When The Webtoon Comes Alive
'Kapan kamarku seterang ini?, dan bau apa yang menusuk ini aromanya seperti susu? 'Pikirku.
Sinar matahari siang itu menusuk tajam, membuat mataku silau saat perlahan terbuka. Aku menahan sinar matahari dengan tanganku dan angin lembut menyapu wajahku, membawa aroma semen panas dan... susu tercium kuat?
Tubuhku menggigil. Aku berdiri di atas atap sekolah sendirian.
'Aku ada dimana?, bagaimana bisa...? ', pikirku.
Mataku melihat jelas kearah bawah,di bawah sana, kerumunan siswa mulai berteriak panik.
"Turun, Olivia!"
"Kamu gila ya?!"
"Panggil guru, cepat!"
Olivia?
"Aku!! " Ucapku yang binggung.
Aku menoleh, bingung. Siapa Olivia?
Aku menatap ke bawah. Puluhan wajah mendongak ke arahku, sebagian menjerit, sebagian merekamku dengan ponsel.
Aku gemetar, mundur setapak demi setapak dan saat itulah aku melihat pantulan diriku di kaca jendela lantai samping aku berdiri.
Tubuh itu... bukan aku.
Gadis dengan perut besar, wajah bulat penuh bintik kecil, dan kacamata bulat seperti tutup botol itu...
Sepertinya aku familiar dengan penampilan ini?
Benar ini Olivia, karakter webtoon-ku.
Karakter yang kusebut sebagai pemeran pendukung, yang kuciptakan hanya untuk ditertawakan.
Darahku berdesir. Aku menunduk ke tubuhku sendiri. Tangan gempal, kaki besar, seragam asing dengan lambang "Red High" di dada kiri sekolah fiksi yang selama ini hanya ada dalam pikiranku.
"Ini... tidak mungkin…" bisikku, napas tercekat.
"Bukankah aku berada dikamar bagaimana bisa berada disini? " Ucapku.
Aku adalah Evelyn carter, penulis penyendiri yang hidup di apartemen sempit yang baru saja menyelesaikan naskah bab 47 Kesatria Cinta.
Aku duduk di kamar, dikelilingi bungkus mie instan dan laptop rusak yang selalu kubentak karena nge-lag. Tapi sekarang...
Aku ada di dunia yang kutulis.
Lebih buruk lagi,aku terperangkap dalam tubuh Olivia morgan.
Gadis yang selalu jadi bahan olok-olok, dan juga sahabat satu nasib dari pemeran wanita bernama Luna.
"Jika aku benar didalam webtoon ku, dan sekarang aku berdiri diatas atap gedung sekolah itu berarti. Sekarang aku ada di bab 4,dimana Olivia yang bermaksud mengakhiri hidupnya karena tidak tahan dengan sikap teman-temannya yang membullynya dan setelah itu Luna datang kemari untuk menghentikan niat sahabatnya itu.. "Ucap Olivia yang berusaha untuk mengingat bab yang ia tulis.
Sebelum Olivia menyelesaikan ucapan nya, tiba-tiba, suara berderit keras terdengar dari belakangku.
Pintu atap terbuka.
Seorang gadis berlari masuk, rambut hitam kecokelatannya menari tertiup angin. Nafasnya terengah, wajahnya panik, matanya basah.
"Olivia!" teriaknya. “Jangan lakukan ini, tolong...”
Aku mematung.
Luna julia.
Pemeran utama perempuanku. Sahabat Olivia. Gadis beasiswa dari keluarga miskin yang tinggal di gang belakang terminal. Wajahnya cantik tanpa riasan, kulitnya bersih meski bajunya selalu lusuh. Dan meskipun ia lahir dari kekurangan, hati Luna selalu penuh kehangatan. Ia lembut, penyayang… dan satu-satunya orang yang tidak pernah membenci Olivia.
Justru karena itu mereka dibenci.
Luna dibenci karena terlalu cantik untuk gadis miskin.
Olivia dibenci karena terlalu jelek untuk jadi kaya.
Olivia pun syok hanya termenung melihat tokoh yang ia ciptakan berdiri didepannya sekarang, wajah sempurna dan sikap setia kawan tergambar dalam karakter nya.
Luna memandang Olivia dengan ketulusan. "Turun dulu, jangan seperti ini! " Sambil mengulurkan kedua tangannya kearah Olivia.
Olivia tidak percaya tokoh utama wanita tergambar jelas dan nyata didepannya, ia memandang tangan Luna seakan tidak percaya yang ia lihat.
Dengan ragu-ragu ia memegang uluran tangan Luna.
'Ya Tuhan, ini benar-benar bisa aku sentuh dan ini nyata', pikir Evelyn.
"Iya Oliv, ayo kita turun dan bicarakan semua ini. Jangan gegabah mengambil keputusan! " Ucap Luna dengan lembut.
Rasa hangat genggaman tangan Luna terasa, setelah Olivia turun dari atap Luna langsung memeluknya dengan erat.
"Terimakasih.. " Ucapnya berulang kali.
Olivia masih tidak percaya bisa memeluk karakter dalam webtoon nya, dan mereka berdua menangis dalam pelukan persahabatan.
