Siapa bilang mertua selalu identik dengan kata menindas dan kejam pada menantu, serta tak pernah akur?
Ini tidak terjadi pada Embun, seorang wanita lembut dan berbakti pada mertua setelah menikah dengan laki-laki bernama Gio. Tapi sayang beribu sayang. Hidup tak pernah sempurna, bukan?
Embun mendapatkan mertua luar biasa yang banyak di impikan para menantu, sayangnya ia malah mendapatkan suami pengkhianat.
Untungnya, mertuanya lebih membela Embun sebagai menantu dan memberi pelajaran pada putra kandung mereka sendiri. Namun, kejutan dari sang mertua membuat Embun tak bisa berkata-kata. Kedua mertuanya malah menjodohkan Embun dengan pria pilihan mereka, padahal ketuk palu perceraian belum terlaksana.
Apa yang terjadi selanjutnya, apa Embun menerima kehadiran pria baru pilihan mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter - 08.
Keheningan tercipta setelah kabar mengejutkan tentang Embun, namun dengan cepat Mama Hana kembali mengatasi situasi.
“Ayo lanjut makan, Adam... biarkan Embun mengambil makanan nya sendiri.“ Ujar Mama Hana.
Di tengah rasa terkejut nya, Gio pun memaksakan dirinya makan. Meski sepanjang makan malam, ia terus melirik ke arah Embun yang duduk di seberang nya.
“Mas, kamu bahagia Embun hamil anakmu?“ tanya Elsa memancing.
“Kenapa emangnya?“ jawab Gio dengan cuek.
“Kalau kamu mau anak, aku janji nggak akan gugurin anak ini asal kamu secepatnya menyelesaikan perceraian mu dengan Embun.“ Elsa langsung menyusun siasat, dia tak ingin kalah oleh Embun karena rivalnya juga tengah mengandung.
Sontak Gio menoleh ke arah Elsa, sorot matanya dipenuhi keraguan. “Bukannya kamu nggak mu punya anak karena takut tubuh mu rusak dan hidup dan karirmu keganggu? Kenapa berubah pikiran setelah tau Embun juga hamil?“
“Aku hanya ingin membahagiakan mu, kalau emang kamu bisa bahagia karena punya anak... masalah tubuhku bisa aku rawat nantinya. Aku juga bisa berhenti kerja untuk sementara saat aku hamil, setelah anak ini lahir aku bisa menjadi wanita karir lagi.“
Setelah aku menghilangkan kegelisahan Mas Gio karena Embun hamil, aku akan menggugurkan anak ini lalu pura-pura keguguran!
“Baiklah, sepertinya aku memang mau punya anak. Kalau kamu mau pertahankan anak ini, aku akan melakukan semua keinginan mu.“
“Termasuk mengambil hak mu dari orang tua mu?“ tanya Elsa.
“Tentu saja, aku akan mengambil hak ku. Embun hanya menantu, aku yang lebih berhak atas semua harta orang tuaku. Apalagi dengan adanya anak ini... dia juga cucu orang tuaku. Mama sama Papa nggak akan tega sama kamu, kalau tau kamu lagi hamil kayak Embun.“
Tapi aku nggak mau anak ini, tapi kalau demi menguras seluruh kekayaan lalu orang tua Mas Gio jatuh miskin dan dendam ibuku yang dulu ditinggalkan menikah oleh Om Hendra demi Tante Hana akan terbalaskan... aku akan pertahanin anak ini!
Keduanya saling berbisik, lalu ketegangan di tubuh Gio pun mengendur setelah ia yakin Elsa akan mempertahankan anak mereka.
Acara makan malam pun selesai, saat Adam ingin bicara dengan Embun dia malah di dekati oleh Dokter Anggun.
Dokter Anggun bukan tidak mengerti, malam itu perhatian Adam sepenuhnya tertuju pada Embun. Awal datang ia belum begitu mengerti kenapa Adam terlalu perhatian pada Embun, tapi saat Mama Hana mengumumkan jika Embun telah bercerai dari suaminya, baru lah Dokter Anggun mengerti jika Adam tengah memendam rasa pada Embun.
Sebagai wanita yang dua tahun ini terus gencar mendekati Adam, tentu saja Dokter Anggun tidak bisa menerima begitu saja perhatian Adam malah tertuju pada wanita lain.
“Mas, boleh aku bicara sebentar.“ Cegat Anggun saat ia melihat Adam akan mengikuti Embun.
“Maaf Dokter Anggun, aku masih ada urusan.“ Nada suara Adam terdengar tak bersahabat seperti biasanya, meski Adam selalu memperlakukan nya sebagai rekan sesama medis, namun biasanya Adam berbicara ramah.
Kini Anggun merasakan sepertinya Adam menghindarinya dengan bersikap dingin, akhirnya Anggun tersenyum pahit. “Silahkan, aku tak menganggu lagi. Tapi Mas Adam, haruskah aku menyerah akan dirimu?“
“Apa maksud mu?“
“Bohong kalau kamu nggak pernah merasakan aku selalu mendekati mu dan memberi perhatian lebih padamu setiap kita bertemu. Kamu bukan pria polos dan tak mengerti kalau aku menyukai mu, bahkan aku sudah mencintai mu. Meski kamu selalu berusaha bersikap formal padaku, tapi aku tak pernah menyerah mengejar mu. Apa kali ini... aku benar-benar harus menyerah?“ Mata cantik Anggun begitu tampak menyedihkan, dia tahu jawaban Adam namun ia harus menegaskan lagi perasaan Adam padanya.
Anggun bukan wanita yang tidak tahu malu dan tidak tahu diri, dia di didik sebagai wanita bermartabat yang turun temurun berasal dari keluarga Dokter. Anggun berbeda dengan Elsa, dia tak akan menggenggam sesuatu yang bukan miliknya. Jika Adam memang ditakdirkan bukan untuknya, Anggun tak akan memaksakan takdirnya.
“Maka lepaskan perasaan mu, maaf... Tapi aku tak bisa membalas perasaan mu padaku. Sudah sejak lama, aku mencintai seseorang.“ Jawab Adam dengan tegas, tak ada celah untuk membiarkan Anggun mengharapkan nya lagi.
“Apa wanita itu, Embun?“
“Ya.“ Jawab Adam dengan pasti.
“Kamu juga bersedia jadi Ayah dari bayi yang dikandung Embun, jika iya... sungguh besar cintamu.“
Namun Adam terdiam, dia bahkan belum memikirkan tentang bayi yang dikandung Embun. Sekarang dia hanya ingin bicara dengan Embun untuk memastikan lagi perasaanya.
Adam tak bicara lagi, dia pergi dari hadapan Anggun, sementara wanita dari kalangan medis itu hanya tersenyum kecut memandang kepergian Adam.
“Maaf Mas Adam, sebelum kamu bersama Embun sepertinya kesempatan ku masih ada. Tapi jika pilihan mu tetap pada Embun, aku akan mundur dan melepasmu tanpa keributan. Aku juga tak akan menganggu Embun... karena perasaan ku yang tak terbalas bukan salahnya.“ Anggun pun berbalik pergi, dia akan menemui Mama Hana karena dia diundang langsung oleh Mama Hana.
Saat Adam dan Anggun berbincang, tanpa mereka ketahui Elsa mendengarkan. Ia bersemangat, merasa mendapatkan rekan untuk menjatuhkan Embun.
“Rival Embun adalah rekan ku..." Elsa tersenyum menyeringai.
Embun sendirian berjalan menuju halaman belakang, disana banyak bunga yang ia tanam sendiri. Ia merasa sesak berada dalam satu meja bersama Gio, meskipun ia terlihat baik-baik saja di sepanjang acara makan malam namun nyatanya hatinya teramat sakit.
Ia bukan malaikat yang bisa dengan mudah memaafkan pengkhianatan Gio, tapi dia juga bukan manusia kuat yang bisa menahan rasa nyeri di hatinya saat melihat pria yang menjadi suaminya selama setahun ini begitu perhatian pada wanita lain.
Embun hanya menyesali kenapa ia pernah mencintai laki-laki sebejat Gio.
“Hidup telah mengajariku, bahwa aku tidak dapat mengendalikan kesetiaan seseorang. Tidak peduli seberapa baik aku kepada mereka, bukan berarti mereka akan memperlakukanku sama. Tidak peduli seberapa besar artinya bagiku... bukan berarti mereka akan sama menghargai ku. Kadang-kadang orang yang paling kita cintai, berubah menjadi orang yang paling tidak bisa kita percayai." Ujar seseorang.
Embun tertegun mendengar suara seseorang yang berdiri di belakang nya, ia berniat membalikkan tubuh untuk berhadapan dengan orang itu. Namun sebelum ia sempat berbalik, sebuah jas terlampir di bahunya.
“Udaranya dingin, kamu sedang hamil jangan sampai kamu sakit. Setidaknya jika tidak memikirkan dirimu sendiri, pikirkan anak dalam rahim mu. Tidak semua orang mempunyai kesempatan diberikan momongan, bahkan mereka harus berdarah-darah demi mendapatkan keturunan. Hargai apa yang sudah kau punya, jangan terlalu mengasihani diri hanya karena sebuah pengkhianatan.“
Tak sadar Embun tersenyum kecil, dia membalikkan tubuh. “Ini kali kedua, Anda menyampirkan jas Anda pada saya Tuan Raja. Terima kasih atas kata-kata Anda, itu sedikit meringankan masalah yang menghimmpiit dada saya."
“Mulailah cintai dirimu sendiri, jangan menjadikan kegagalan hubungan menjadi akhir dalam sebuah perjalanan.“ Raja kembali bicara, dia benar-benar terdengar sangat bijak.
“Anda sepertinya pernah mengalami apa yang sedang saya alami?“
“Sebuah pengalaman mengajarkan nya pada saya,“ jawaban tidak jelas namun Embun bisa mengerti jika Raja memang pernah mengalami hal yang sama dengan nya. Dikhianati dalam sebuah hubungan lalu sekarang pria itu sudah bisa move on dan melanjutkan perjalanan hidupnya.
“Aku di diagnosa sulit mempunyai anak, orang-orang bilang aku mandul. Aku pernah menikah selama 4 tahun, lalu aku ditinggalkan oleh mantan Istriku dengan alasan itu. Setelah kami berpisah... tak lama dia menikah lagi dan langsung mengandung. Aku sempat mengalami self-criticism, menyalahkan dan mengecam diriku sendiri atas ketidakmampuan ku. Aku melakukan konseling pada psikiater dan akhirnya aku mampu bangkit setelah menyadari jika apa yang menimpaku bukan sepenuhnya kesalahanku. Ini adalah ujian dan takdir dari Tuhan, dan aku tahu... Tuhan tak akan mengujiku diluar batas kemampuan ku.“
Embun tiba-tiba saja mengagumi pemikiran positif Raja, dia pun akan mulai melangkah maju dan tidak akan pernah memikirkan tentang kehidupan rumah tangganya selama setahun ini bersama Gio lagi.
.
.
.
Hayo masih Tim yang sama? 🫠
Karena gimanapun, Bram ayah kandung Embun kan? 😢
Inget yah Gio, nanti kalo anak mu dari Embun udah lahir, jangan mohon-mohon untuk bertemu dengannya... Aku ngga terima 🤭🙈