobil pemberian mamanya pada Oliv, sejak saat itu Mark tidak suka dengan Oliv dan selalu berkata sinis dengan adiknya.

Tapi sekarang berubah, dan Evelyn yang membuat perubahan itu pada cerita hidup Oliv si pendiam dan sekarang dirinya menikmati menjadi Oliv pemeran pendukung itu.

Setelah selesai berbelanja, sore itu Erik menoleh pada adiknya dan berkata, “Tunggu di pintu depan, ya. Aku ambil mobil dulu.”

Oliv mengangguk sambil memeluk tas belanjaan mereka, Erik lalu meminta tas belanja yang dipegang Oliv.

"Mana tasnya, biar kakak yang bawa! "

"Ini" Jawab Oliv sambil menyerahkan tas yang ia pegang.

Oliv yang melihat suasana pusat perbelanjaan hari itu ramai, parkiran tampak penuh sesak dengan kendaraan yang lalu-lalang.

Erik tahu akan butuh waktu untuk keluar dari area parkir, apalagi saat jam pulang kantor dan akhir pekan bertemu di satu waktu.

Oliv berdiri di tepi trotoar depan lobi utama, matanya mengikuti cahaya lampu-lampu kendaraan yang mulai menyala.

Angin sore meniup lembut rambutnya saat ia sesekali menengok ke arah jalan, menanti mobil Erik muncul di antara antrean panjang kendaraan yang perlahan merayap keluar dari parkiran bawah tanah.

Tak jauh dari tempat Oliv berdiri menunggu, di sebuah kafe bergaya modern di sudut pusat perbelanjaan, tiga siswa pria dari sekolahnya sedang duduk santai menikmati sore itu.

Mereka dikenal sebagai 3T sebutan tak resmi yang melekat pada Damian, Owen, dan Leo karena ketampanan dan karisma mereka yang selalu mencuri perhatian.

Bahkan mereka bertiga berada di luar sekolah, wanita di kafe itu memperhatikan mereka.

Bahkan ada yang berani meminta nomer salah satu dari mereka, tapi hanya Damian yang ramah pada gadis yang ingin berkenalan dengan mereka bertiga.

Leo dan Owen duduk santai, mereka tidak tertarik dengan gadis yang mau berkenalan dengan mereka .

Kalau Leo masih ramah, tapi berbeda dengan Owen ia menolaknya dengan kasar membuat para gadis ketakutan.

Setelah Damian berhasil mengatasi gadis-gadis itu, Damian kembali duduk ke kursinya.

Lalu ia melihat kue coklatnya tinggal setengah, ia menjadi kesal.

"Siapa diantara kalian memakan kue ku? "

Leo dan Owen tidak memperdulikan pertanyaan Damian, mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri-sendiri.

Brak

Suara Damian memukul meja didepan nya, dengan keras sehingga membuat mereka berdua menoleh pada Damian.

"Kamu ini..! " Ucap Leo.

"Ngak usah pakai pukul meja bisa kan? " Ucap Owen dengan nada sinisnya.

"Kalian ini tidak memperhatikan ku, aku tanya siapa yang menghabiskan kue ku? "

Leo lalu menunjuk kearah Owen si usil, "Memangnya kenapa kalau aku?. Aku hanya mencoba sedikit saja, ternyata enak juga! " Jawab Owen sinis.

"Dasar omlet! " Ejek Damian.

"Kau berani menyebutku kayak si bakpao! "Ucapnya yang marah.

" Kenapa, kamu kesal atau itu panggilan sayang kalian berdua?, jadi aku tidak boleh pakai! "Ledek Damian sambil tersenyum.

Owen yang mau memukul Damian, di lerai oleh Leo.

" Sudah hentikan!, kalian berdua tidak malu dilihat orang-orang disini. Jika mau berkelahi, aku mau pulang saja! "

Leo yang hendak pergi, lalu ditarik oleh Damian. "Jangan pergi!, aku tidak mau berduaan dengan tukang marah."

"Siapa yang kamu sebut.. " Ucapan Owen yang kesal terputus oleh ucapan Leo.

"Sudah Owen, kamu yang salah!. Sana minta maaf, kalian ini seperti anak kecil saja. Sana baikan! . "

Akhirnya mereka berdua pun berdamai, suasana kembali mencair.

Pertengkaran kecil antara mereka bertiga memang sudah biasa, karena pertemanan mereka terjalin dari kecil.

Karena kedua orang tua mereka juga berteman akrab, dengan sikap yang berbeda-beda membuat pertemanan antara mereka harmonis.

Damian, si play boy yang ceria,Owen,si bandel dan tukang marah tapi berhati lembut. Sementara Leo, si pria sempurna yang menghangatkan pertemanan mereka.

Mereka bertiga tidak menyadari kalau, Oliv berdiri di luar dan mungkin mereka juga tidak mengenali Oliv yang sudah banyak berubah setelah liburan kenaikan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!