Olivia dan Luna perlahan melangkah turun dari atap sekolah. Mereka berjalan berdampingan, diam namun saling menguatkan. Setiap langkah terasa berat bagi Olivia, seolah-olah dinding sekolah ini menyimpan bayangan kelam dari masa lalunya.
Matanya menyapu seluruh lorong wajah-wajah asing namun familiar. Tawa, bisikan, dan sorot mata yang menusuk seperti pantulan masa SMA-nya dulu. Luka-luka lama yang belum sembuh kembali menganga.
Seharusnya aku tidak membuat cerita seperti ini!, menyebalkan sekali!, pikir Evelyn.
"Gendut bikin ulah lagi."
"Dasar cari perhatian."
"Kalau aku jadi si gendut,lebih baik terjun dari atap dari pada masih hidup. "
"Benar, mungkin tidak akan langsung mati karena lemak tubuhnya yang melindunginya. "
Ha..
Bisikan-bisikan dan tawa itu menyelinap ke telinga Olivia, membuat langkahnya hampir goyah. Namun tangan Luna yang hangat menggenggamnya erat. Kehangatan yang nyata, bukan imajinasi.
Luna tak berkata apa-apa. Tapi genggamannya seolah berbisik, “Aku di sini.”
Saat Olivia menoleh, ia menemukan sepasang mata yang tak menghakimi. Mata yang membuatnya merasa tak lagi sendiri. Luna adalah sahabat yang dulu hanya bisa ia bayangkan yaitu teman yang tak lari saat dunia mulai menghujat.
Namun kebersamaan mereka tak berlangsung lama. Seorang guru memanggil Olivia, ekspresinya penuh kemarahan.
"Ikut saya ke ruang guru sekarang."
Luna menatapnya khawatir. Olivia hanya mengangguk, memberi isyarat bahwa ia bisa mengatasinya. Tapi dalam hati, ia tak yakin.
Di ruang guru, Olivia dihujani amarah.
"Apa kamu pikir sekolah ini tempatmu bermain drama?"
"Perilaku kamu tadi sangat memalukan. Saya akan memanggil orang tuamu."
Olivia tersentak. "T-tolong jangan, Bu... Saya janji tidak akan mengulanginya lagi. Tolong jangan hubungi keluarga saya."
Lanjut Olivia, "Ibu tahu sendiri, betapa sibuknya orang tua saya. Mereka jika tahu akan membuat masalah mereka akan mengirim ku ke Afrika."
Sang guru menatapnya dalam. Ada jeda yang panjang sebelum akhirnya beliau berkata,
"Baik. Tapi kamu harus bertanggung jawab. Tulis surat permintaan maaf sebanyak seratus lembar. Kumpulkan besok."
"Baik bu. "
Dengan kepala tertunduk, Olivia keluar dari ruangan itu. Jantungnya masih berdebar. Tapi saat melihat Luna berdiri di luar, menunggunya tanpa pergi, hatinya terasa lebih ringan.
"Seratus surat?" Luna mengerutkan kening.
Olivia hanya mengangguk, berusaha tersenyum.
"Lebih baik daripada membuat orang tuaku tahu."
Lalu mereka kembali ke kelas, dan seperti yang sudah diduga Olivia dengan tatapan-tatapan menyakitkan kembali menyambutnya. Cibiran diam, ejekan terselubung, dan tawa kecil yang membuat kepalanya ingin ditundukkan selamanya.
Ia membencinya.
Tapi tiba-tiba, suasana kelas berubah. Langkah seseorang terdengar mendekat. Semua mata menoleh saat seorang siswa berdiri dari mejanya dan menghampiri mereka.
Leo Hart.
Pewaris keluarga Hart, yang merupakan keluarga kekayaannya urutan nomer satu. Memiliki EQ diatas rata-rata, bisa berbicara dalam empat bahasa asing.
Ketua kelas yang karismatik. Tokoh utama pria dalam webtoon “Kesatria Cinta.” Tinggi, tampan, dan selalu tampak sempurna. Ia bukan hanya ketua kelas,tapi ia juga pasangan sempurna dari tokoh utama wanita Luna.
Leo berjalan mantap ke arah mereka. Olivia merasa tubuhnya menegang, pikirannya dipenuhi kemungkinan terburuk. Tapi suara Leo terdengar tenang.
"Apa kalian baik-baik saja?" tanyanya, menatap mereka berdua.
Namun Olivia tahu,tatapan itu bukan untuknya. Leo hanya meliriknya sekilas, lalu pandangannya beralih pada Luna. Hangat, khawatir... dan perhatian.
Luna menjawab sopan, "Kami baik-baik saja. Terima kasih, Leo."
Leo mengangguk, lalu kembali ke tempat duduknya.
Namun bisikan kembali mengalir di kelas.
"Kenapa Leo bicara sama Olivia?"
"Dia cuma numpang deket sama Luna."
"Oliv itu bawahan nya Luna!. "
Mereka pun menertawakan Olivia, yang membuatnya mengepalkan tangan mereka.
Sambil menatap tajam kearah mereka, ini sudah tidak bisa dibiarkan, aku yang pencipta kalian tapi kalian malah menghinaku habis-habisan!, pikir Evelyn.
Amarah Evelyn pun memucat, dengan hinaan dari tokoh yang ia buat.Apa yang akan dilakukan Evelyn selanjutnya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments